Hasil Analisa Data Partisipan

Seviria Marlina Panjaitan : Konflik Kehidupan Seorang Clubber Sebuah Tinjauan Studi Kasus, 2009 USU Repository © 2009

BAB IV HASIL ANALISA DATA

Pada bab ini akan diuraikan hasil analisa wawancara dalam bentuk narasi.

A. Bagaimana Konflik yang Dihadapi Seorang Clubber

1. Hasil Analisa Data Partisipan

Berkembang pesatnya dunia hiburan malam di Indonesia ditandai dengan hadirnya berbagai macam klub malam yang semakin menjamur, terutama di kota- kota besar di Indonesia. Dengan menjamurnya berbagai sarana dan fasilitas hiburan malam tersebut, menjamur juga segala bentuk aktivitas, kegiatan, dan bisnis dunia malam yang mendorong rasa ingin tahu partisipan untuk terjun ke dunia malam tersebut. Walaupun demikian, pada awalnya rasa ingin tahu dan rasa penasaran partisipan untuk mencoba clubbing masih dihadapkan dengan rasa penolakan di dalam dirinya, karenanya terjadilah konflik di dalam diri partisipan. Adanya dua daya yang saling bertentangan, yakni daya penolakan, takut, atau merasa berdosa di dalam diri partisipan harus dihadapkan dengan daya akan rasa ingin tahu atau penasaran di dalam dirinya. Disertai keinginan yang kuat untuk mencicipi berbagai rasa yang dapat partisipan temui di dalam dunia clubbing, adanya pengaruh teman-temannya, serta aroma materi yang sangat menjanjikan membuat partisipan menyampingkan konflik yang tetap ada dalam dirinya dan tetap berjalan dalam ketagihan dunia malam S. W1b. 126-132hal. 5; S. W1b. 184-186hal. 6-7; S. W1b. 188-190hal. 7; S. W1b. 193-196hal. 7. Seviria Marlina Panjaitan : Konflik Kehidupan Seorang Clubber Sebuah Tinjauan Studi Kasus, 2009 USU Repository © 2009 Berbagai masalah kemudian partisipan temui di saat ia menjalani hari- harinya sebagai seorang clubber. Salah satunya ialah, konflik yang ia hadapi dengan teman-temannya, tatkala ia merasa terpaksa mengikuti kemauan teman- temannya untuk melakukan hal yang tidak ia kehendaki, dan merasa terus dimanfaatkan oleh teman-temannya S. W1b. 260-281hal. 8-9; S. W1b. 291- 297hal. 9. Selain itu, partisipan juga kerapkali tetap merasa ada sebongkah penolakan di dalam jiwanya, namun ia masih tetap melaksanakan kegiatan-kegiatannya sebagai clubber dikarenakan masih dikuasai oleh kesenangan semu, dan juga merasa tidak ada yang tahu atau mengawasi perbuatannya Partisipan merasa di dalam dunia clubbing lah ia merasa lepas, tenang dan senang, serta terhindar dari stres, sehingga meski masih ada penolakan di jiwanya, ia tetap melakukannya S. W1b. 401-402hal. 11; S. W2b. 128-133hal.17; S. W3b. 94-97hal. 22; S. W3b. 104-112 hal. 22; S. W3b. 263-266hal. 25. Waktu terus berlalu, dan lama-kelamaan partisipanpun merasa bosan dan jenuh akan dunianya. Partisipan ingin berubah dari kesehariannya sebagai seorang clubber, namun masih susah untuk menolak hasratnya kembali kepada dunia malamnya. Ia masih susah menolak ajakan teman-temannya dan perkataan teman- temannya yang menganggapnya sombong dan munafik jika ia tidak menjalani kegiatan clubbing lagi. Partisipan juga masih merasa ketergantungan dengan materi yang bisa didapatnya dari bisnis dunia malam tersebut. Begitulah seterusnya, konflik di dalam dirinya berlangsung S. W4b. 68-70hal. 27; S. W4b. 94-98hal. 28; S. W4b. 132-147hal. 28-29. Seviria Marlina Panjaitan : Konflik Kehidupan Seorang Clubber Sebuah Tinjauan Studi Kasus, 2009 USU Repository © 2009 Partisipan ingin menjalin hubungan dengan seseorang, dengan lawan jenisnya. Ia ingin menjalin hubungan serius, berumah tangga, memiliki anak dan membentuk keluarga, seperti orang normal lainnya, namun partisipan masih merasakan konflik di dalam dirinya, karena ia takut untuk membeberkan masa- masa suramnya S. W2b. 158-162hal. 18.

B. Tipe-Tipe Konflik Apa yang Dihadapi Seorang Clubber