Perlindungan pekerja anak dalam proses pemeriksaan penuntutan

harus melimpahkan perkara pekerja anak tersebut ke Penuntut Umum. Berbagai persoalan yang dihadapi hukum tentang penahanan pada umumnya, memberikan arti kepada petugas penegak hukum untuk merumuskan secara transparan tentang masalah-masalah penahanan pekerja anak. Penahanan terhadap pekerja anak yang melakukan tindak pidana, juga berkenaan dengan batas waktu penahanan, ketentuan KUHAP telah merumuskan batas waktu penahanan yang sangat efektif untuk masa penahanan dalam pemeriksaan,penyidik, yaitu 20 hari dan perpanjangan lagi 20 hari. Hal ini berarti penahanan pekerja anak yang sesuai dengan Undang-undang Peradilan Anak hanya mengemukakan agar demi kepentingan hak-hak asasi anak dan perkembangan pendidikan anak maka pemeriksaan perkara tindak pidana anak ditetapkan uuntuk secepatnya dan diprioritaskan terlebih dahulu dari pemeriksaan lain dengan batas waktu penahanan paling lama 30 hari atau 1 satu bulan. Pekerja anak yang melakukan tindak pidana dan perbuatan yang dilarang oleh hukum, harus ditafsirkan sebagai ketidak mampuan akal pikiran, fisik adan atau moral dan mentalitas yang ada pada diri pekerja anak yang ditentukan pada nilai kodrat. Penahanan penyidik harus lebih diklasifikasikan kedudukan pekerja anakl yang terlibat tindak pidana. Untuk itu diperlukan penafsira untuk mengelompokkan perbuatan anak yang lebih trasparan dalam pengertian hukum. Kenyataan dimaksud untuk menghindari kesalahan pengkapan dan atau penahanan terhadap hak-hak pekerja anak.

C. Perlindungan pekerja anak dalam proses pemeriksaan penuntutan

Banyak sarjana hukum yang mengemukakan perbedaan pengertian penuntutan kepada umum. Karena terdapatnya pemahaman, tuntutan jaksa adalah kelajutan dari penyerahan berkas perkara kepada pihak kejaksaan. Untuk tidak membuat jurang perbedaan yang lebih mendasar tentang penuntutan khususnya penuntutan terhadap pekerja anak, terlebih dahulu harus dipahami tugas-tugas seorang jaksa. Kedudukan seorang jaksa dalam menjalankan tugas dalam penuntutan terhadap pekerja anak diartikan oleh undang-undang peradilan anak dengan mengelompokan secara umum, bahwa penuntutan yang dilakukan seorang jaksa hanya dilakukan kepada anak nakal. Pengertian anak nakal dimaksud ditujukan kepada pengelompokan tiap-tiap pekerja anak yang melakukan tindak pidana dan pelanggaran. Syarat-syarat seorang jaksa yang layak dan dapat ditugaskan untuk menangani pekerja anak yang melakukan tindak pidana, sebagai berikut: 1. penuntut umum yang ditetapkan berdasarka Surat Keputusan Jaksa Agung; 2. penuntut umum yang telah berpengalaman dalam menangani masalah tindak pidana yang dilakukan oleh orang dewasa. 3. penuntut umum yang mempunyai minat, perhatian, dedikasi dan memahami masalah anak; 4. dalam hal tertentu dapat ditugaskan kepada penuntut umum yang telah melakukan tugas penuntutan bagi tindak pidana yang dilakukan ileh orang dewasa. Kedudukan jaksa sebagai penuntut umum menjalankan tugasnya dalam perkara pekerja anak wajib dalam waktu secepatnya membuat surat dakwaan dan melakukan penahanan terhadap pekerja anak sebagai penahanan lanjutan selama 10 hari dan dapat diperpanjang selama 10 hari. Dalam jangka waktu 25 hari dakwaan penuntut umum terhadap pekerja anak yang melakukan tindak pipdana kejahatan sudah dilimpahkan ke pengadilan anak. Jaksa Penuntut Umum dianjurkan untuk mengenal dasr psikologi anak pada berbagai usia atau jenjang umur dari batas bawah 0 tahun sampai atas 18 tahun. Dimana dalam usia anak yang terkategori belum dewasa perlu dapat ketetapan hukum yang dapat melindungi hak pekerja anak dalam hubungan dengan penuntutan. Hak- hak pekerja anak yang perlu mendapat perhatian dalam proses penuntutan meliouti hak-hak sebagi berikut: 1. Menetapkan masa tahanan terhadap pekerja anak, Cuma pada sudut urgensi pemeriksaan; 2. Membuat dakwaan yang dimengerti oleh pekerja anak; 3. Secepatnya melimpahkan perkara ke pengadilan negeri; 4. Melaksanakan penetapan hakim dengan jiwa dan semangat pembinaan ataumengadakan rehabilitasi. Tindakan untuk memberikan terhadap pekerja anak sebagai terdakwa, dilakukan oleh jaksa berdasarkan pertimbangan yang yang ditetapkan oleh hukum, yaitu Surat Edaran Mahkamah Agung No. 3 Tahun 1959 tentang bagaimana memperlakukan system peradilan anak yang sebenarnya. dalam Surat Edaran Mahkamah Agung tersebut diatur mengenai sikap dan cara jaksa dalam melakukan tugas penuntutan terhadap anak yang menjadi seorang terdakwa, yaitu: 1. Jaksa dalam melaksanakan tugas pemeriksaan, pembacaan dakwaan dalam persidangan tidak diperbolehkan mengunakan toga atau pakaian-pakaian dinas masing-masing. 2. Kejaksaan harus menunjuk seorang jaksa khusus sebagai penuntut umum untuk perkara anak. 3. Surat dakwaan harus dibuat sederhana, agar tidak menyulitkan anak untuk memahami dan mengikuti tujuan persidangan. Perlindungan hak pekerja anak yang diketengahkan dari ketentuan tersebut menimbulkan hak-hak pekerja anak pada saat pemeriksaan di kejaksaan dan pembacaan dakwaan di depan pengadilan, akan menimbulkan hak-hak pekerja anak yang dilindungi oleh hukum sebagai berikut: 1. Hak untuk mendapat keringanan dari masa penahanan kajaksaan. 2. Hak untuk mengganti status penahanan dari penahanan Rumah Tahanan Negara menjadi berada dalam tahanan rumah atau tahanan kota. 3. Hak untuk mendapat perlindungan dari ancaman, penganiayaan, pemerasan dari pihak yang beracara. 4. Hak untuk mendapat fasilitas dalam rangka waktu pemeriksaan dan penuntutan. 5. Hak untuk didampingi oleh penasihat hukum.

D. Perlindungan pekerja anak dalam proses peradilan