Hasil Uji Asumsi Klasik

Untuk dapat lebih jelas mengenai pengujian ini, berikut ini akan diberikan pembahasan dengan menggunakan metode kuantitatif menggunakan program SPSS. 15 yaitu:

a. Hasil Uji Asumsi Klasik

1 Uji Normalitas Data Suatu data akan terdistribusi secara normal jika nilai probabilitas yang diharapkan adalah sama dengan nilai probabilitas pengamatan. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas Ghozali, 2005: 110. Hasil pengujian data penelitian ini dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut ini: Gambar 4.2 Grafik Normality probability Plot Observed Cum Prob 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 E x p e c te d C u m P ro b 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: Penerimaan Pajak Berdasarkan gambar 4.2 di atas terlihat bahwa penyebaran titik-titik berada tidak jauh di sekeliling garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa data yang digunakan sebagai bahan penelitian mendekati normal sehingga layak untuk diteliti H diterima dan H 1 ditolak. 2 Uji Multikolinearitas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen Ghozali, 2005:91. Jika terjadi korelasi, maka terdapat problem multikolinearitas atau multiko. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independennya. Multikolinearitas dapat dilihat dari 1 nilai tolerance TOL dan lawannya 2 Variant Inflation Factor VIF. Apabila Tolerance lebih dari 0.1 dan VIF kurang dari 10 maka tidak terjadi multikolinearitas. Tabel 4.3 Hasil Identifikasi uji Multikolineariti Collinearity Statistics Model Tolerance VIF .653 1.530 1 Contant Kepatuhan WP Hotel Kepatuhan Wp Restoran .653 1.530 a. Dependent Variable: Penerimaan Pajak Data di atas menunjukan masing-masing variabel memiliki VIF tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1. Maka dapat disimpulkan model regresi terbebas dari multikolinearitas atau H diterima dan H 1 ditolak. 3 Uji Heterokedasitas Uji ini dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika nilai variansnya tetap, maka disebut Homokedastisitas. Jika variansnya berbeda disebut heteroskedastisitas, dimana model regresi yang baik adalah tidak terjadinya heterokedasitas. Ghozali, 2005: 105 Gambar 4.3 Grafik Hasil Uji Heterokedasitas Regression Standardized Predicted Value 2 1 -1 -2 R e gr e s s ion S tude nt iz e d R e s idua l 2 1 -1 -2 -3 Scatterplot Dependent Variable: Penerimaan Pajak Gambar 4.3 menunjukkan titik data menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa model regresi penelitian ini tidak mengalami problem heteroskedasitas. Hal ini berarti pada penelitian ini H diterima dan H 1 ditolak. 4 Uji Autokorelasi Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah sebuah regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dan kesalahan pada periode t-1. Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem Autokorelasi. Tentu saja model regresi yang baik adalah yang bebas dari problem tersebut. Deteksi adanya Autokorelasi dengan menggunakan Durbin-Watson, dimana angka D-W dibawah -2 ada Autokorelasi positif, angka D-W diantara -2 sampai +2 tidak ada Autokorelasi, dan angka D-W di atas +2 berarti ada Autokorelasi negatif Santoso, 2002:219. Tabel 4.4 Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Durbin- Watson 1 .856 a .733 .674 1.095 Besarnya nilai Durbin-Watson pada Tabel 4.4 menunjukkan angka 1.095, yang berarti nilai yang dihasilkan berada pada interval antara -2 sampai dengan +2. Dapat disimpulkan bahwa model regresi ini bebas dari Autokorelasi .

b. Uji Hipotesis