Di wilayah Jawa Barat sebelum masuknya agama Islam, sudah berdiri Kondisi Masyarakat Jawa Barat sebelum masuknya Islam, dari segi bentuk

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Dengan memperhatikan seluruh pembahasan dalam karya tulis ilmiah ini, penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

8. Di wilayah Jawa Barat sebelum masuknya agama Islam, sudah berdiri

kerajaan-kerajaan Hindu yang kebanyakan wilayahnya kecil-kecil. Sistem pemerintahannya masih sederhana, kerajaan-kerajaan Hindu tersebut adalah : Kerajaan Salakanagara tahun 130-358 M. pusat kerajaannya dekat Muara sungai Citarum daerah RajatapuraPandeglang Raja yang terkenal adalah Dewawarman. Kerajaan Tarumanegara, tahun 358-669 M. pusat kerajaan diperkirakan dekat Muara sungai Citarum Prasaba di Sundapura Bekasi. Raja yang terkenal adalah Mulawarman. Kerajaan Kendan, tahun 526-612 M, pusat kerajaan di wilayah kecamatan Cicalengka. Raja yang terkenal adalah Prabu Resi Guru Manikmaya, menantu Suryawarman dari Raja Tarumanagara ke-VII. Kerajaan Galuh, tahun 612-852 M. pusat kerajaan di karang Kamulian Ciamis. Kerajaan Sunda, tahun 669-852 M. pusat kerajaan di pakuan Bogor, Raja yang terkenal adalah Prabu Tarusbawa Darmawaskita menantu dari Raja Linggawarman kerajaan Tarumanegara ke-12 atau terakhir. Kerajaan Kawali, tahun 1333-1475 M. pusat kerajaan di kawali, raja pertama Prabu Ajiguna Lingga Wisesa menantu dari Prabu lingga dewata raja sunda ke-28. Kerjaan Pajajaran, tahun 1482-1579 didirikan oleh Prabu Jayawidata. Pusat kerajaan di bagian hulu sungai ciliwung dekat prasasti batu tulis kota Madya Bogor. Raja yang terkenal adalah Sri Baduga Maha Raja atau terkenal dengan sebutan Prabu Siliawangi.

9. Kondisi Masyarakat Jawa Barat sebelum masuknya Islam, dari segi bentuk

kepercayaan adalah kepercayaan kepada Roh-Roh Nenek Moyang atau Anisme dan kepercayaan terhadap kekuatan Alam yang ada pada benda- benda atau Dinamisme. Seiring berjalannya waktu pengaruh Hindu di Jawa Barat begitu kuat, sehingga bentuk Kepercayaan Masyarakat Jawa Barat pun beralih kepada agama Hindu. Selanjutnya kondisi Masyarakat Jawa Barat dari bentuk sosial yakni, mereka menggantungkan kehidupannya dari Pertanian dan Perladangan. Selain Pertanian dan Perladangan, masyarakat Jawa Barat pra- Islam memiliki penghidupan lain yaitu Perniagaan atau Perdagangan melalui Pelabuhan, Hal tersebut terungkap dari keberadaan Masyarakat Sunda yang mengenal Dasa dan Calagra serta Beya Retribusi yang di pungut di tempat-tempat tertentu Pelabuhan, Muara Sungai,dan tempat-tempat Penyebrangan

10. Lapisan atau penggolongan Masyarakat Sunda pada Abad XV terdiri dari