Metodologi Penelitian Sistematika Penulisan

10 dan kata ganti nahnu, sedangkan objek sasaran taklif di dalamnya membahas nafs , dan Muhammad. Bab ketiga membahas seputar sistem makna taklif berkaitan dengan taklif dalam al-Quran dengan membaginya dalam beberapa pembahasan yaitu pembahasan seputar amal shalih, hak asuh anak, kadar nafkah bagi keluarga, harta anak yatim, dan pembahasan terakhir berkaitan dengan jihad fi sabilillah. Bab keempat penutup, yang berisi uraian penutup atas penelitian ini yang berupa kesimpulan dan saran-saran. 11

BAB II KLASIFIKASI PENYEBUTAN BERDASARKAN

SUBJEK DAN OBJEK TAKLIF

A. Subjek Pelaku Taklif

1. Term Allah SWT. Ayat-ayat menjelaskan bahwa konsep tentang Allah sebagai wujud tertinggi dan nama Allah itu sendiri sudah ada di Zaman Jahiliyah, bukan saja dikalangan Yahudi dan Nasrani melainkan dikalangan suku-suku Badui. Selain itu ada yang mengatakan apakah Lafadz Allah ها berasal dari perkataan orang Arab هلإا dimana huruf hamzah dibuang, dan huruf lam yang asli bertemu dengan huruf lam tambahan, lalu keduanya melebur menjadi satu kata dan jadilah lafadz Allah ها. 1 Di samping itu, kata itu sering terdapat dalam syair-syair dan juga nama- nama orang di zaman pra-Islam seperti Abdullah hamba Allah. suku-suku kafir tertentu mempercayai suatu Tuhan yang mereka namakan Allah, dan yang mereka percayai sebagai pencipta langit dan bumi dan pemegang pangkat tertinggi. Sebagaimana suku-suku yang lain bahwa orang Quraisy pun sebelum mengenal Islam dan terlebih setelah mengenalnya mempercayai Allah Tuhannya. Dengan demikian jelaslah bahwa konsepsi al-Quran tentang Allah tidak sepenuhnya baru, tetapi, ia mentransformasikan konsepsi jahiliyah sebelumnya. 1 Abu Jafar Muhammad bin Jarir ath-Thabari, Jakarta: Pustaka Azzam, 2007, jil-1., hal.209 12 Walau begitu konsep ketuhanannya berbeda, konsep jahiliyah tentang Allah mempunyai sekutu dan suatu objek pemujaan yang jauh, sedang dalam al-Quran Islam Allah tunggal tiada sekutu bagi-Nya, serta mendominasi setiap fase kehidupan manusia dari lahir hingga mati. Dalam al-Quran ketika menyebutkan nama Allah diharuskan adanya keterlibatan hati dan lisan di dalam rangka mengingat keagungan dan kebesaran Allah, serta nikmat-nikmat yang Allah berikan kepada hamba-hamba-Nya. Akan halnya menyebut nama Allah dengan lisan berarti mengucap Asmâ al Husnâ, sekaligus memuji dan merasakan syukur kepada Allah. juga berarti memohon pertolongan kepada Allah agar memberi kekuatan untuk melaksanakan perbuatan sesuai dengan ketentuan syariat. Sebab seluruh perbuatan yang tidak dimulai dengan menyebut nama Allah, berarti tidak diakui syariat. Kata Allah sendiri merupakan isim alam, khusus diberikan kepada yang wajib disembah secara benar. Nama ini tidak boleh digunakan untuk selain Allah. 2 Kata Allah merupakan nama Tuhan yang paling populer, setidaknya disebutkan lebih dari 2679 kali dalam al-Quran. Apabila anda berkata Allah, apa yang diungkapkan itu telah mencakup semua nama-nama-Nya yang lain, sedangkan bila mengucapkan nama-Nya yang lain misalnya ar-Ra ẖ îm atau sifat- sifat lain-Nya, maka Ia hanya menggambarkan sifat Rahmat atau sifat kepemilikan-Nya. Di sisi lain tidak satu pun dapat dinamai Allah, baik secara hakikat atau majaz, sedangkan sifat-sifat yang lain secara umum dapat dikatakan 2 Ahmad Mustafa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi Mesir: Mustafa al-Babi al-Halabi, 1974, juz-I., hal 33 13 bisa disandang oleh makhluk-makhluk-Nya. Secara tegas, Tuhan Yang Maha Esa itu sendiri yang menamai dirinya Allah. firman Allah:            هط ٠٢ : ٤١ Artinya: Sesungguhnya aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan yang hak selain Aku, Maka sembahlah aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat aku . QS. Thaha: 14 Selain itu Allah juga bertanya dalam al-Quran, Firman Allah:              ميرم ٤۹ : ٥٦ Artinya: Tuhan yang menguasai langit dan bumi dan apa-apa yang ada di antara keduanya, Maka sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beribadat kepada-Nya. Apakah kamu mengetahui ada seorang yang sama dengan Dia yang patut disembah. QS. Maryam: 65 Ayat ini dipahami oleh para pakar al-Quran bermakna apakah engkau mengetahui ada sesuatu yang bernama seperti nama ini? Atau apakah engkau mengetahui sesuatu yang berhak memperoleh keagungan dan kesempurnaan sebagaimana pemilik nama itu Allah? atau bermakna apakah engkau mengetahui ada nama yang lebih agung dari pada nama ini? Juga dapat berarti apakah kamu mengetahui ada sesuatu yang sama dengan Dia yang patut disembah? Pertanyaan-pertanyaan yang mengandung makna sanggahan ini, kesemuanya benar karena hanya Tuhan Yang Maha Esa yang wajib wujud-Nya itu yang berhak menyandang nama tersebut, sedangkan lain-Nya tidak ada bahkan tidak boleh. Selain itu kata Allah itu sendiri tidak terambil dari satu akar tertentu,