Keunggulan dan Kelemahan Usaha Kecil Menengah

35 Keterbatasan bahan baku dan input-input lain juga sering menjadi salah satu masalah serius bagi pertumbuhan output atau kelangsungan produksi bagi UKM di Indonesia. Terutama selama masa krisis, banyak sentra-sentra Usaha Kecil dan Menengah seperti sepatu dan produk- produk textile mengalami kesulitan mendapatkan bahan baku atau input lain karena harganya dalam rupiah menjadi sangat mahal akibat depresiasi nilai tukar terhadap dolar AS. e. Keterbatasan teknologi Berbeda dengan Negara-negara maju, UKM di Indonesia umumnya masih menggunakan teknologi tradisonal dalam bentuk mesin- mesin tua atau alat-alat produksi yang sifatnya manual. Keterbelakangan teknologi ini tidak hanya membuat rendahnya jumlah produksi dan efisiensi di dalam proses produksi, tetapi juga rendahnya kualitas produk yang dibuat serta kesanggupan bagi UKM di Indonesia untuk dapat bersaing di pasar global. Keterbatasan teknologi disebabkan oleh banyak faktor seperti keterbatasan modal investasi untuk membeli mesin-mesin baru, keterbatasan informasi mengenai perkembangan teknologi, dan keterbatasan sumber daya manusia yang dapat mengoperasikan mesin- mesin baru. 20 20 http:tariles41.blogspot.com201004keunggulan-dan-kelemahan-usaha-kecil.html 36 BAB III GAMBARAB UMUM TENTANG BAITUL MAL WATTAMWIL MASJID AL-AZHAR CABANG KUNCIRAN CILEDUG

A. Sejarah Berdirinya BMT

KS-BMT Masjid Al-Azhar Pasar Minggu berdiri pada tanggal 26 Agustus 1995 M 29 Rabiul Awal 1416 H, yang di resmikan oleh Bapak Aries Mufti, SE, SH. Direktur Operasonal Bank Muamalat Indonesia dan Bapak Camat Pasar Minggu yang dalam hal ini di wakili oleh Bapak. Drs. H. Moch. Syarif Hasan Wk. Pasar Minggu. Adapu para pendiri dan penggagas berdirinya KS-BMT Masjid Al-Azhar Pasar Minggu adalah dari pengurus dan pembina Masjid Al-Azhar Pasar Minggu yaitu Bapak. H. Moch. Ali Moe’is, Bapak DR. KH. Mas’ud Saiful Alam dan Bapak . Arifin yang di supervisi oleh praktisi BMI yaitu Bapak H. Aries Muftie, SE, SH dan Bapak Wiroso, serta mendapat dukungan dari seluruh jama’ah pengajian Majelis Ta’lim Al-Azhar Pasar Minggu. Pada awal operasinya September 1995 KS-BMT Masjid Al-Azhar hanya memiliki aset sebesar Rp. 34. 284. 950,- dengan modal dasar pendirian sebesar Rp. 19. 965. 000,- yang merupakan setoran modal awal dari para pemegang saham perdana, yaitu : 1. Bapak H. Moch. Ali Moe’is Rp. 12. 965.000,- 2. Bapak Arifin QQ-Kas Masjid Al-Azhar Rp. 3.500.000,- 37 3. Bapak A. Aziz Lutfi Rp. 3. 500.000,- Pada saai itu BMT Masjid Al-Azhar belum memiliki badan hukum yang resmi, hanya berbentuk Kelompok Swadaya Masyarakat KSM di bawah binaan PINBUK yaitu sebuh LPSM yang di bentuk oleh BMI, MUI dan ICMI yang mana lembaga ini di tunjuk untuk membina dan mengawasi BMT-BMT di Indonesia. Hal ini berdasarkan hasil kerjasama antara Bank Indonesia BI dengan PINBUK yang tertuang dalam MOU No. 003MOUPHBKVIII95 tertanggal 27 September 1995 dan di dukung dalam Program Gerakan BMT Nasional yang di canangkan oleh Presiden Republik Indonesia saat ini Bapak Soeharto tanggal 7 Desember 1995. Dengan demikian KS-BMT Masjid Al-Azhar beroperasi atas dasar izin operasi yang diberikan oleh lembaga tersebut di atas pada awal tahun 1996, dengan sertifikat operasi No. 0903004PINBUKIV96 yang di perpanjang setiap 6 Enam Bulan sekali. Kemudian dengan seiring perkembangan KS- BMT Masjid Al-Azhar dan situasi Politik di Indonesia, yang mana berpengaruh pada sistem perundang-undangan di Indonesia khususnya perubahan Undang-Undang tentang Perbankan dan Undang-Undang tentang per-Koperasian, yang mana perubahan kedua Undang-Undang tersebut lebih memberi peluang dan fasilitas untuk beroperasinya lembaga Perbankan Syari’ah dan koperasi dengan sistem syari’ah. Dengan melihat hal tersebut maka sejak miladnya yang ke-4 tepatnya bulan Sptember 1999 manajemen KS-BMT Masjid Al-Azhar merubah status Badan Hukum BMT Masjid Al- Azhar, dari bentuk KSM-PHBK menjadi ber badan Hukum Koperasi Syariah 38 dengan No. 357BHKDK. 9. 4IX1999 tertanggal 14 September 1999, dengan sedikit perubahan nama yang terdaftar dal Lembaran Negara Republik Indonesia melalui Depkop dan PKM menjadi “BMT MASJID AL-AZHAR”. Hal ini di lakukan atas dasar demi melindungi keberadaan BMT dari segi hukum positif yang berlaku di Indonesia, dan juga secara eksplisit sudah mendapat persetujuan pada rapat Tahunan Anggota tetap Pemegang Saham KS-BMT Masjid Al-Azhar pada tanggal 18 Juli 1999 yang tertuang dalam notulen Rapat Nomor : 03NR-RTATVII99 tertanggal 20 Juli 1999. 29

B. Visi, Misi BMT

1. Visi BMT Mewujudkan kualitas masyarakat di sekitar BMT yang selamat, damai dan sejahtera dengan mengembangkanlembaga dan usaha BMT dan POKUSMA yang maju berkembang, terpercaya, aman, nyaman, transparan, dan berkehati-hatian. 30 2. Misi BMT Untuk turut berperan serta dalam menunjang ekonomi umat, terutma melalui upaya peningkatan peranan pengusaha kecil dan menengah Muslim dalam perekonomian, dan memaksimalkan nilai ekonomi BMT untuk para anggotanya, tanpa melupakan tanggung jawab sosialnya dengna syari’at Islam. Untuk mencapai misinya BMT Masjid Al-azhar akan selalu berusaha untuk menciptakan dan menyediakan pelayanan dan 29 Laporan Tahunan 2009, BMT Masjid Al-Azhar, h, 1 30 M. Amin Aziz, Buku Saku, Loc, Cit.