Sistematika Penulisan Peran BMT masjid al-azhar cabang Kunciran ciledug dalam mengembangkan produktivitas usaha kecil menengah

12 harapan-harapan yang dikenakan pada individu yang menempati kedudukan sosial tertentu 2 . Harapan–harapan tersebut masih menurut David Berry, merupakan pertimbangan dari norma-norma sosial oleh karena itu dapat dikatakan peranan itu ditentukan oleh norma-norma di dalam masyarakat, artinya seseorang diwajibkan untuk melakukan hal-hal yang diharapkan oleh masyarakat di dalam pekerjaannya dan dalam pekerjaan-pekerjaan lainnya. Sarlito Wirawan Sarwono pun mengemukakan hal yang sama bahwa harapan tentang peran adalah harapan- harapan orang lain pada umumnya tentang prilaku-prilaku yang pantas, yang seyogyanya ditentukan oleh seseorang yang mempunyai peran tertentu. 3 Peran sangat menentukan kelompok sosial masyarakat, dalam artian diharapkan masing-masing dari sosial masyarakat yang berkaitan agar menjalankan perannya yaitu menjalankan hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukan dalam masyarakat lingkungan. Jadi seseorang menduduki suatu posisi dalam masyarakat serta menjalankan suatu peran. 4 2 N. Grass W. S. Masson and A. W. Mc eachen, Eksploration Role Analisi,dalam David Berry, Pokok-pokok Pikiran dalam Sosiologi, Jakarta : Raja Grapindo Persada, 1995, cet. Ke-3, h. 99 3 Sarlito Wirawan Sarwono, Teori-teori Psikologi sosial, Jakarta : Rajawali, 1984 cet ke-1, h.235 4 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2002, cet. Ke-34, h. 243 13 Dari penjelasan tersebut di atas terlihat suatu gambaran bahwa yang dimaksud peran merupakan kewajiban-kewajiban dan keharusan- keharusan yang dilakukan seseorang karena kedudukannya di dalam status tertentu dalam suatu masyarakat atau lingkungan dimana dia berada.

B. Baitul Maal Wattanwil BMT 1. Pengertian Baitul Maal Wattamwil

Istilah” Baitul Maal Wattamwil” BMT berasal dari penggabungan 3 unsur kata, yaitu “Bait” rumah, “Maal” harta, dan “tamwil” harta. Ditinjau dari sudut gaya bahasa, istilah “bait” tergolong kategori makna konotatif, dan konotatif dari penggunaan istilah “bait” adalah lembaga keuangan semacam perbankan. Sementara istilah “Maal” dan ‘Tamwil”sama-sama bermakna harta. Perbedaan keduanya terletak pada sumber dan penggunaan harta yang diperoleh. Jika harta diperoleh dari pengumpulan dana zakat, infak, shadaqah, wakaf, hibah, dan hadiah, maka dikategorikan sebagai baitul mal. Oleh karenanya penggunaan harta wajib bersifat nirlaba. Sebaliknya, jika pengumpulan data diperoleh melalui simpanan masyarakat, atau usaha-usaha lain yang bersifat bisnis, maka dikategorikan sebagai baitul tamwil. Oleh karenanya penggunaan harta pun bersifat untuk pembiyaan yang memungkinkan mendatangkan keuntungan. Dengan demikian baitul maal wattanwil kiranya dapat dimaknai sebagai lembaga keungan semacam bank yang bergerak pada sektor nirlaba selaligus sektor bisnis, dan dalam menjalankan segala sesuatunya berlandaskan pada syariah.