Potensi BMT Masjid Al-Azhar dalam mngembangan UKM

53 seperti BPRS yang dapat dimanfaatkan bagi pengembangan perekonomian masyarakat. Dan berikut ini penulis akan memaparkan beberapa hal mengenai potensi yang dimiliki BMT Masjid Al-Azhar : 1. Dilihat dari infrastruktur yang dimiliki BMT Masjid Al-Azhar, Penulis dapat menyimpulkan bahwa dari sisi ini BMT ini masih tergolong sederhana, hal ini dapat dilihat dari kepemilikan infentaris yang ada seperti komputer, telepon berikut peralatan lainnya hanya berjumlah beberapa unit saja. Dan bangunan yang digunakan sebagai kantor pun masih menyewa. 2. Dilihat dari lokasi, BMT Masjid Al-Azhar cukup strategis karena didukung dengan lokasi pasar tradisional yang berada disekitar BMT ini. Hal ini akan memudahkan BMT dalam mengembangkan UKM. Dengan demikian luasnya anggota masyarakat yang memanfaatkan jasa BMT, maka di butuhkan profesionalisme yang tinggi dalam operasionalisasinya, sehingga BMT dengan masyarakat dapat menggunakan kelangsungan hubungan yang saling menguntungkan dan hubungan jangka panjang dan terjalin lebih positif guna untuk mengembangkan usaha kecil dan menengah dan mampu menyerap potensi sumberdaya yang tersedia di masyarakat secara swadaya dan hasilnya ditujukan untuk kemakmuran seluruh anggota masyarakat, bukan untuk orang-orang atau kelompok tertentu. Program pemberdayaan ekonomi rakyat dilakukan khususnya pada Koperasi, BPRS, BMT, Usaha Kecil dan Menengah sehingga mampu berkembang 54 menjadi usaha yang tangguh, mandiri dan memperkuat struktur Perokonomian Nasional. Hal ini dilakukan mengingat lemahnya mereka mengakses dan memperluas pasar, pemupukan modal, pemanfaatan informasi dan teknoligi kurang mampu membentuk Organisasi dan managemen serta dalam pembentukan jaringan usaha. Permasalahan dari kelemahan ini perlu terus dibenahi agar dapat bersaing untuk menghadapi tantangan yang lebih berat di Era Globalisasi. Program pemberdayaan Ekonomi Rakyat secara mendasar diupayakan secara bertahap sesuai dengan permasalahan yang dihadapi. Sistem dan praktek ekonomi yang berlaku di masyarakat sering kali tidak sejalan dengan prinsip prinsip ekonomi yang berkeadilan yang menaruh perhatian pada kepentingan kesejahteraan rakyat kecil. Penerapan kekayaan oleh sekelompok kecil orang dipandang wajar dan sah. Padahal sebaliknya dalam ajaran islam penumpukan kekayaan secara berlebihan adalah terlarang, bahkan diharamkan sebab sangat jauh dari prinsip keadilan. Kenyataan seperti itu telah lama berjalan dalam masyarakat, selama itu pula kita umat isalam merindukan berlakunya sistem ekonomi yang menjamin pemerataan ekonomi, kesejahteraan dan keadilan sosial. Berkembangnya usaha-usaha untuk mengatasi kesulitan pengusaha kecil yang jumlahnya puluhan juta umat baik dipedesaan maupun diperkotaan telah sering kali dilakukan, baik oleh pihak pemerintah maupun institusi swasta. Munculnya lembaga-lembaga keunagna mikro semacam BMT yang mencoba mendorong tumbuhnya kegiatan usaha produktif di masyarakat merupakan bagian dari upaya tersebut. 55 Dalam rangka membantu para pengusaha kecil dan melaksanakan pelayanan serta meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat , BMT Masjid Al- Azhar menjalankan prinsip yang sama halnya dengan perbankan syariah yang sifatnya non bunga nirbunga, secra umum pelayanan tersebut meliputi pelayanan penghimpunan dana funding, penanaman dana financing dan pelayanan jasa lainya. Penghimpunan dana dalam bentuk tabungan biasanya diperlukan BMT sebagai titipan atau dikenal denagn sebutan “wadi’ah yadduddgomanah”. BMT tidak dibebankan untuk memberikan bagi hasil kepada nasabahanggota tetapi dibolehkan untuk memberi bonus yang tidak meningkat, sedangkan penghimpunan dana dalam bentuk deposito biasanya diperlukan sebagai investasi sehingga BMT wajib memberikan hasil-hasil kepada nasabahanggota, produk deposito dikategorikan sebagai simpanan mudhorobah bagi hasil. 38 Menurut penulis peran BMT bagi para UKM Usaha Kecil Menengah sangat di butuhkan bagi mereka karena bank-bank Konvensional yang ada tidak menjamin kesejahteraan mereka, karena Bank Konvensional sangat menekankan kepada riba atau bunga, sangat berbeda sekali dengan BMT yang mana BMT menggunakan sistem bagi hasil, karena BMT beroperasi dengan sistem Syari’ah. Dan apabila ada nasabah yang mengalami kerugian dalam usahanya maka pihak BMT akan menambah dana atau pinjaman kepada mereka dan memperpanjang jangka waktu pemulangan piutangnya. Dan untuk 38 Wawancara Pribadi Penulis dengan Kepala Pimpinan Cabang BM T M asjid Al-Azhar, Rabu 23 M aret 2011, Jam 09.00 56 mengembangkan para UKM, pihak BMT mendatangkan para UKM ke lokasi berdagang mereka untuk menawarkan pinjaman dana untuk meningkatkan usaha mereka, apabila ada yang membutuhkan dana tambahan untuk usahanya para UKM bisa meminjam kepada BMT, agar para UKM tahu bahwa ada lembaga keuangan syariah yang dapat memberikan mereka pinjaman dana tanpa mereka harus meminjam ke Bank-Bank Konvnsioanal atau pun k Rentenir. 57 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil analisa yang berhubungan dengan Peran BMT Masjid Al- Azhar Kunciran Ciledug Dalam Meningkatkan Produktivitas Usaha Kecil Menengah ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Peran BMT bagi para UKM Usaha Kecil Menengah sangat dibutuhkan bagi mereka, karena bank-bank Konvensional yang ada tidak menjamin kesejahteraan mereka, Bank Konvensional sangat menekankan kepada riba atau bunga, sangat berbeda sekali dengan BMT yang mana BMT menggunakan sistem bagi hasil, karena BMT beroperasi dengan sistem Syari’ah. Dan apabila ada nasabah yang mengalami kerugian dalam usahanya maka pihak BMT akan menambah dana atau pinjaman kepada mereka dan memperpanjang jangka waktu pemulangan piutangnya. 2. Dengan terus bertambahnya nasabah di BMT Masjid Al-Azhar, itu sudah cukup membuktikan eksistensi BMT Masjid Al-azhar di kalangan UKM, hanya saja masih ada kendala yang dihadapi, dan itu hal yang lumrah dan hal yang pasti di hadapi oleh setiap lembaga. Lokasi BMT Masjid Al- Azhar cukup strategis meskipun dari infrastruktur masih tergolong sederhana. 58

B. Saran

Saran-saran saya untuk Lembaga 1. Hendaknya Perbanyak SDM yang berkualitas di berbagai bidang baik dalam bidang kolektor, accounting dan tailler guna memajukan BMT Masjid Al-Azhar Kunciran Ciledug Tangerang. 2. Tingkatkan program-program BMT Masjid Al-Azhar menjadi lebih baik lagi, menambahkan dan mampu memperluas jaringan dan stakeholder. 3. Perbanyak program yang menguntungkan para Nasabah dan penunjang modal sehingga modal semakin besar 59 DAFTAR PUSTAKA Ensiklopedi Hukum Islam, Jakarta, Iktiar Baru Van Hove, 1991, cet. Kelima, Abdul Azis Dahlan lembaga-lembaga Perekonomian Umat sebuah Pengenalan, Jakarta, Raja Grafindo, 2002, A, Djajuli, Dkk Paradigma Baru Ekonomi Kerakyatan Sistem Syari’ah, Perjalanan dan Gerakan BMT Di Indonesia, Jakarta, PINBUK, 2000, Baihaqi Abd. Madjid dan Saefudin A. Rasyid BMT Sebagai Alternatif Model Lembaga Keuangan Mikro LKM, Jakarta, PINBUK, t. Th Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1998 Manajemen Umum Sebuah Pengantar, Yogjakarta : BPFE, 1998, cet. Ke-1, Djati Julitriarsa dan Jhon Suprihanto Sumber Daya Manusia Dan Produktivitas Kerja, Bandung: Mandar Maju, 2001, DR. Sedarmayanti, M. Pd. Pemberdayaan dan Refleksi Financial Usaha Kecil Di Indonesia, Bandung: Yayasan Akatat Tiga, 1997, Erna Ermawati ed Kewirausahaan, Edisi Revisi, Bandung, CV ALFABETA 2003 , cet, kelima, H. Buchari Alma Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, yogyakarta : EKONISIA FE UII, 2005, cet. Ketiga, Heri Sudarsono Panduan Praktis Operasional BMT, Bandung : Mizan, 1999, Hertanto widodo, et. All http:chichimoed.blogspot.com200903pengertian-dan-kriteria-ukm.html http:id.shvoong.comsocial-scienceseconomics2037090-ukm-ciri-ciri- kelemahan-dan http:ridhoadnan.blogspot.com201007usaha-kecil-menengah-ukm.html http:solusi70.comblog201010cara-kerja-bmt