Pengertian Landasan Hukum Simpanan Tabungan Saving Deposit

berzikirlah kepada-Nya sebagaimana Dia memberi petunjuk kepadamu, sekalipun sebelumnya kamu benar-benar termasuk oran g yang tidak tahu.” 2. Hadist َلاَق هّسّ ُّٔع ها ىّص َِٕبَيلَا ٌََأ ُُيع ُها َِٕضَر ٍبََُِٔص ًَِع : ُةَكَرَبِلَا ًََِِٔف ْثاََّث : ُطَِّخَّ ،ُةَضَراَقُنِلاَّ ،ٍلَجَأ ىَلِإ ُعَِٔبِلَا ِتَِٔبِِّل ِرِعَشلاِب ِرُبِلَا ، ِعَِٔبِِّل اَل َُِجاَم ًُِبِا ُِاََّر “Dari Shalih bin Shuhaib r.a bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tiga hal yang didalamnya terdapat keberkatan: jual beli secara tangguh, muqaradhah mudharabah, dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk dijual. HR. Ibnu Majah, dalam kitab at- Tijarah.” 29 Adapun simpanan-simpanan mitra pada BMT dapat berupa simpanan tabungan dan simpanan deposito.

1. Simpanan Tabungan Saving Deposit

a. Pengertian

Pengertian tabungan menurut Undang-Undang Perbankan nomor 10 tahun 1998 adalah Simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. 30

b. Landasan Hukum

29 Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah, dalam kitab at Tijarah Beirut: Darul Kitab Al-Banani, jilid 2, h.768 hadist no. 2289 30 UU No 10 tahun 1998, pasal 1 ayat 9 Landasan hukum yang mengatur pemberlakuan simpanan tabungan di bank syariah adalah fatwa Dewan Syariah Nasional. Berdasarkan fatwa DSN No. 02DSN- MUIIV2000 tentang Tabungan. Tabungan ada dua jenis yaitu tabungan yang tidak dibenarkan secara syariah, yaitu tabungan yang berdasarkan perhitungan bunga. Dan tabungan yang dibenarkan yaitu tabungan yang berdasarkan prinsip wadiah dan mudharabah. 31 Akad wadiah pada tabungan disertai dengan kesepakatan bahwa bank syariah dapat mengelola dan menggunakan dana tersebut dan menjamin pembayaran kembali nominal simpanannya. Bank syariah tidak pernah berbagi hasil dengan pemegang dana berakad wadiah. Bank dapat mempergunakan dana tersebut untuk tujuan komersial dan tidak boleh menjanjikan imbalan dengan jumlah teertentu di awal akad. Hanya saja bank boleh memberikan bonus kepada nasabah dengan jumlah yang ditentukan pihak bank, sehingga pada prakteknya besaran bonus yang diberikan tidak sama antara satu bank syariah dengan bank syariah lainnya. 32 Pada tabungan dengan akad mudharabah, bank bertindak sebagai mudharib pengelola dan nasabah sebagai shahibul mal penyandang dana. Dana tabungan akan dirotasi bank dan berpotensi memperoleh keuntungan. Bank dan nasabah melakukan kesepakatan pembagian keuntungan di awal akad, yaitu pada saat nasabah membuka tabungan, yang disebut nisbah bagi hasil. 33 31 Dewan Syariah Nasional MUI, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional, h. 13 32 Wiroso, Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah, Jakarta: PT. Grasindo, 2005, h. 21 33 Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah Edisi Revisi, h. 50

2. Simpanan Deposito Time Deposit