Asas dan Landasan BMT Produk-produk dan Kegiatan BMT

3. Staf dan karyawan BMT bertindak aktif, dinamis, berpandangan produktif, tidak menunggu tetapi menjemput nasabah, baik sebagai penyetor dana maupun sebagai penerima pembiayaan usaha. 4. Manajemen BMT diselenggarakan secara professional dan Islami. 41

2. Asas dan Landasan BMT

a. BMT berazaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta berlandaskan syariah Islam, keimanan dan ketaqwaan. 42 b. Sedangkan menurut Muhammad Ridwan yakni BMT berazaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta berdasarkan prinsip syariah Islam, keimanan, keterpaduan kaffah, kekeluargaan atau koperasi, kebersamaan, kemandirian dan profesionalisme. 43 Adapun status dan legalitas hukum, BMT dapat memperoleh status kelembagaan sebagai berikut : a. Kelompok swadaya masyarakat yang berada di bawah pengawasan PINBUK berdasarkan Naskah Kerjasama YINBUK dengan PHBK-Bank Indonesia. b. Berdasarkan Hukum Koperasi : - Koperasi simpan pinjam syariah KSP Syariah 41 A. Djazuli dan Yadi Janwari, Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000 h. 184 42 PINBUK, Peraturan Dasar, h. 2 43 muhammad Ridwan, Sistem dan Prosedur Pendirian Baitul Maal wa Tamwil BMT, Cet. 1 Yogyakarta: Citra Media, 2006, hal. 6, PINBUK, Pedoman, h. 2 - Koperasi serba usaha syariah KSU Syariah atau Koperasi Unit Desa Syariah KUD Syariah.

3. Produk-produk dan Kegiatan BMT

Sesuai dengan namanya produk yang dipasarkan BMT terbagi dalam tiga kategori yaitu produk penghimpunan dana, produk penbiayaan dan atau usaha-usaha social. Selain itu ada juga BMT yang punya usaha-usaha di sektor riil. Produk penghimpunan dana atau simpanan di BMT dikemas dalam skema akad wadiah dan mudharabah, baik dalam bentuk tabungan atau deposito. Untuk simpanan, beberapa produk yang biasa dijual BMT adalah simpanan mudharabah biasa, simpanan mudharabah pendidikan, simpanan mudharabah haji, simpanan mudharabah qurban, simpanan mudharabah Idul Fitri, simpanan mudharabah walimah, simpanan mudharabah akikah, simpanan mudharabah perumahan dan simpanan mudharabah kunjungan wisata, titipan Zakat, Infak dan Shadaqah ZIS, serta produk simpanan lainnya yang dikembangkan sesuai dengan lingkungan di mana BMT itu berada. 44 BMT juga melakukan penghimpunan dana untuk modal usaha berupa simpanan pokok khusus para pendiri. Modal ini selanjutnya bisa berasal dari dana pihak lain, diantaranya berupa simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan sukarela anggota. 44 A. Djazuli dan Yadi Janwari, Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000 h. 191 Kerjasama modal usaha juga dapat dilakukan dengan beragam lembaga seperti perbankan, BUMN, LSM, BAZIS, lembaga pemerintah dan lain-lain. Sementara untuk produk-produk pembiayaan dikemas dalam bentuk akad mudharabah, musyarakah, ijarah dan murabahah. Produk-produk dalam kategori usaha sosial diantaranya titipan zakat, infak dan sadaqah, dan penyaluran pembiayaan qardul hasan. Kegiatan BMT tidak hanya terfokus pada usaha keuangan, lembaga ini juga dapat mengambil peran dalam pengembangan berbagai usaha di sector riil. Beberapa BMT juga memiliki anak usaha di sektor teknologi informasi, sumber daya manusia, konsultan, jasa dan lain-lain. Sementara bentuk kegiatan sosial BMT antara lain melakukan pengajian dan training pendampingan usaha untuk para nasabah. BAB III GAMBARAN UMUM BMT AL-FATH

A. Latar Belakang Berdiri