Dari sudut teoritis, hal ini membawa kita pada persoalan kemungkinan hubungan yang saling mendukung antara kenyataan rohaniah dengan sistim
perilaku. Tentunya hal ini berkaitan dengan “etos kerja.” .Etos adalah aspek evaluatif, yang bersifat menilai. Maka dalam hal ini bisa dinyatakan apakah yang
dilakukan oleh para pekerja, yang secara lebih khusus, usaha komersial adalah naluri untuk memenuhi kebutuhan hidup atau seperti yang diungkapkan Karl
Marx dalam teori kapitalnya merupakan dorongan keagamaan
17
. Dan bagaimana fenomena keagamaan pada pekerja urban yang cendrung mengarah pada
penurunan kualitas keberagamaan?.apakah agama yang ada pada para pekerja urban tidak mampu memberi motifasi, bahkan sebaliknya?
2. Fungsi Agama
Berdasarkan pada perspektif sosiologi agama sebagai sebuah kontrol sosial dengan nilai-nilai yang dibawanya mempunyai fungsi mendasar yang
melatar belakangi tujuan sebuah agama, fungsi itu berupa:
a. Fungsi Edukatif Agama diangggap dapat memberikan pengajaran yang otoritatif, bahkan
dalam hal-hal yang “sakral” tidak dapat salah. Masyarakat mempercayakan anggota keluarganya kepada instansi agama dengan keyakinan bahwa mereka
sebagai manusia di bawah bimbingan agama akan berhasil mencapai kedewasaan pribadinya yang penuh melalui proses hukum pertumbuhan yang penuh ancaman
17
Taufik Abdullah, ed., Agama, Etos Kerja dan Perkembangan Ekonomi Jakarta: LP3ES 1979 h. 1-3.
dari situasi yang tak menentu dan mara bahaya yang dapat menggagalkan mulai dari masa kelahiran sampai kepada masa kematian
18
b. Fungsi Penyelamatan Setiap manusia menginginkan keselamatan, baik di dalam hidup ini
ataupun sesudah mati. Usaha untuk mencapai cita-cita tertinggi yang timbul dari naluri manusia sendiri itu tidak boleh dipandang ringan begitu saja. Jaminan untuk
itu mereka temukan dalam agama. Terutama karena agama mengajarkan dan memberikan jaminan-jaminan dengan cara yang khas untuk mencapai
kebahagiaan. “yang terakhir”, yang pencapaiannya mengatasi kemampuan manusia secara mutlak, karena kebahagiaan itu berada di luar kekuatan manusia
breaking points.
19
c.Fungsi Pengawas Sosial social control Agama merasa ikut bertanggung jawab atas adanya norma-norma susila
baik yang diberlakukan atas masyarakat manusia umumnya. Maka agama menyeleksi kaidah-kaidah susila yang ada dan mengukuhkan yang baik sebagai
kaidah yang baik dan menolak kaidah yang buruk untuk ditinggalkan sebagai larangan atau tabu. Agama memberikan juga sangsi-sangsi yang harus dijatuhkan
pada orang-orang yang melanggarnya dan mengadakan pengawasan yang ketat atas pelaksanaanya.
20
d. Fungsi Memupuk Persaudaraan Social Solidarity
18
Hendropuspito, Sosiologi Agama, h. 38-39
19
Hendropuspito, Sosiologi Agama , h. 39.
20
Hendropuspito, Sosiologi Agama, h. 45.
Suatu agama biasanya dianut oleh berbagai ras dan suku bangsa yang berbeda dengan sebuah agama dapat menyatukan sekian banyak perbedaan dalam
sebuah keluarga besar dimana mereka menemukan kedamaian dan ketentraman.
21
e. Fungsi Transformatif Agama dalam hal ini berfungsi mengubah kesetiaan masyarakat dan
manusia adat kepada nilai-nilai yang kurang manusiawi dan membentuk manusia yang ideal. Bersamaan dengan itu pula transformasi yang berarti pula membina
dan mengembangkan nilai-nilai sosial adat yang pada intinya baik dan dimanfaatkan untuk kepentingan yang lebih luas.
22
3. Pengertian Keberagamaan