58
di tahun 2009. Tetapi pada saat yang sama juga pemerintah Kabupaten Bekasi berusaha untuk melakukan perbaikan ekonomi. Dalam upaya
meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi, skala prioritas pembangunan daerah Repelita VI yang ditetapkan bahwa pembangunan sektor industri
sebagai prioritas yang utama, dan tetap menjalankan sektor-sektor lainnya secara berimbang hal ini disesuaikan dengan titik berat pembangunan
daerah bidang ekonomi sesuai dengan prioritas sektor industri. Gambar 4.2
Laju Pertumbuhan Ekonomi LPE Kabupaten Bekasi 2001-2009
Sumber: Badan Pusat Statistik BPS Kabupaten Bekasi
2. PDRB Sub Sektor Industri Pengolahan
Sektor ekonomi adalah kesatuan dari unit-unit produksi yang dihasilkan oleh suatu wilayah tertentu. Sektor-sektor ekonomi yang berkontribusi
terhadap PDRB di Kabupaten Bekasi, antara lain: 1 sektor pertanian, 2 sektor pertambangan, 3 sektor industri pengolahan, 4 sektor listrik, gas dan
air, 5 sektor bangunan, 6 sektor perdagangan, 7 sektor pengangkutan dan komunikasi, 8 sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dan 9
5.09 5.12 5.25 5.38 5.65
6.07 6.44
4.13 5.19
1 2
3 4
5 6
7
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
59
sektor jasa. Tetapi dalam penelitian ini akan lebih memfokuskan untuk meneliti sub sektor industri pengolahan.
Industri pengolahan adalah suatu proses atau kegiatan ekonomi yang merupakan bagian dari cabang industri yang menggunakan sejumlah
peralatan dan manajemen yang teratur dimana didalamnya terdapat kegiatan produktif yang mentransformasi atau mengolah bahan mentah
menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa distribusi persentase
PDRB menurut sektor yang menunjukkan kontribusi masing-masing sektor dalam pembentukan PDRB total Kabupaten Bekasi. Pada beberapa
tahun terkahir, sektor industri khususnya industri pengolahan memegang peranan paling penting dalam pembangunan perekonomian di Kabupaten
Bekasi. Sub Sektor industri pengolahan ini adalah sektor yang paling dominan dalam pembentukan PDRB di Kabupaten Bekasi dibandingkan
dengan sub sektor lainnya. Persentase perbandingan antar sub sektor PDRB tersebut dapat kita
lihat bahwa pada beberapa tahun terakhir sektor industri pengolahan menyumbang rata-rata tiap tahun sekitar 80 persen dari total PDRB
Kabupaten Bekasi. Posisi kedua disumbang oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran yang memberikan kontribusi rata-rata tiap tahun sekitar 9
persen dari total PDRB. Ketiga ditempati oleh sektor jasa-jasa yang berkontribusi sekitar 2 persen dari total PDRB dan disusul oleh sector
60
pertanian yang menyumbang rata-rata tiap tahun sekitar 1,5 persen, dan sektor-sektor lainnya menyumbang sisanya sekitar 1 persen.
Tabel 4.1 Persentase dan Konstribusi PDRB
Berdasarkan Lapangan Usaha Kabupaten Bekasi 2007-2009
Sumber: Badan Pusat Statistik BPS. Kabupaten Bekasi
N o
Lapangan Usaha
PDRB Atas Harga Konstan 2000 2007
2008 2009
1 Pertanian
881.001 ,98
1,96 859,058,7
1,90 1.195.39
2,29 2,09
2 Pertambangan
596.695 ,49
1,39 580.274,3
9 1,25
936.096, 18
1,64 3
Industri Pengolahan
37.060. 103,02
80,02 35.043.95
0,48 79,7
3 45.831.4
06,78 80,16
4 Listrik,Gas,
Air Bersih 827.175
.77 1,80
786.106,6 9
1,78 1.461.78
4,65 2,56
5 Konstruksi
547.239 ,41
1.18 482.599.0
1,10 598.770,
60 1,05
6 Perdagangan,
Hotel, dan Restoran
4.334.0 92,28
9,01 3.947.358,
93 8,32
4.758.79 9,26
9,32 7
Pengangkutan Komunikasi
692.403 ,76
1,44 629.069,4
8 1,37
781.905, 66
1,49 8
Keuangan, persewaan,
dan Jasa
Perusahaan 489.177
,18 1,03
451.850,2 2
1,02 585.808,
82 1.05
9 Jasa-Jasa
1.068.8 23,53
2,28 996.685,6
6 1,79
1.025.95 3,07
2,30 PDRB dengan
Migas 46.480.
291,05 100
43.793.37 4,65
100 57.175.9
16.78 100
PDRB tanpa Migas
45.905. 994,41
100 43.202.97
1,05 100
56.250.2 13,34
100
61
Perkembangan sub sektor industri pengolahan di Kabupaten Bekasi selama periode penelitian tahun 1989 – 2009 dapat dilihat pada tabel
berikut: Gambar 4.3
Perkembangan Sub Sektor Industri Pengolahan Kabupaten Bekasi Tahun 1989-2009 Milyar Rupiah
Sumber: Statistik Industri Besar dan sedang, BPS Kabupaten Bekasi
Pada gambar 4.3 terlihat bahwa nilai PDRB sub sektor industri pengolahan secara umum terus mengalami pertumbuhan yang positif.
Perkembangan industri pengolahan dari tahun 1989-1997 menunjukan kenaikan yang cukup signifikan, kontribusinya sebesar 3.243.756 pada
tahun 1989 dan terus meningkat pesat menjadi 28.799.724 pada tahun 1997. Hal ini sebagai akibat dari usaha pemerintah daerah yang terus
berusaha menciptakan keadaan perekonomian regional yang stabil dan kondusif. Pada tahun 1998 pertumbuhan sektor industri ini terkoreksi
turun tajam hingga mencapai nilai 16.623.714 hal ini diakibatkan karena dampak terjadinya krisis ekonomi nasional yang sangat mempengaruhi
5000000 10000000
15000000 20000000
25000000 30000000
35000000 40000000
45000000 50000000
1989 1991 1993 1995 1997 1999 2001 2003 2005 2007 2009 PDRB Industr i Pengolahan
62
perekonomian regional Kabupaten Bekasi. Pasca dampak krisis ekonomi sektor industri ini perlahan mulai membaik hal ini terbukti dari PDRB
yang menunjukan arah yang meningkat sampai tahun 2004, namun pada tahun 2005 sempat kembali menurun sebagai akibat dari kenaikan harga
BBM yang banyak mempengaruhi kegiatan produksi sektor industri pengolahan tersebut. Pada tahun 2008 pertumbuhannya terkoreksi kembali
hingga mencapai 35.043.950 atau lebih kecil nilainya dibandingkan dengan tahun 2007 yang mencapai nilai 37.060.103 atau pertumbuhan
tersebut mengalami penurunan -2,75 persen hal ini diakibatkan pengaruh krisis keuangan global yang mempengaruhi pera investor mengurangi
modal berinvestasinya di Kabupaten Bekasi. Pada
tahun 2009 perekonomian sektor industri Kabupaten Bekasi memang meningkat menjadi 45.831.406 juta rupiah atau mengalami
pertumbuhan 5,75 persen, hal tersebut terjadi karena adanya usaha recovery dari pemerintah Kabupaten dalam menjaga kestabilan ekonomi dengan cara
mengendalikan inflasi dan menjaga pasokan bahan bakar untuk industri. Namun hal itu tidak terlepas dari perlambatan pertumbuhan perekonomian
sebagai dampak dari krisis keuangan global yang terjadi sejak tahun 2008. Meskipun demikian,output sector industri yang meningkat terjadi karena
produktivitas dari input yang digunakan tinggi. Jadi, meskipun input yang digunakan sedikit, output yang dihasilkan dapat tetap tinggi. Secara sektoral,
krisis keuangan global dirasakan oleh masing-masing sektor melalui tranmisi yang berbeda-beda. Berikut adalah pengaruh krisis keuangan global terhadap
penciptaan nilai tambah dimasing-masing sektor.
63
a. Sektor Pertanian Dampak krisis keuangan global terhadap perkembangan usaha
dirasakan melalui transmisi jalur jalur perdagangan domestic dengan didasari atas adanya indikasi serapan permintaan domestic yang
menurun. b. Sektor Industri Pengolahan
Krisis keuangan global dirasakan melalui tranmisi nilai tukar dan perdagangan
internasional. Pelemahan
nilai tukar
rupiah mengakibatkan bahan baku impor menjadi lebih mahal.
c. Sektor perdagangan, hotel, restoran, angkutan, komunikasi dan jasa merasakan krisis global melalui tranmisi aspek pembiayaan.
Pada tahun 2009 terdapat 842 industri besar dan sedang yang ada di Kabupaten Bekasi, jumlah tersebut mengalami peningkatan dibandingkan den
gan tahun 2008 yang berjumlah sekitar 752 atau mengalami peningkatan sebanyak 8,07 persen.
Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa diantara berbagai industri pengolahan yang ada, kelompok industri yang paling besar kontribusinya disumbang oleh
industri barang-barang dari logam dan mesin yang menyumbang sekitar 25.023.178,44 juta rupiah. Hal tersebut dikarenakan di Kabupaten Bekasi
banyak terdapat Kawasan Industri seperti Kawan Industri Jababeka, MM 2100, Industri Cikarang, Gobel, dan Delta Mas yang mana industri tersebut
memproduksi industri berat seperti produksi logam,bahan-bahan otomotif dan mesin-mesin pabrik. Penyumbang industri kedua disumbang oleh industri
64
Kimia, bahan karet, dan barang dari plastic yang berkontribusi sebesar
8.501.291,09 juta rupiah disusul industri tekstil, pakaian jadi dan kulit sebesar 3.682.3299,35 juta rupiah dan lain sisanya disumbang oleh sector
industri pengolahan lainnya yang berkontribusi sebesar 2.449.884,97 juta rupiah.
Tabel 4.2 Banyaknya Perusahaan Industri Besar dan Sedang
Menurut Kelompok Industri Pengolahan
Kode Kelompok Industri
Jumlah Industri
PDRB Industri milyar rupiah
2008 2009
31 Makanan,Minuman, dan
Tembakau 54
55
1.573.523,69
32 Tekstil, Pakaian jadi,
dan Kulit 63
67
3.682.329,35
33 Kayu dan Barang-
barang dari kayu 26
28
84.161,09
34 Kertas dan Percetakan
Penerbitan 35
37
278.244,55
35 Kimia, Bahan Kimia,
Karet, dan Plastik 165
176
8.501.291,09
36 Barang-barang galian
bukan logam 23
69
248.294,23
37 Logam Dasar
28 23
3.301.847,25
38 Barang-barang dari
logam, Mesin 346
370
25.023.178,44
39 Industri Pengolahan
Lainnya 12
17
2.449.884,97
Jumlah
752 842
45.831.406,78
Sumber : BPS Kabupaten Bekasi
65
3. Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN