Definisi Operasional Variabel METODOLOGI PENELITIAN

54

E. Definisi Operasional Variabel

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data tahunan time series Dengan menggunakan satu variable terikat dependen yaitu PDRB sub sektor industri pengolahan dan tiga variabel bebas Independen yaitu PMA dan PMDN, serta Tenaga Kerja yang dianggap mempunyai pengaruh nyata terhadap sektor industri. Penjelasan variabel-variabel tersebut sebagai berikut: 1. Variabel Dependen Variabel dependen ialah variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel bebas Lukman, 2007:5. a. Output PDRB Industri Data PDRB Industri yang digunakan dalam penelitian ini adalah data PDRB sub sektor industri pengolahan, data tahunan dari 1989 sampai dengan 2009 yang diperoleh dari Statistik Industri Besar dan Sedang terbitan BPS Pusat dan Daerah. PDRB industri ini dalam bentuk Milyar rupiah 2. Variabel Independen Variabel independen ialah variabel yang nilainya mempengaruhi perilaku dari variabel terikat Lukman, 2007: 5. a. Penanaman Modal Asing Data PMA adalah data relisasi Penanaman Modal Asing PMA yang disetujui pemerintah daerah menurut sektor ekonomi, dengan periode tahunan selama kurun waktu 1989 sampai dengan 2009. 55 Data tersebut diperoleh dari Badan Promosi dan Penanaman Modal Daerah berbagai edisi, dan Kabupaten Bekasi Dalam Angka serta Indikator Ekonomi berbagai edisi terbitan BPS. PMA dalam bentuk Miliar Rupiah. b. Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN Data PMDN adalah data relisasi Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN yang disetujui pemerintah menurut sektor ekonomi, dengan periode tahunan selama kurun waktu 1989 sampai dengan 2009. Data tersebut diperoleh dari Badan Promosi dan Penanaman Modal Daerah berbagai edisi, dan Kabupaten Bekasi Dalam Angka serta Indikator Ekonomi berbagai edisi terbitan BPS. PMDN dalam bentuk Miliar Rupiah. c. Tenaga Kerja Data Tenaga Kerja yang digunakan adalah data tenga kerja yang terserap pada sektor industri. Data tersebut diperoleh dari publikasi Statistik Penduduk dan Bekasi Dalam Angka terbitan BPS Pusat dan Daerah. TK ini dalam bentuk Ribu orang. 56

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Deskriptif 1.

Perkembangan Perekonomian Kabupaten Bekasi Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi suatu wilayah atau daerah dalam suatu periode tertentu adalah melalui PDRB. Pada dasarnya PDRB merupakan jumlah nilai tambah value added yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam daerah tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh unit ekonomi. Perhitungan PDRB menggunakan dua macam harga, yaitu PDRB atas Dasar Harga Berlaku dan PDRB atas Dasar Harga Konstan. PDRB atas Dasar Harga Berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung atas dasar harga berlaku setiap tahun, sedangkan PDRB atas Dasar Harga Konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu waktu tertentu sebagai tahun dasar Berdasarkan gambar 4.1 PDRB Kabupaten Bekasi tahun 2009 atas dasar harga berlaku adalah sebesar 72.762.968,82 juta rupiah.Sedangkan atas dasar harga konstan sebesar 57.175.916,78 juta rupiah. PDRB mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun 2008 dimana PDRB atas dasar harga berlaku sebesar 65.346.675,62 dan PDRB atas harga konstannya sebesar 43.793.374,45 juta rupiah dari tahun sebelumnya.