pengembangan ilmu kedokteran klinis, keperawatan dan kesehatan lainnya, 5 Menyediakan SDM, sarana dan prasarana yang menunjang pelayanan rujukan.
Fungsi dari RSU Dr. Zainoel Abidin adalah sebagai berikut : 1 menyelenggarakan pelayanan medis, 2 menyelenggarakan pelayanan penunjang
medis dan non medis, 3 melakukan asuhan keperawatan, 4 menyelenggarakan pelayanan rujukan, 5 menyelenggarakan pendidikan dan latihan, 6
menyelenggarakan penelitian dan pengembangan, dan 7 menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan. Profil RSU Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh,
2007. Jenis pelayanan yang diberikan RSU Dr. Zainoel Abidin meliputi : 1 Rawat
jalan 2 Rawat inap 3 Pelayanan intensif 4 Pelayanan Gawat Darurat 5 Farmasi 6 Radiologi 7 Laboratorium 8 Patologi Anatomi 9 Gizi 10 dan pelayanan
pendukung lainnya. Profil RSU Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh, 2007
4.6 Karakteristik Responden.
Dalam penelitian ini yang dijadikan sampel atau responden adalah pasien yang telah di diagnosis oleh dokter dan dinyatakan mengalami penyakit stroke.
Adapun karakteristik responden yang diperoleh adalah responden dengan jenis kelamin laki-laki lebih banyak yaitu sebesar 68,4 dan responden dengan jenis
kelamin perempuan hanya sebesar 31,6. Sedangkan jika dilihat dari faktor umur, maka responden dalam penelitian ini lebih banyak yang berumur diatas 60 tahun
Universitas Sumatera Utara
yaitu sebesar 50,9 bila dibandingkan dengan responden yang berumur dibawah 50 tahun 14,0 dan antara 50 - 60 tahun 35,1.
Begitu juga dengan pekerjaan responden, dalam penelitian ini diketahui bahwa dari 57 pasien yang dijadikan respondensampel diketahui bahwa sebesar
29,9 tidak bekerja, 26,3 pekerja swasta, 17,5 masing-masing responden mempunyai pekerjaan sebagai PNS dan pensiunan serta responden yang pekerjaannya
tani hanya sebesar 8,8, seperti terlihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Umur dan Pekerjaan
Total No. Karakteristik
Responden N
1. Jenis Kelamin
1. Laki-Laki
2. Perempuan
39 18
68,4 31,6
Jumlah
57 100,0 2. Umur
1. Dibawah 50 tahun
2. 50 – 60 tahun
3. Diatas 60 tahun
8 20
29 14,0
35,1 50,9
Jumlah
57 100,0 3. Pekerjaan
1. Tidak bekerja
2. Pensiunan
3. PNS
4. Swasta
5. Tani
17 10
10 15
5 29,9
17,5 17,5
26,3 8,8
Universitas Sumatera Utara
Jumlah 57 100,0
4.7 Analisis Univariat
Analisis Univariat dimaksudkan untuk memperoleh gambaran distribusi frekuensi dan persentase dari variabel yang diteliti baik variabel independen yaitu
pola hidup pola makan, olah raga, merokok maupun variabel dependen yaitu penyakit stroke.
4.7.1 Pola Makan Responden
Pada penelitian ini diperoleh data bahwa yang terbanyak adalah responden dengan pola makan tidak baik yaitu berjumlah 25 orang 43,9 dibandingkan
dengan responden yang mempunyai pola makan kurang baik yang berjumlah 21 orang 36,8 dan pola makan baik yang hanya berjumlah 11 orang 19,3, seperti
terlihat pada Tabel berikut:
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Pola Makan Responden No Pola
Makan Frekuensi
1 Tidak Baik
25 43,9 2 Kurang
Baik 21
36,8 3 Baik
11 19,3
Jumlah 57 100,0
Sumber : Hasil Penelitian Yang Diolah, Tahun 2009
4.7.2 Olah Raga
Universitas Sumatera Utara
Pada penelitian ini diperoleh data responden yang kegiatan olahraganya termasuk dalam kategori kurang baik mencapai 25 orang 43,9 dan kategori tidak
baik sebanyak 24 orang 42,1, sedangkan yang kategori baik hanya 8 orang 14,0. Seperti terlihat dalam Tabel berikut :
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Olah Raga Responden No Olah
Raga Frekuensi
1 Tidak Baik
24 42,1 2 Kurang
Baik 25
43,9 3 Baik
8 14,0
Jumlah 57 100,0
Sumber : Hasil Penelitian Yang Diolah, Tahun 2009
4.7.3 Merokok
Pada penelitian ini diperoleh data responden dengan kebiasaan merokoknya termasuk dalam kategori perokok berat sebanyak 22 orang 38,6, kategori perokok
pasif 20 orang 35,1, dan perokok sedang sebanyak 15 orang 26,3. Seperti
terlihat pada Tabel berikut Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Merokok Responden
No Merokok Frekuensi
1 Perokok Berat
22 38,6
2 Perokok Sedang
15 26,3
3 Perokok pasif
20 35,1
Jumlah 57 100,0
Sumber : Hasil Penelitian Yang Diolah, Tahun 2009
4.7.4 Diagnosa Penyakit Stroke Responden
Universitas Sumatera Utara
Diagnosa penyakit stroke didasarkan atas catatan medik pada status pasien. Pada penelitian ini diperoleh data bahwa dari 57 pasien yang dijadikan responden
ditemukan sebanyak 37 pasien 64,9 didiagnosa dengan stroke iskemik dan 20
pasien 35,1 dengan stroke hemoragik. Seperti terlihat pada Tabel berikut Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Stroke
No Diagnosa Stroke Frekuensi
1 Stroke Hemoragik
20 35,1
2 Stroke Iskemik
37 64,9
Jumlah 57 100,0
Sumber : Hasil Penelitian Yang Diolah, Tahun 2009
4.8 Analisis Bivariat
Analisis bivariat dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh variabel independen yaitu pola hidup pola makan, olahraga dan merokok terhadap variabel
dependen yaitu penyakit stroke. Analisa data yang digunakan adalah uji Chi-Square dengan CI 95.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.6. Hasil Analisis Uji Bivariat antara Variabel Independen dengan Diagnosa Penyakit Stroke di RSU Dr. Zainoel AbidinBanda Aceh
Tahun 2009
Diagnosa Stroke Hemoragik Iskemik
Total No.
Variabel Independen
N N N X
p Value
Pola Makan -
Tidak Baik -
Kurang Baik -
Baik 14
5 1
56,0 23,8
9,1 11
16 10
44,0 76,2
90,9 25
21 11
100,0 100,0
100,0 1.
T o t a l 20 35,1 37 64,9 57
100,0 9,237
0,010
Olah Raga -
Tidak Baik -
Kurang Baik -
Baik 13
5 2
54,2 20,0
25,0 11
20 6
45,8 80,0
75,0 24
25 8
100,0 100,0
100,0 2.
T o t a l 20 35,1 37 64,9 57
100,0 6,692
0,035
Merokok -
Perokok Berat -
Perokok Sedang -
Perokok Pasif 12
3 5
54,5 20,0
25,0 10
12 15
45,5 80,0
75,0 22
15 20
100,0 100,0
100,0 3.
T o t a l 20 63,2
37 36,8 57
100,0 6,050
0,049
Ket : Signifikan pada 95 CI
4.8.1
Pengaruh Pola Makan terhadap Stroke
Dari Tabel 4.6 diatas dapat diketahui bahwa responden yang terbanyak adalah yang mempunyai pola makan tidak baik yaitu 25 orang, dimana yang di
diagnosa dengan stroke hemoragik 14 orang 56,0 dan dengan stroke iskemik
Universitas Sumatera Utara
sebanyak 11 orang 44,0. Sedangkan responden dengan pola makan baik yang didiagnosa stroke hemoragik hanya 1 orang 9,1 dan stroke iskemik 10 orang
90,1
Hasil uji statistik dengan Chi-Square menunjukan bahwa nilai probabilitas p 0,05 p = 0,010, ini berarti bahwa pada tingkat kemaknaan 95 ada pengaruh
yang signifikan antara pola makan terhadap penyakit stroke pada pasien yang dirawat inap di RSU Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.
4.8.2 Pengaruh Olah Raga terhadap Stroke
Dari Tabel 4.6 diatas dapat diketahui bahwa responden dalam penelitian ini yang lebih banyak adalah dengan aktivitas olahraga kategori kurang baik, yaitu
sebanyak 25 orang, dimana yang menderita stroke hemoragik 5 orang 20,0 dan yang menderita stroke iskemik 20 orang 80,0. Sedangkan responden dengan
kategori olahraga baik yang menderita stroke hemoragik 2 orang 25,0 dan menderita stroke iskemik 6 orang 75,0.
Hasil uji statistik dengan Chi-Square menunjukan bahwa probabilitas p 0,05 p = 0,035. Hal ini menunjukkan bahwa pada tingkat kemaknaan 95 ada
pengaruh yang signifikan antara olah raga terhadap penyakit stroke pada pasien yang dirawat inap di RSUZA Banda Aceh.
4.8.3 Pengaruh Merokok terhadap Stroke
Universitas Sumatera Utara
Dari Tabel 4.6 diatas dapat diketahui bahwa responden yang terbanyak dalam penelitian ini adalah dengan kategori perokok berat yaitu 22 orang, dimana
yang menderita stroke hemoragik sebanyak 12 orang 54,5 dan yang menderita stroke iskemik 10 orang 45,5. Sedangkan responden dengan kategori perokok
sedang yang menderita stroke hemoragik adalah 3 orang 20,0 dan dengan stroke iskemik 12 orang 80,0.
Hasil uji statistik dengan Chi-Square menunjukan bahwa nilai probabilitas p 0,05 p = 0,049. Hal ini menunjukkan bahwa pada tingkat kemaknaan 95 ada
pengaruh yang signifikan antara kebiasaan merokok terhadap penyakit stroke pada pasien yang dirawat inap di RSUZA Banda Aceh.
4.9 Analisis Multivariat
Analisis multivariat dilakukan untuk melihat beberapa variabel yang secara
bersama-sama berpengaruh terhadap penyakit stroke. Pada penelitian ini dipergunakan uji regresi logistik berganda untuk mencari variabel independen mana
yang paling dominan pengaruhnya terhadap penyakit stroke pada pasien yang dirawat
inap di RSUZA Banda Aceh tahun 2009.
Ada 3 tiga variabel yang diduga berpengaruh terhadap penyakit stroke pada responden yaitu variabel pola makan, olahraga dan merokok. Untuk membuat model
multivariat, variabel tersebut terlebih dahulu dilakukan analisis bivariat dengan variabel penyakit stroke variabel dependen, seperti terlihat pada Tabel 4.6
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan analisis bivariat antara variabel independen dengan variabel dependen pada Tabel 4.6, ternyata ketiga variabel memiliki nilai p 0,25 yaitu
variabel pola makan, olahraga dan merokok. Tahap selanjutnya ketiga variabel tersebut dimasukkan sebagai kandidat untuk dilakukan analisis multivariat.
Analisis multivariat bertujuan untuk mendapatkan model yang terbaik dalam menentukan variabel dominan yang memengaruhi penyakit stroke. Dalam pemodelan
ini semua kandidat dicobakan secara bersama-sama, kemudian variabel yang memiliki nilai p 0.05 akan dikeluarkan secara berurutan dimulai dari nilai p terbesar
backward selection, seperti terlihat pada Tabel 4.7 berikut ini: Tabel 4.7. Uji Regresi Logistik Ganda untuk Identifikasi Variabel yang Akan
Masuk dalam Model dengan p ≤ 0,05
Variabel independent B
P OR
95 CI
Pola Makan Olah Raga
Merokok Constant
1,142 0,366
0,634
-3,030 0,047
0,497 0,093
0,013 3,132
1,442 1,884
0,048 1,016 – 9,659
0,501 – 4,150 0,899 – 3,950
= dikeluarkan bertahap backward selection
Pada Tabel 4.7 diatas dapat dilihat bahwa dari hasil analisis regresi logistik ganda diperoleh variabel olahraga mempunyai nilai p sebesar 0,497 dan variabel
merokok mempunyai nilai p sebesar 0,093 dimana nilai-nilai probabilitas ini lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti bahwa pada uji lanjutan regresi logistik berganda
variabel olahraga dan merokok tidak akan dimasukan lagi karena sudah dikeluarkan secara bertahap. Dengan demikian dari hasil analisis multivariat dapat disimpulkan
Universitas Sumatera Utara
bahwa faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap penyakit stroke pada pasien yang dirawat inap di RSU Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009 adalah pola
makan pasien.
Universitas Sumatera Utara
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Penyakit Stroke
Berdasarkan Tabel 4.5 diperoleh hasil dari 57 pasien stroke yang dirawat inap di RSUZA Banda Aceh menunjukkan bahwa 64,9 diantaranya mengalami stroke
iskemik dan 35,1 mengalami stroke hemoragik. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian epidemiologi yang dikutip oleh
Misbach 1999 yang menunjukkan bahwa stroke hemoragik merupakan 8 – 13 dari semua jenis stroke di Amerika Serikat dan 20 – 30 dari semua jenis stroke di
Jepang dan Cina. Di Asia Tenggara menunjukkan angka stroke hemoragik 26. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Aliah dan Widjaja 2006
bahwa frekuensi penyakit stroke pada beberapa rumah sakit di Makassar dalam kurun waktu Januari sampai September 2000 terdiri dari stroke iskemik 60 dan stroke
hemoragik 40. Secara teoritis menurut Rowland 2000, frekuensi perbandingan dari stroke
iskemik mencapai 3 – 4 kali dibandingkan dengan jumlah stroke hemoragik, dimana stroke iskemik mencapai angka 70 – 80 dari semua jenis stroke. Hal ini didasarkan
pada penelitian yang dilakukan oleh Northern Manhattan Stroke Study 1993 – 1997 dimana diperoleh angka frekuensi dari stroke iskemik 77 dan stroke hemoragik
23.
58
Universitas Sumatera Utara