Berdasarkan Tabel 3.1 diatas diketahui bahwa butir-butir pertanyaan untuk variabel independen yaitu pola hidup pola makan, olahraga, merokok dan
variabel dependen yaitu penyakit stroke adalah valid karena nilainya lebih besar dari r tabel 0,444 serta reliabel memenuhi persyaratan. Dengan demikian
kuesioner tersebut layak digunakan sebagai alat ukur pada penelitian ini. 2. Data sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari dokumen rekam medik RSUZA Banda Aceh yang berhubungan dengan keperluan penelitian.
3.9 Variabel dan Definisi Operasional
Jenis variabel : 1. Variabel dependen variabel terikat: penyakit stroke
2. Variabel independen variabel bebas: pola makan, olahraga, merokok. Defenisi Operasional
1. Stroke adalah manifestasi klinis dari gangguan fungsi otak, baik fokal maupun menyeluruh yang berlangsung dengan cepat, dengan gejala-gejala yang
berlangsung selama lebih dari 24 jam atau menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain selain dari gangguan vaskular.
a. Stroke hemoragik yaitu : penyakit stroke yang terjadi oleh karena pecahnya pembuluh darah di otak
b. Stroke iskemik yaitu : penyakit stroke yang terjadi oleh karena suplai darah ke otak terhambat atau berhenti
Universitas Sumatera Utara
2. Pola makan adalah jumlah, frekuensi serta jenis makanan yang dikonsumsi oleh seseorang dalam satu hari.
3. Olahraga adalah kegiatan seseorang yang dilakukan untuk kesegaran jasmani tidak termasuk pekerjaan sehari-hari.
4. Merokok adalah kebiasaan seseorang menghisap rokok meliputi banyaknya rokok yang dihisap dalam satu hari serta lamanya merokok.
3.8. Metode Pengukuran 3.8.1.
Variabel Bebas Independen
Aspek pengukuran variabel bebas adalah pola hidup pola makan, olahraga, dan merokok. Secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.2. Aspek Pengukuran Variabel Bebas Independen
No Nama
Variabel Jumlah
Indikator Bobot Nilai
Bobot Nilai Variabel
Seluruh Indikator
Kategori Alat
ukur Skala
Ukur
1. Pola makan
12 Bila menjawab a
Bila menjawab b Bila menjawab c
3 2
1 29 – 36
21 – 28 12 – 20
Baik Kurang baik
Tidak baik Kuesioner Ordinal
2. Olahraga
5 Bila menjawab a
Bila menjawab b Bila menjawab c
3 2
1 11 – 15
7 – 10 6
Baik Kurang baik
Tidak baik Kuesioner Ordinal
3 Merokok
6 Bila menjawab a
Bila menjawab b Bila menjawab c
3 2
1 13 - 18
7 – 12 6
Perokok berat Perokok sedang
Perokok pasif Kuesioner Ordinal
Keterangan :
1. Variabel Pola Makan
Universitas Sumatera Utara
Untuk mengetahui pola makan penderita stroke didasarkan pada skala ordinal, dengan rincian skor maksimal untuk tiap-tiap kategori dari aspek variabel pola
makan yaitu :
a. Jawaban ”a” diberi nilai 3 tiga
b. Jawaban ”b” diberi nilai 2 dua
c. Jawaban ”c” diberi nilai 1 satu
Maka penilaian kategori tersebut adalah sebagai berikut : a.
Baik, jika responden memperoleh skor antara 29 - 36 b.
Kurang baik, jika responden memperoleh skor antara 21 - 28 c.
Tidak baik, jika responden memperoleh skor 12 – 20
2. Variabel Olahraga
Untuk mengetahui olahraga penderita stroke didasarkan pada skala ordinal, dengan rincian skor maksimal untuk tiap-tiap kategori dari aspek variabel
olahraga yaitu :
a. Jawaban ”a” diberi nilai 3 tiga
b. Jawaban ”b” diberi nilai 2 dua
c. Jawaban ”c” diberi nilai 1 satu
Maka penilaian kategori tersebut adalah sebagai berikut : a.
Baik, jika responden memperoleh skor antara 11 - 15 b.
Kurang baik, jika responden memperoleh skor antara 6 - 10 c.
Tidak baik, jika responden memperoleh skor 5
3. Variabel Merokok
Universitas Sumatera Utara
Untuk mengetahui kebiasaan merokok penderita stroke didasarkan pada skala ordinal, dengan rincian skor maksimal untuk tiap-tiap kategori dari aspek variabel
merokok yaitu :
a. Jawaban ”a” diberi nilai 3 tiga
b. Jawaban ”b” diberi nilai 2 dua
c. Jawaban ”c” diberi nilai 1 satu
Maka penilaian kategori tersebut adalah sebagai berikut : a.
Perokok berat, jika responden memperoleh skor antara 13 - 18 b.
Perokok sedang, jika responden memperoleh skor antara 7-12 c.
Perokok pasif, jika responden memperoleh skor 6
3.8.2. Variabel Terikat Dependen
Variabel terikat adalah penyakit stroke. Pengukuran terhadap variabel dependen terikat berdasarkan catatan rekam medik RSUZA. Secara lebih rinci dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3. 3. Aspek Pengukuran Variabel Terikat Dependen
No Nama
Variabel Jumlah
Indikator Kategori
Alat Ukur Skala Ukur
1 Pasien Stroke
2 1. Hemoragik
2. Iskemik Kuesioner Nominal
3.9. Metode Analisis Data
Data primer dan sekunder yang telah diperoleh dianalisis melalui proses pengolahan data yang mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
1. Editing, penyuntingan data yang dilakukan untuk menghindari kesalahan atau kemungkinan adanya kuesioner yang belum terisi.
2. Coding, pemberian kode dan skoring pada tiap jawaban untuk memudahkan proses entry data.
3. Entry data, setelah proses coding dilakukan pemasukan data ke komputer. 4. Cleaning, sebelum analisis data dilakukan pengecekan dan perbaikan terhadap data
yang sudah masuk 5. Analisa data, diperoleh dengan beberapa uji statistik dengan menggunakan bantuan
program komputer. Metode analisis data dalam penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan
sebagai berikut : 1.
Analisa univariat Tujuan analisis ini untuk melihat distribusi frekuensi dan persentase dari masing-
masing variabel independen dan variabel dependen. 2. Analisa bivariat
Tujuan analisis ini untuk menjelaskan hubungan dua variabel yaitu antara variabel independen yang diduga kuat mempunyai hubungan bermakna dengan variabel
dependen. Uji statistik yang digunakan adalah uji Chi Square. 3. Analisa multivariat
Analisis multivariat dilakukan untuk mengetahui variabel independen mana yang paling dominan dalam memengaruhi variabel dependen. Teknik analisa data yang
digunakan adalah uji statistik regresi logistik ganda.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh beralamat di Jl. Tgk.H. M. Daud Beureueh No. 108 Banda Aceh, memiliki luas area 196.480 m² dengan luas
bangunan 174.728 m². Tanggal 22 Februari 1979 sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 51MenkesSKII1979 ditetapkan
sebagai rumah sakit kelas C. Dengan hadirnya Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh maka terjadilah perubahan, perkembangan dan
peningkatan RSUZA Banda Aceh menjadi rumah sakit kelas B pendidikan sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
233MenkesSKIV1983 tanggal 11 Juni 1983, dan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 153MenkesSKII1998 tentang
persetujuan rumah sakit umum daerah yang digunakan sebagai tempat pendidikan calon dokter dan dokter spesialis.
Visi RSU Dr. Zainoel Abidin adalah “Terwujudnya rumah sakit umum Dr. Zainoel Abidin sebagai rumah sakit pusat rujukan dan rumah sakit pendidikan
bertaraf nasional pada tahun 2010”. Adapun yang menjadi Misi RSU Dr. Zainoel Abidin adalah : 1 Memberi pelayanan kesehatan yang paripurna, 2 Memberi
pelayanan yang bermutu, 3 Memberikan pelayanan yang terjangkau oleh masyarakat, 4 Menyediakan tempat pendidikan, pelatihan dan penelitian serta
48
Universitas Sumatera Utara