D. Konsumsi dan Suplai kayu di Kota Medan
Tingkat konsumsi dan pasokan kayu di 21 Kecamatan yang ada dapat dideskripsikan dengan kondisi, keberadaan serta perkembangan industri kayu
sekunder panglong yang ada di setiap Kecamatan. Panglong merupakan satu satunya distributor kayu serta produk kayu lanjutan lainnya kepada konsumen
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan kayu. Departemen Pendidikan Nasional 2005 dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga mendefinisikan
panglong merupakan perusahaan penebangan kayu yang diusahakan oleh orang cina atau disebut kilang kayu tempat penggergajian kayu untuk diperdagangkan.
Suplai Kayu Persediaan dan pasokan kayu yang beredar atau diperdagangkan di kota
Medan berasal dari dalam dan luar provinsi Sumatera Utara. Untuk kayu sembarang keras kampung dan sembarang keras hutan berasal dari dalam
provinsi seperti daerah Rantau Prapat, Kisaran dan Dolok Sanggul Kabupaten Humbang Hasundutan, sedangkan untuk kayu seperti damar, meranti, merbau
banyak dipasok dari luar provinsi seperti Riau, Sumatera Barat dan Aceh.
Gambar 8. Kondisi Penyimpanan Kayu di Industri Kayu Sekunder Panglong
Ombun Rico Sitorus : Jenis Dan Harga Kayu Komersial Serta Produk Kayu Olahan Pada Industri Kayu Sekunder Panglong Di Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
Jenis kayu sembarang SK Kampung maupun SK Hutan berasal dari hutan rakyat, Abdurachman dan Nurwati Hadjib
2006
menyatakan bahwa kayu yang berasal dari hutan rakyat yang pada umumnya berumur muda, berdiameter kecil
25 cm, sudah tentu bermutu rendah, tetapi karena pasokan kayu dari sumber utama hutan alamhutan tanaman semakin menurun bahkan hampir habis maka
pemakai kayu sudah lama cenderung memilih kayu-kayu tersebut. Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang telah dicapai akhir-akhir ini, kayu yang berasal dari
hutantanaman rakyat pada dasarnya dapat digunakan untuk berbagai keperluan baik untuk pertukangan maupun bahan bangunan.
Indonesia kini kekurangan bahan baku kayu karena pemerintah membatasijata tebangan hasil hutan, Organisasai Perkayuan Tropis Internasional
ITTO memperkirakan produksi kayu bulat Indonesia pertahun mencapai 30 m
3
. Green Peace 2006 menyatakan bahwa menurut angka – angka resmi,
diperkirakan permintaan konsumi kayu Indonesia tahun 2004, 76nya di penuhi dari kayu hasil pembalakan liar.
Konsumsi kayu Untuk wilayah kota Medan, Panglong sebagai kilang kayu mampu
menjual kayu rata - rata sebanyak 2,91 ton bulan untuk satu panglong. Maka konsumsi kayu untuk kota Medan pada 21 kecamatan dapat diperkirakan kurang
lebih 2,91 x 164 = 477,24 ton bulan atau sekitar 675,77 m
3
bulannya. Ukuran 1 ton adalah sebesar 450 inch atau sebesar 1,416 m
3
, jadi setiap jumlah maupun harga kayu dikonversi ke inch. Seperti yang diungkapkan Zainal
2006 1 ton adalah 7200 inch kubik : 16 kaki Panjang kayu = 450 inch. Hal ini
Ombun Rico Sitorus : Jenis Dan Harga Kayu Komersial Serta Produk Kayu Olahan Pada Industri Kayu Sekunder Panglong Di Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
membuat kita mengetahui jumlah produk yang dibuat dengan 1 ton kayu serta harga produk tersebut sesuai dengan harga jenis kayu tertentu per tonnya.
Pemakaian satuan ton dalam penjualan kayu hanya lazim digunakan untuk kayu berbentuk papan dan broti atau produk kayu olahan lainnya yang memiliki
panjang 16 kaki.. Tidak semua panglong - panglong yang ada di kota Medan menjual kayu dalam satuan ton, sehingga panglong tersebut hanya menjual papan
dan broti per lembarbatang berdasarkan harga per inchnya. Dalam kegiatan renovasi rumah juga dibutuhkan bahan kayu untuk
berbagai fungsi, Zainal 1993 menyebutkan bahwa dalam pengembangan rumah dari tipe 18 menjadi tipe 74 memerlukan kayu sekitar 6,15 m
3
dan dari tipe 21 menjadi tipe 80 memerlukan kayu sekitar 7,43 m
3
diluar keperluan kayu seperti pintu, kusen, jendela atau triplek.
Menurut Handoko 1995 konsumsi kayu pada bangunan rumah untuk berbagai tipe, yang dibutuhkan adalah untuk kosen pintu Jendela, rangka kap
kuda – kuda, langit- langit dengan plywood triplek. Seperti untuk perumahan berikut :
1. tipe garuda Luas bangunan lantai 1= 250 m
2
dan lantai 2 = 243 m
2
memerlukan kayu sebanyak 3873 bt + 208 lb 2. tipe rajawali Luas bangunan lantai 1 234 m
2
dan lantai 2 185 m
2
3321 bt + 206 lb
3. tipe merak Luas bangunan lt 1= 171 m
2
dan lt 2 127 m
2
2253 bt + 157 lb 4. tipe cendrawasih Luas bangunan lt 1= 203 m
2
dan lt 2 = 103 m
2
2037 bt + 163 lb
Ombun Rico Sitorus : Jenis Dan Harga Kayu Komersial Serta Produk Kayu Olahan Pada Industri Kayu Sekunder Panglong Di Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
5. tipe pelikan Luas bangunan lt 1 = 156 m
2
dan lt 2 = 156 m
2
2376 bt + 132 lb.
Dari seluruh sampel diketahui bahwa masyarakat kota Medan lebih banyak menggunakan jenis kayu Jenis sembarang keras kayu SK seperti Durian,
Rengas, Cengal dan yang lainnya adalah jenis kayu dengan kelas kuat III - IV sehingga kualitasnya memungkinkan untuk dijadikan sebagai bahan konstruksi
ringan bangunan. Konsumsi kayu yang berasal dari panglong digunakan masyarakat untuk kebutuhan konstruksi bangunan perumahan, kantor, sekolah
maupun jembatan serta perabot rumah tangga. Industri kayu sekuder panglong yang ada di kota Medan saat ini kesulitan
mendapatkan pasokan bahan baku kayu untuk produksi. Kayu SK Sembarang Keras merupakan jenis kayu yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat kota
Medan, hal ini terlihat dari banyaknya permintaan masyarakat terhadap kayu ini. Tingkat harga yang lebih murah dan persediaan stok kayu yang lebih banyak
adalah alasan masyarakat kota Medan memilih kayu tersebut. Tingkat harga juga mempengaruhi konsumsi kayu dan produk kayu olahan
lainnya. Banyak masyarakat mengkonsumsi jenis kayu sembarang SK dengan alasan harga yang lebih murah. Menurut pakar ekonomi Teguh 2002 bila biaya
atau harga berubah maka jumlah pesanan dan produksi juga ikut berubah. Perubahan tingkat harga yang meningkat akan menyebabkan tingkat konsumsi
kayu berkurang.
Ombun Rico Sitorus : Jenis Dan Harga Kayu Komersial Serta Produk Kayu Olahan Pada Industri Kayu Sekunder Panglong Di Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan