Kedudukan Hukum Adat dalam Perspektif UUD 1945

hukum dirumuskan dan ditetapkan oleh pejabat atau lembaga tertentu yang berwenang 31 . Namun, hukum adat tetap memiliki kedudukan dalam sistem hukum di Indonesia dan hukum adat sebagai hukum yang hidup akan tetap menjadi pelengkap dari hukum nasional, selain itu penyebutannya sebagai hukum tidak tertulis tidak mengurangi perannya dalam memberikan aturan-aturan yang tidak ada di dalam hukum tertulis. Walaupun pembentukan hukum tidak tertulis berbeda dengan hukum tertulis, hukum tidak tertulis dalam hal ini hukum adat tetap mempunyai kekuatan yang legal karena masyarakat mentaatinya. Kedudukan hukum tidak tertulis dalam kaitannya dengan perundang- undangan adalah bahwa sistem hukum nasional Indonesia lebih mendahulukan hukum tertulis daripada hukum tidak tertulis apabila terjadi masalah hukum, tetapi jika hukum tertulis tidak mengatur perihal masalah hukum tersebut maka hukum tidak tertulislah yang mengaturnya. Jadi, peran hukum tidak tertulis bersifat mengisi terhadap hukum tertulis dimana, baik hukum tertulis maupun tidak tertulis saling melengkapi meskipun hukum tertulis lebih diutamakan. Artinya, terdapat superioritas UU di atas hukum adat dimana bahwa pengakuan dan berlakunya hukum adat tergantung kepada hukum yang berlaku. 32 Berikut adalah kedudukan hukum adat dalam hirarki perundang-undangan di Indonesia:

1. Kedudukan Hukum Adat dalam Perspektif UUD 1945

Pada sejarahnya, hukum adat telah ada sejak masa kolonial, bahkan pra kolonial. Pada masa pra-kolonial, hukum yang berlaku adalah hukum asli 31 Ibid., halaman 5 32 Ibid., halaman 45 bangsa Indonesia yang dianggap masih murni dari pengaruh-pengaruh asing, walaupun pada perkembangannya terjadi perubahan-perubahan dalam hukum asli bangsa Indonesia tersebut akibat adanya interaksi dengan bangsa-bangsa asing dan nilai-nilai agama. Pada masa kolonial, beberapa para ahli hukum menyadari bahwa selain hukum Eropa, di Indonesia juga berlaku hukum adat sehingga pemerintahan kolonial Belanda tetap memberlakukan hukum adat bagi masyarakat pribumi. 33 Sistem hukum Indonesia mengenal hukum tertulis dan tidak tertulis dimana pengakuan atas keberadaan hukum tidak tertulis secara tersurat ada dalam Penjelasan Umum UUD 1945 yang menyatakan, “ berlaku juga hukum dasar tidak tertulis, ialah peraturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktik penyelenggaraan negara meskipun tidak tertulis”. Hukum tertulis meliputi Pembukaan UUD 1945, Batang Tubuh UUD 1945, Ketetapan MPR, dan peraturan perundang-undangan lainnya, adapun hukum tidak tertulis meliputi kebiasaan-kebiasaan ketatanegaraan yang timbul dan terpelihara dalam praktik penyelenggaraan fungsi kenegaraan, hukum adat, dan hukum kebiasaan yang hidup dan dihayati oleh rakyat Indonesia dalam kehidupan masyarakat. Hukum tidak tertulis terbentuk bukan karena ditetapkan oleh pimpinan masyarakat, melainkan tumbuh dari berbagai tahapan yang dimulai dari kebiasaan, lalu ke tata kelakuan, kemudian ke adat istiadat, dan terakhir menjadi norma hukum. Semua tahapan tersebut berlangsung secara 33 Ibid., halaman 23-26 terus-menerus dalam waktu tertentu dan diterima serta dilaksanakan secara kontinu oleh masyarakat. 34 Hukum adat sebagai hukum tidak tertulis merupakan salah satu bagian dari hukum nasional yang eksistensinya sejak zaman penjajahan secara tegas dimaksudkan sebagai hukum bagi golongan Bumiputera Pasal 131 IS. 35 Pada hari kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945, adalah tahap awal berkembangnya konsep pemikiran dan pandangan bahwa hukum adat sebagai hukum nasional Indonesia. Konsep tersebut terlihat dalam tiga dokumen negara yaitu, Pembukaan UUD 1945, Batang Tubuh UUD 1945, dan Penjelasan UUD 1945. 36 Setelah merdeka, selain masih menganut pluralisme hukum berdasarkan Aturan Peralihan pasal II UUD 1945, yang antara lain masih menempatkan hukum adat sebagai hukum masayarakat pribumi. Artinya, Pancasila dan UUD 1945 telah memberi landasan untuk mengangkat hukum adat sebagai sumber hukum nasional. 37 Namun pada kenyataannya, konstitusi Indonesia sebelum amandemen tidak secara tegas menunjukkan pengakuan dan pemakaian istilah hukum adat, tetapi apabila ditelaah secara mendalam dapat disimpulkan bahwa secara sungguh-sungguh rumusan yang ada di dalam UUD 1945 mengandung nilai luhur dan jiwa hukum adat. Contoh, pasal 33 ayat 1 yang menyatakan bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan, yang pada dasarnya diilhami dari hak ulayat yang secara tradisional diakui 34 Ibid., halaman 44-45 35 Ibid., halaman 45 36 Ibid., halaman 27 37 Loc.Cit., halaman 45 dalam hukum adat. Baru setelah amandemen terhadap konstitusi Indonesia hukum adat diakui sebagaimana yang dinyatakan dalam pasal 18B ayat 2 UUD 1945 bahwa, negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam Undang-Undang. Artinya, konstitusi Indonesia memberikan jaminan pengakuan dam penghormatan terhadap hukum adat apabila memenuhi syarat sebagai berikut: a realitas, bahwa hukum adat masih hidup dan sesuai dengan pekembangan masyarakat. b idealitas, bahwa sesuai dengan prinsip NKRI dan keberlakuan diatur dalam UU , sepeti dalam pasal 28I ayat 3 UUD 1945 yang menegaskan penghormatan atas identitas budaya dan hak masyarakat tradisional selaras dengan perkembangan zaman dan peradaban manusia.

2. Hukum adat dalam undang undang darurat no 1 tahun 1951