Fungsi Dalain Natolu Dalam Hukum Adat

B. Fungsi Dalain Natolu Dalam Hukum Adat

Namun bukan berarti ada kasta dalam sistem kekerabatan Mandailing. Sistem kekerabatan Dalihan Natolu adalah bersifat kontekstual. Sesuai konteksnya, semua masyarakat Batak pasti pernah menjadi Mora , juga sebagai khanggi , juga sebagai Boru. Jadi setiap orang harus menempatkan posisinya secara kontekstual. 55 Sehingga dalam tata kekerabatan, semua orang Batak harus berperilaku raja. Raja dalam tata kekerabatan Batak bukan berarti orang yang berkuasa, tetapi orang yang berperilaku baik sesuai dengan tata krama dalam sistem kekerabatan Batak. Maka dalam setiap pembicaraan adat selalu disebut Raja ni Hulahula, Raja no Dongan Tubu dan Raja ni Boru. Sudah menunjukkan pergeseran-pergeseran nilai, terutama bagi yang hidup dikota- kota besar. 56 Dalihan Natolu menjadi simbol tiga kelompok masyarakat adat yang saling bekerja sama dalam menyelesaikan semua urusan. Segala beban dipikul bersama. Ini adalah simbol gotong royong, kebersamaan, hak dan kewajiban, tenggang rasa, kasih sayang, holong, sehingga kekerabatan tetap terpelihara dengan baik. 57 55 . http:www.kompasiana.comcha2hankeharmonisan-adat-batak-dalam-lingkaran- dalihan-natolu_5529d5e56ea8345844552cf, diakses tanggal 14 September 2015 56 . Siahaan, Nalom, Adat Dalihan Na Tolu: Prinsip dan Pelaksanaanya . Jakarta, 1982, Penerbit Grafina, halaman , 9. 57 . Basyral Hamidy Harahap, Siala Sampagul: Nilai-nilai Luhur Budaya Masyarakat Kota Padangsidimpuan, Cet. I, Padangsidimpuan: Pemerintah Kota Padangsidimpuan, 2004, halaman. 23. Oleh sebab itu, maka Setiap unsur dalam adat Dalihan Na Tolu mempunyai hak dan kewajiban yang berbeda. Hak dan kewajiban ini sesuai dengan kedudukan atau status mereka ketika duduk sama dalam menyelesaikan persoalan atau dalam hal pengambilan keputusan. Artinya dongan sabutuha mempunyai hak dan kewajiban yang berbeda dengan boru dan hula-hula. Walaupun secara relative kedudukan ini tidak mutlak disetiap kesempatan, karena bisa saja pada suatu waktu kelompok dongan sabutuha menjadi kelompok boru ataupun kelompok hula-hula dan sebaliknya. 58 Adapun hak dan kewajiban dalihan na tolu menerapkan pola tritunggal yakni, bahwa pihak hula-hulalah yang memberikan pertimbangan, masukan- masukan, dan nasihat-nasihat, sedangkan pihak dongan tubu atau dongan sabutuha sebagai tuan rumah yang menyadiakan semua keperluan, dan pihak boru yang berperan sebagai parhobas pelayan atau pekerja. Selain itu hak dan kewajiban dalihan na tolu adalah sebagai berikut : 59 1. Kahanggi Dongan Sabutuha Dongan Sabutuha mempunyai hak dan kewajiban yang berbeda dengan dua unsur dalihan na tolu yang lain. Dongan sabutuha yang lahir dari perut yang sama mempunyai sifat seperasaan, senasib dan sepenanggungan yang menjadikan dongan sabutuha ini menjadi seia sekata dalam menentukan keputusan dalam berbagai persoalan yang terjadi dalam kegiatan sehari-hari. Dongan sabutuha secara umum mempunyai kewajiban dalam 58 . Parsadaan Marga Harahap Dohot Anak Boruna, Horja: Adat Istiadat Dalihkan Na Tolu , Jakarta, 1993, halaman. 56. 59 . http:innocentwinx3.blogspot.co.id201311dalihan-natolu.html, diakses tanggal 15 September 2015 menyelesaikan setiap masalah yang timbul diantara orang-orang yang bersaudara. 2. Boru Boru anak perempuan terdiri atas suami anak perempuan, anak-anaknya serta orang tua suami dan dongan sabutuha suaminya. Boru ini berhak atas kasih sayang pihak dongan sabutuha yang menjadi hula-hula dari boru dan orang Batak juga pada umumnya mencintai pihak boru. Disamping punya hak, pihak boru juga punya kewajiban dalam mendukung setiap pekerjaan yang dilakukan oleh pihak hula-hulanya.

3. Mora

Mora Pemberi Pengantin Perempuan terdiri atas semua dongan sabutuha orang tua pengantin perempuan. Ini bukan saja hanya pihak mertua dan golongan semarganya, tetapi juga tulang paman, yakni saudara-saudara ibu. Berdasarkan uraian diatas, maka Dalihan na tolu mempunyai fungsi dalam menentukan hubungan masyarakat yang berinteraksi dalam artian apakah dia sebagai khanggi, boru, ataupun mora . Hal ini juga penting dalam mengatur tata komunikasi atau tutur sapa. Dalihan na tolu juga berfungsi menentukan kedudukan, hak dan kewajiban masyarakat. Fungsi dari ketiga unsur diuraikan seperti dibawah ini; 60 60 . Sibarani, Robert, Dalihan Na Tolu Etnik Batak Toba Dalam Merekat Kesatuan Bangsa . Medan: Media Forkala SU, 2005. Halaman, 42. a. Mora berfungsi untuk memberikan petuah, nasihat, bahkan diyakini sebagai pemberi berkat. Hula-hula ini berkedudukan lebih terhormat dari unsur yang lain b. Khanggi atau dongan sabutuha berfungsi sebagai tuan rumah yang menyediakan bukan melayani keperluan kegiatan atau acara. c. Boru berperan sebagai pelayan parhobas dalam acara adat maupun acara lainnya misalnya, gotong-royong. Fungsi Dalihan Natolu juga mengatur dan mengendalikan tingkah laku seseorang dalam kehidupan sosial masyarakat mandailing . Pengaturan atau pengendalian itu didasarkan pada pola perilaku terhadap tiga unsur dalihan na tolu, yakni somba marhula- hula “hormat kepada pihak pemberi istri”, elek marboru “membujuk kepada pihak penerima istri, dan manat mardongan tubu “hati-hati kepada teman semarga”. Hal inilah yang mengendalikan pola bertingkah laku masyarakat mandailing sehingga setiap orang mandailing bertemu, dia akan mempraktekkan pola bertingkah laku itu. 61 Sejalan dengan itu, Pengayoman perlindungan wajib diberikan terhadap lingkungan masyarakat, tugas tersebut diemban oleh tiga unsur Dalihan Na Tolu. 62 Tugas pengayom ini utamanya berada di pihak mora dan yang diayomi pihak anak boru. Sesungguhnya sesama unsur Dalihan Na Tolu dipandang memiliki daya magis untuk saling melindungi. Hubungan saling melindungi itu adalah laksana siklus jaring laba-laba yang mengikat semua pihak yang terkait dengan adat Batak. Prinsipnya semua orang menjadi pengayom dan mendapat pengayoman dari sesamanya adalah pendirian yang kokoh dalam pandangan adat Batak.

C. Faktor faktor Penyebab Masyarakat Lebih Memilih Dalihan Natolu