Akibat Hukum Perubahan Peruntukan Tanah Wakaf Hak Milik Menurut
Penyelesaian perselisihan wakaf tanah milik termasuk yurisdiksi Pengadilan Agama, yaitu sepanjang masalah sahnya atau tidak perbuatan
mewakafkan tanah milik sebgaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977 dan masalah-masalah lainnya yang menyangkut wakaf
berdasarkan syari‟at Islam. Dengan demikian, berarti masalah-masalah lainnya yang secara nyata menyangkut hukum perdata dan hukum pidana diselesaikan
melalui hukum acara dalam pengadilan Negeri. Sebelum dikeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977,
penyelesaian sengketa perwakafan menjadi kompetensi Peradilan Umum dan bukan kompetensi Peradilan Agama. Dapat dilihat dalam Putusan Mahkamah
Agung Nomor 163 KSip1963 tertanggal 22 Mei 1963 yang menganggap soal wakaf yang berasal dari Hukum Islam, di Indonesia sudah dapat dianggap
meresap dalam hukum adat. Kemudian Putusan Mahkamah Agung Nomor 152 KSip1963 yang merumuskan pengertian wakaf sebagai perbuatan hukum
dengan mana suatu barang atau barang-barang telah dikeluarkannya atau diambil dari kemanfaatan atau kegunaannya dalam lalu lintas maysarakat semula, guna
kepentingan seorang atau orang-orang tertentu atau guna maksud atau tujuan yang telah ditentukan, barang-barang yang berada di tangan si mati.
Dengan keluarnya Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977, maka menurut ketentuan dalam Pasal 12 Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977,
penyelesaian perselisihan sepanjang yang menyangkut persoalan perwakafan
tanah, disalurkan melalui pengadilan Agama setempat sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
19
Menurut ketentuan dalam Pasal 17 Peraturan Menteri Agama Nomor 1 Tahun 1978, bahwa Pengadilan Agama yang mewilayahi tanah wakaf
berkewajiban memeriksa dan menyelesaikan perkara tentang perwakafan tanah menurut syari‟ah, yang antara lain mengenai :
a. wakaf, wakif, nadzir nazhir, ikrar dan saksi;
b. bayyinah alat bukti administrasi tanah wakaf;
c. pengelolaan dan pemanfaatan hasil wakaf.
Dalam melaksanaan penyelesaian perselisihan wakaf tanah milik tersebut, Pengadilan Agama tetap berpedoman pada tata cara penyelesaian perkara yang
berlaku pada Pengadilan Agama.
19
Rachmadi Usman, Hukum Perwakafan Di Indonesia Jakarta: Sinar Grafika, 2009, h.97.
62