Kendala Penindakan Hukum Terhadap Fiskus

3. Kendala Penindakan Hukum Terhadap Fiskus

Wewenang Dirjen Pajak sangat tinggi. fiskus yang menentukan potensi penerimaan pajak dan sekaligus yang bertugas merealisasikannya. Fiskus yang melakukan pemeriksaan pajak dan sekaligus mengadilinya. Aparat yang berhak menafsirkan bunyi UU Pajak KUP, PPh, PPN dan jika Wajib Pajak tidak setuju dengan perhitunganpenafsiran tersebut Surat Ketetapan Pajak, maka wajib pajak dipersilahkan mengikuti proses selanjutnya keberatan, banding dalam pelaksanaannya ada beberapa kendala untuk melakukan penindakan hukum secara tegas kepada aparat Dirjen Pajak, yaitu: 1 Selama ada kecenderungan Dirjen Pajak berlindung dibalik Pasal 34 KUP yang menyebutkan pada intinyta petugas pajak dilarang memberikan informasi mengenai wajib pajak serta informasi lainnya mengenai pajak, ketika BPK, Itjen Depkeu IBI, atau aparat penegak hukum mencoba melakukan penelitian awal atas dugaan terjadinya tindak pidana korupsi. Kondisi ini menyebabkan aparat sulit mencari bukti awal sebagai persyaratan untuk melakukan penyelidikan penyidikan. Namun sebenarnya jawaban atas kesulitan penyidikan ini juga terdapat dalam pasal 34 KUP ayat3 dan 4 di mana menteri keuangan dapat memberikan ijin tertulis yang merupakan akses untuk kepentingan penyidikan. 15 2 Selama terdapat hubungan yang bersifat saling menguntungkan simbiosis mutualisme antara Fiskus dengan Wajib Pajak. Tentu saja yang dimaksud Fiskus dan Wajib Pajak di sini adalah oknum tidak bisa digeneralisasi bahwa semua atau sebagian besar Fiskus dan Wajib Pajak melakukan hal yang sama. Sebagian besar wajib pajak lebih suka membayar pajak kepada Fiskus dibandingkan langsung ke negara. Artinya, sejumlah kecil kewajiban pajaknya dibayarkan ke negara, sedangkan sebagian yang lain dibayarkan ke Fiskus, dengan asumsi Wajib Pajak masih bisa menghemat pajak yang sebenarnya terutang ke negara. Sebagai businessman, wajib pajak cenderung menghindari konfrontasi dengan Fiskus karena sejarah menunjukkan bahwa dengan bermain aman bersama Fiskus. 3 Selayaknya markus makelar kasus di peradilan yang banyak diperankan pengacara, maka dalam konteks mafia pajak, yang bertindak sebagai perantara antara Fiskus dan Wajib Pajak adalah konsultan pajak. Di beberapa wajib pajak yang masih culun sering ditemui fee untuk konsultan pajak yang tidak wajar jumlahnilainya. Fee inilah yang biasanya digunakan untuk bermain dengan Fiskus. Mekanisme suap secara tidak langsung seperti ini memang menyulitkan dalam proses pembuktian di pengadilan. 4 Sebagian besar Fiskus punya background sebagai akuntan sarjana hukum. Oleh karena itu, mereka sangat lihai bermain-main dalam mafia pajak dan bagaimana menyembunyikan harta hasil kekayaannya 16 Menurut komite pengawas perpajakkan KPP ada dua belas titik rawan praktek makelar kasus dan penyelewengan dirjen pajak, misalnya proses pemeriksaan,penagihan dan pengadilan pajak, yaitu: 1. Proses pemeriksaan, penagihan, account representative, dan pengadilan pajak 2. Keberatan pajak 3. Banding pajak 4. Pemeriksaan bukti permulaan dan penyidikan pajak 5. Penuntutan 6. Persidangan 7. Wajib pajak bermain dengan konsultan pajak 8. Oknum pajak merangkap sebagai konsultan pajak 9. Oknum pengadilan pajak 10. Main melalui rekayasa akuntansi 11. Main melalui fasiltas pajak 12. Main melalui peraturan pajak

4. Etika Pegawai Pajak Fiskus

Dokumen yang terkait

PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL, KECERDASAN EMOSIONAL DAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP SIKAP ETIS MAHASISWA MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

3 69 15

PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL, KECERDASAN EMOSIONAL, KECERDASAN SPIRITUAL, PERILAKU Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual, Perilaku Belajar dan Latar Belakang Pendidikan Menengah Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntans

0 3 15

PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL, KECERDASAN EMOSIONAL, KECERDASAN SPIRITUAL, PERILAKU Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual, Perilaku Belajar dan Latar Belakang Pendidikan Menengah Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntans

0 2 17

PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL, KECERDASAN EMOSIONAL, KECERDASAN SPIRITUAL, DAN KECERDASAN Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual, Dan Kecerdasan Sosial Terhadap Pemahaman Akuntansi (Studi Kasus Mahasiswa Program Stu

0 2 16

PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL, KECERDASAN EMOSIONAL, KECERDASAN SPIRITUAL, DAN KECERDASAN Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual, Dan Kecerdasan Sosial Terhadap Pemahaman Akuntansi (Studi Kasus Mahasiswa Program Stu

0 2 19

Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual, dan Gender pada Sikap Etis Mahasiswa Magister Akuntansi Universitas Udayana.

0 1 45

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, KECERDASAN INTELEKTUAL, KECERDASAN SPIRITUAL, KECERDASAN SOSIAL TERHADAP PEMAHAMAN AKUNTANSI Catur Widatik

0 1 10

PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL, KECERDASAN EMOSIONAL DAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP SIKAP ETIS MAHASISWA MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

0 4 15

PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL, KECERDASAN EMOSIONAL, KECERDASAN SPIRITUAL, DAN MUATAN ETIKA DALAM PENGAJARAN AKUNTANSI KEUANGAN TERHADAP SIKAP ETIS MAHASISWA AKUNTANSI

0 0 16

PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL, KECERDASAN EMOSIONAL, DAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP SIKAP ETIS MAHASISWA S1 AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO - repository perpustakaan

0 0 15