Pengertian Asuransi Kebakaran Asuransi Kebakaran

29 Artinya: “ Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu…..” QS. 5 al-Maidah : 1 ⌧ ☺ ☺ ءﺎﺴﻨﻟا : Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya dan apabila kamu menetapkan hukum diantara manusia, hendaklah dengan adil…” QS. 4 an- Nisa : 58 Besarnya bagi hasil sangat tergantung kondisi perusahan. Semakin sehat dan besar profit yang diperoleh perusahan, semakin besar pula porsi bagi hasil yang dibagikan kepada peserta. Skim bagi hasil 50:50, 60:40, 70:30, 80:20, atau 90:10 biasanya dievaluasi setiap periode tertentu misalnya 2 atau 3 tahun sekali manakala perusahan mengalami perubahan yang cukup signifikan untung atau rugi. 11

B. Asuransi Kebakaran

1. Pengertian Asuransi Kebakaran

Produk Asuransi Syariah dipahami sebagai suatu model jaminan proteksi yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan Asuransi Syariah untuk ditawarkan kepada masyarakat luas agar ikut serta berperan sebagai anggota peserta dari sebuah perkumpulan pertanggungan yang secara materi mendapatkan keamanan bersama. 11 Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah Life and General; Konsep dan Sistem Operasional , Jakarta: Gema Insani, 2004, h. 319 30 Dalam landasan ekonomi Islam Syariah, segala hal yang dapat memberikan mashlahah diperbolehkan dan segala hal yang memberikan mudhorot dilarang karena akan mengganggu Dien atau agama, jiwa, akal dan kemashlahatan umat. Oleh karena itu, mengantisipasi risiko yang akan terjadi dimasa yang akan datang adalah diperbolehkan bahkan dianjurkan sebagaimana Rasulullah nyatakan bahwa yang dimaksud dengan tawakal kepada Allah bukanlah pasrah dengan membiarkan unta tanpa diikat namun yang disebut tawakal adalah mengusahakan menjaga segala sesuatu misal harta sesuai dengan kemampuan. Jika ternyata hal tersebut hilang, maka mungkin itu adalah takdir Allah sehingga diperlukan sikap tawakal kepada Allah setelah dilakukan usaha. Namun jika belum ada usaha, lalu pasrah membiarkan harta terancam berbagai risiko maka berarti usaha belum dimaksimalkan. Segala musibah dan bencana yang menimpa manusia merupakan qadha dan qadar Allah. Namun, manusia atau perusahaan wajib berikhtiar memperkecil risiko finansial yang timbul, salah satunya dengan cara menabung atau menyisihkan dana. Akan tetapi, upaya tersebut sering kali tidak memadai, mengingat jumlah risiko yang ditanggung lebih besar dari yang diperkirakan. ☺ ☺ ﺮﺸﺤﻟا : 31 Artinya: ”Hai orang-orang yang beriman Bertakwalah kepada Allah dan hendak setiap diri memerhatikan apa yang telah dibuat untuk hari esok masa depan. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” QS. 59 Al-Hasyr : 18 Asuransi kerugian adalah asuransi yang menjamin kerugian atau kerusakan pada harta benda atau kepentingan yang secara langsung disebabkan oleh kebakaran, petir, ledakan, dan kejatuhan pesewat. 12 Dengan demikian objek pertanggungan dari asuransi kebakaran pada prinsipnya adalah harta benda dan atau kepentingan yang tertimpa kerugian atau kerusakan sebagai akibat langsung dari suatu kebakaran, tersambar petir, ledakan, kejatuhan pesawat terbang dan asap, yang terjadi karena kecelakaan tidak sengaja. Asuransi kebakaran merupakan suatu jenis pertanggungan yang memberikan jaminan terhadap risiko-risiko yang disebabkan karena adanya suatu peristiwa kebakaran ataupun segala sesuatu yang dapat disamakan dengan kebakaran terhadap barang-barang yang dipertanggungkan. 13 Di Negara Indonesia perusahaan yang “khusus” mengatur mengenai kebakaran belum ada, akan tetapi dikombinasikan dengan asuransi lainnya yaitu yang terdapat dalam asuransi kerugian. Asuransi kebakaran bertujuan untuk mengganti kerugian yang disebabkan oleh kebakaran. Asuransi kerugian adalah asuransi yang menjamin atas kerugian atau kerusakan pada 12 Djojosoedarso Soeisno, Prinsip-Prinsip Manajemen Risiko Asuransi, Jakarta: PT Salemba Emban Patria, 1999, edisi revisi, h. 143. 13 Gunanto, Asuransi Kebakaran di Indonesia, Jakarta: Tira Pustaka, 1984, h. 77. 32 harta benda atau kepentingan yang secara langsung disebabkan oleh : kebakaran, petir, ledakan, kejatuhan pesawat terbang. 14 Asuransi kebakaran diatur dalam pasal 287-298 KUHD, 15 yang mengatur tentang isi polis, dasar ganti rugi asuransi dan lain-lain. Untuk dapat memahami ketentuan dalam tarif dan Polis Standar Kebakaran Indonesia maupun klausula standarnya dengan baik, dapat dilihat pada pasal-pasal tersebut. Menurut pasal 290 KUHD asuransi kebakaran adalah pertanggungan yang menjamin kerugian kerusakan atas harta benda harta tetap dan harta bergerak yang disebabkan oleh kebakaran, yang terjadi karena api sendiri atau api dari luar, karena udara buruk, kurang hati-hati, kesalahan atau perbuatan tidak pantas dari pelayan tertanggung, tetangga, musuh, perampok dan apa saja dan dengan cara bagaimanapun sebagai sebab timbulnya kebakaran. Sampai saat ini, hal-hal mengenai asuransi kebakaran di Indonesia diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang KUHD pasal 287-298 dan merupakan produk hukum zaman kolonial Belanda, pengatur didalam pasal-pasal tersebut mungkin sebagian besar masih relevan dengan kondisi dan situasi sekarang namun pada prinsipnya masih diperlukan klausula- klausula yang lebih lengkap dan sampai saat ini produk hukum untuk melengkapinya belum ada. Oleh sebab itu polis asuransi kebakaran yang merupakan perjanjian antara penanggung dengan tertanggung mempunyai 14 Abbas Salim, Prinsip-Prinsip Asuransi, Jakarta : PT Raja Grafindu Persada, 1996, edisi revisi, h. 15. 15 Abdul Kadir Muhammad, Hukum Asuransi Indonesia, Bandung : PT Citra Aditya Bakti, 2002 Cet ke-3,h. 159. 33 fungsi penting dalam praktek asuransi kebakaran khususnya, menyangkut hal- hal yang sesuai dengan perkembangan asuransi saat ini dan perkembangan bentuk, fungsi dan tekhnologi objek pertanggungan. 16 Sedangkan pengertian lain asuransi kebakaran adalah asuransi yang menjamin atas risiko yang timbul atas sesuatu yang terbakar yang seharusnya tidak terbakar secara tidak sengaja atau tiba-tiba sepanjang menyangkut kepentingan tertanggung yang telah membayar sejumlah premi tertentu kepada penanggung yang diikat dalam suatu kontrak yang disebut polis. Objek pertanggungan dalam asuransi kebakaran dapat berupa benda- benda tidak bergerak seperti bangunan, rumah, pabrik dan lain-lain. Serta benda-benda bergerak yang terdapat didalam atau menjadi bagian dari benda tetap objek asuransi yang bersangkutan. Dari uraian diatas terlihat bahwa ada 3 tiga unsur yang terlibat dalam suatu sistem asuransi secara umum, kebakaran khususnya yaitu : Penanggung, tertanggung dan objek pertanggungan. Disamping itu ada unsur yang melekat kepada atau sebagai akibat hubungan antara unsur-unsur diatas yaitu risiko yang melekat pada objek pertanggungan, polis yang merupakan bentuk hubungan hukum antara penanggug dengan tertanggung, serta premi yang merupakan konsekuensi hubungan hukum penanggung dengan tertanggung.

2. Pengertian Kebakaran