BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Underwriting
1. Pengertian dan Tujuan Underwriting
a. Pengetian Underwriting
Underwriting yang bisa disebut juga dengan risk selection,
adalah suatu fungsi manajemen risiko asuransi yang bertugas atas seleksi dan klasifikasi risiko yang dimiliki oleh calon tertanggung
perorangan maupun kumpulan. Dengan kata lain, underwriting adalah memaksimalkan laba melalui penerimaan distribusi risiko yang
diperkirakan akan mendatangkan laba. Tanpa underwriting yang efisien, perusahaan asuransi tidak akan mampu bersaing.
1
Sedangkan orang yang mengevaluasi berbagai risiko serta menentukan diterima
tidaknya surat permohonan asuransi disebut dengan Underwriter. Dalam asuransi konvensional, underwriting dilakukan untuk
memilih mana objek risiko yang ditanggung dan mana yang tidak. Ini berarti seorang underwriter akan membuat suatu penilaian berdasarkan
semua risiko yang diajukan kepada perusahaan, yang diperkirakannya secara kolektif akan menguntungkan. Kemudian underwriter juga akan
menentukan besarnya premi dan nilai deductible dan lain-lain. Yang sepadan dengan nilai antisipasi klaim dari tertanggung, biaya
manajemen dan akuisisi.
1
Darmawi Herman, Manajemen Asuransi, Bumi Aksara,2000, h. 31-32.
16
17
Dalam Asuransi Syariah memiliki perbedaan pada konsep dasarnya, ada prinsip saling memikul risiko diantara sesama orang atau
peserta asuransi. Sehingga antara satu dengan lainnya menjadi penanggung atas risiko yang lainnya. Semua ini dilakukan atas dasar tolong menolong
dalam kebaikan, dimana masing-masing mengeluarkan dana sumbangan derma tabarru’ yang disepakati bersama nilainya untuk menanggung
risiko tersebut. Sesuai dengan firman Allah SWT
⌧
ةﺪﺋﺎﻤﻟا :
Artinya: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebaikan dan taqwa dan jangan tolong-menolonglah kamu dalam berbuat
dosa dan pelanggaran” QS. 5 al-Maa’idah :2
Suksesnya perusahaan asuransi membutuhkan usaha pendistribusian biaya dan manfaat yang seadil mungkin di antara peserta
asuransi. Mempertahankan keadilan diantara para pemegang polis adalah pekerjaan penanggung underwriter yang harus mengklasifikasikan dan
menentukan tarif masing-masing kemungkinan kerugian. Dalam melakukan proses penerimaan risiko atau penyeleksian
risiko underwriting terdapat tiga konsep penting yang menjadi dasar bagi
18
perusahaan asuransi untuk menerima atau menolak suatu penutupan risiko.
2
Pertama, kemungkinan menderita kerugian chance of loss.
Sering disebut dengan probilita atau kemungkinan menderita kerugian dari sejumlah objek tertentu. Underwriter pada umumnya meramalkan
kemungkinan menderita kerugian ini berdasarkan apa yang terjadi di masa lalu.
Kedua, tingkat risiko degree of risk. Yaitu, ketidakpastian atas
kerugian pada masa datang yang biasanya sulit untuk diramalkan. Tingkat risiko ini seringkali dicampuradukkan dengan kemungkinan menderita
kerugian, tetapi keduanya mempunyai perbedaan pokok. Misalnya, suatu hal yang tidak mempunyai kemungkinan menderita kerugian probilitas
nol, maka secara teoritis tingkat risikonya juga nol. Tetapi, hal tersebut tidak berlaku, tingkat risiko kemungkinana masih tetap ada sebagai akibat
dari situasi yang berbeda.
Ketiga, hukum bilangan besar law of large number. Makin
banyak objek yang mempunyai risiko yang sama atau hampir sama, akan mekin bertambah baik bagi perusahaan asuransi. Hal ini disebabakan
penyebaran risiko-risiko akan lebih luas. Sehingga, secara sisitematis kemungkinan menderita kerugian dapat diramalkan dengan lebih baik.
Dengan demikian, underwriting adalah proses yang dengannya pengelola Asuransi Syariah mempertimbangkan dan menentukan apakah
2
Salusra Satria, Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi Kerugian di Indonesia-Dengan Analisis Risiko Keuangan
“Early Warning System”, Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI,1994, h. 19-20.
19
akan menerima partisipasi ganti rugi yang dibuat pemohon dan menentukan syarat-syarat yang akan ditentukan. Dengan kata lain,
underwriting adalah proses menyeleksi risiko dan mengklasifikasinya
sesuai dengan tingkat insurability dapat ditanggungnya. Proses ini meliputi penolakan atas risiko-risiko yang dapat diterima unacceptable,
sehingga dapat ditentukan tarif yang sesuai. Underwriting disebut juga seleksi risiko yakni proses penaksiran dan penggolongan tingkat risiko
yang terdapat pada seseorang calon peserta. Berdasarkan tingkat risiko, suatu permohonan dapat diterima atau ditolak. Yang bertanggung jawab
terhadap penerimaan atau penolakan permohonan asuransi berdasarkan penaksiran risiko ini dinamakan underwriter.
3
b. Tujuan Underwriting