Metode Perhitungan Surplus Underwriting Asuransi Kebakaran

BAB IV MEKANISME PENDISTRIBUSIAN DANA

SURPLUS UNDERWRITING KEPADA PESERTA ASURANSI KEBAKARAN

A. Metode Perhitungan Surplus Underwriting Asuransi Kebakaran

Penelitian ini diawali dengan melakukan pengumpulan data kelas bisnis asuransi kebakaran pada PT. Asuransi Umum BumiputeraMuda 1967 Unit Syariah. Risk and Loss Profile Asuransi Kebakaran PT. Asuransi Umum BumiputeraMuda 1967 Unit Syariah selama 5 tahun terakhir yaitu tahun 2005- 2009 yang berisi RumahKoe yang ditanggung exposure, jumlah premi yang diterima dan jumlah klaim yang dibayarkan kepada peserta. 1 Data risk and loss profile ini sangat penting dalam melakukan perhitungan surplus underwriting, karena sebelum melakukan perhitungan surplus underwriting perusahaan melakukan perhitungan tarif premi. Dengan data inilah seorang aktuaris memiliki pengetahuan yang luas tentang risiko dan kerugian yang pernah terjadi sebelumnya. Dengan informasi tersebut, maka aktuaris dapat memperkirakan risiko dan kerugian yang mungkin terjadi di masa mendatang. Dari informasi tersebut, maka akan dapat diestimsi berapa tarif yang ditetapkan dimasa mendatang berdasarkan data yang ada. Suatu perusahaan tidak bisa menetapkan tarif premi yang tidak didasarkan pada data risk and loss profile. Bila suatu perusahaan melakukan hal demikian, maka akan bertentangan dengan Peraturan Menteri Keuangan 1 Fitria Dewianty,”Metode Pehitungan Tarif Premi Asuransi Kendaraan Bermotor Berdasarkan Experience” Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Jakarta, 2008, h.68-69. 48 49 No. 74 tahun 2007 karena dianggap mengabaikan data statistik dan izin operasi perusahaan tersebut dapat dicabut. Bila suatu perusahaan mengabaikan data statistik, hal ini akan sangat berbahaya bagi perusahaan tersebut dan bagi para nasabah. Hal ini dikarenakan, asuransi merupakan bisnis yang mengelola risiko. Risiko itu tidak dapat kita ketahui sebelum risiko itu terjadi, maka untuk dapat mengukur risiko yang mungkin muncul dimasa mendatang adalah dengan melihat kejadian sebelumnya, yaitu data tentang risiko dan kerugian yang pernah terjadi. Dengan begitu, maka akan dapat diestimasi kerugian- kerugian yang mungkin akan muncul dimasa mendatang. 2 Berdasarkan keputusan Dewan Asuransi Indonesia, tarif untuk asuransi telah ditetapkan berdasarkan kelasnya masing-masing. Untuk kelas I, rumah tinggal tarifnya 0,05 permil. Kelas II sebesar 0,87 permil. Kelas III sebesar 1,16 permil. Misalnya, harga rumah dinilai seharga 100 juta dikali tarif permil, hasil inilah yang harus dibayar oleh nasabah. Karena yang membedakan besaran atau tinggi rendahnya ratetarif adalah okupasi penggunaan bangunanproperty yang hendak diasuransikan dipergunakan sebagai apa? apakah hanya sebagai rumah tinggal atau kantortokogudangpabrik dan sebagainya. Bangunan dengan okupasi sebagai rumah tinggal tentunya rate tarif lebih murah dari pada okupasi sebagai tokopabrik maupun gudang, 2 Fitria Dewianty,”Metode Pehitungan Tarif Premi Asuransi Kendaraan Bermotor Berdasarkan Experience ” Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Jakarta, 2008, h. 69. 50 rate atau tarif dalam hal asuransi kebakaran perhitungannya berdasarkan permilper 1000 bukannya persenper 100. 3 Jika suatu perusahaan tidak mendasarkan tarif preminya pada data statistik dan hanya mengejar keuntungan semata, maka ketika terjadi klaim dikhawatirkan tarif premi yang ditetapkan tidak cukup untuk membayar klaim-klaim yang terjadi dimasa mendatang. Hal ini akan mengancam eksistensi perusahaan dan nasabah pun akan dirugikan karena klaimnya tidak dibayarkan. Oleh karena itulah pendasaran perhitungan tarif premi pada data statistik adalah sangat penting. Islam sangat melarang mendatangkan bahaya baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Hal ini seperti hadist Nabi yang juga merupakan kaidah fiqh : لﺎ ْﺖ ﺎ ﻟا ْ ةدﺎ ْ : ْﻴ ﷲا ﻰ ﷲا لْﻮ ر ﻰ ْ و : و ،راﺮ ﻻو رﺮ ﻻ ْنأ ﻟﺎﻇ قﺮ ﻟ ْﻴﻟ أ ﻰ ﱞ ﺣ . ﺪﻤﺣأ اور Artinya: “Dari Ubadah bin Shamit, beliau berkata : Rasulullah SAW telah memberikan keputusan bahwa seseorang tidak boleh membuat darar membuat kerusakan atau bahaya pada diri sendiri dan dirar melakukan hal yang merugikan pada orang lain. Sesungguhnya tidak ada hak bagi keringat orang yang zhalim 4 . HR.Ahmad Di Indonesia sendiri Polis Asuransi Kebakaran sudah distandarisasi sehingga seharusnya antar perusahaan asuransi memiliki perlindungan dan perhitungan yang sama hanya beda dipelayanannya saja. Polis kebakaran dinamakan polis PSAKI Polis Standar Asuransi Kebakaran Indonesia dimana 3 Hasil wawancara dengan Bapak Siful Hadi HRD PT. Asuransi Umum BumiputeraMuda, Tanggal 13 Januari 2010 Pukul 14:20 WIB. 4 Muhammad Ibn Yazid Abu Abdullah Al Qazwainy, Sunan Ibn Majah; Bayruut, Daarul Fikri, Hadits ke-2340,Juz 2, h. 784 51 musibah yang dicover meliputi bencana akibat FLEXAS Fire, Lightning, Explosion, Aircraft kejatuhan benda-benda dari pesawat dan smoke, saat ini bisa ditambahkan dengan jaminan Flood, Earthquake dan Huru-hara. Jadi jika kerusakan property diakibatkan oleh bencana-bencana diatas maka asuransi akan menggantinya. 5 Sesuai dengan ketentuan PMK No. 74 tahun 2007 tentang tarif asuransi bahwa setiap perusahaan asuransi wajib menjaga dan mendasarkan perhitungan tarif preminya pada data risk and loss profile. Jika suatu perusahaan asuransi yang baru berdiri belum memiliki data statistik sendiri, maka dapat menggunakan data industri yang sejenis. Dan mendasarkan perhitungan tarif preminya pada tarif referensi yang telah diatur pada PMK tersebut. Perusahaan yang sudah memiliki data statistik mengenai risiko dan kerugian, maka dapat menetapkan tarif premi sendiri. Data statistik yang dibentuk oleh perusahaan sendiri paling tidak selama rentang waktu 5 tahun. 6 Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa untuk menetapkan tarif premi, terdapat beberapa parameter yang harus dikontrol dan diketahui. Parameternya yaitu exposure, frequency dan severty. Parameter ini nantinya akan berpengaruh langsung terhadap penetapan tarif premi, karena tarif premi merupakan refleksi dari biaya klaim yang diharapkan dimasa mendatang untuk menentukan apakah perusahaan nantinya mengalami devisit atau surplus underwriting . Exposure akan dilihat bagaimanakah profile-nya selama 5 tahun terakhir. Sedangkan frequency dan saverity akan dihitung berdasarkan experience 5 www.pojokasuraansi.com 6 PMK No. 74 tahun 2007 52 selama 5 tahun terakhir. Berikut ini adalah data yang ada di PT. Asuransi Umum BumiputeraMuda 1967 Unit Syariah selama 5 tahun kebelakang dalam bentuk rekap hasil underwriting. Dan berikut adalah contoh metode perhitungan surplus underwrting pada asuransi kebakaran: Surplus underwriting = pendapatan underwriting – beban underwriting Tabel 4.1 7 No Tahun Pendapatan Underwriting Beban Underwriting Hasil Underwriting 1 2005 184,709,981 6,464,849 178,245,132 2 2006 298,127,177 1,490,636 296,636,541 3 2007 146,249,008 223,404,407 77,155,400 4 2008 282,081,647 34,738,129 247,343,518 5 2009 707,135,841 677,016 706,458,826 Seperti penjelasan diatas, perhitungan dana premi peserta yang dilakukan oleh perusahaan adalah mengumpulkan dana yang ada secara menyeluruh selama masa pertanggungan atau per tahun. Apabila pada tahun tersebut hasil yang didapat oleh perusahaan positif, maka perusahaan akan mengalami surplus underwriting. Begitu pun sebaliknya, apabila perusahaan memperoleh hasil yang negatif, maka perusahaan akan mengalami defisit underwriting . Dan ini diketahui setelah pendapatan underwriting dikurangi beban underwriting didalam akhir periode atau akhir masa pertanggungan. 7 Hasil wawancara dengan Bapak Siful Hadi HRD PT. Asuransi Umum BumiputeraMuda, Tanggal 13 Januari 2010 Pukul 14:20 WIB. 53

B. Pengalokasian Dana Surplus Underwriting Perusahaan Asuransi PT.