Interpretasi Terhadap Hasil HASIL DAN PEMBAHASAN

81 Terakhir berdasarkan persamaan ketiga, diketahui bahwa fluktuasi nilai tukar dolar AS dipengaruhi oleh fluktuasi nilai tukar dolar AS itu sendiri pada satu periode sebelumnya dengan nilai koefisien regresi sebesar 0.864 artinya, volatilitas nilai tukar dolar AS terhadap dolar singapura akan mengalami peningkatan cukup signifikan sebesar 86.4 persen pada bulan selanjutnya. Namun, volatilitas nilai tukar dolar AS terhadap dolar singapura tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perubahan nilai tukar dinar emas dan dirham perak terhadap dolar singapura.

4.7. Interpretasi Terhadap Hasil

Penelitian ini merujuk pada kepada penelitian yang dilakukan Rashid dkk 2002 untuk menganalisa tiga periode yakni 1989-1992, 1993-1996 dan 1998- 2001. penelitian tersebut menggunakan interval empat tahun untuk setiap periode disebabkan oleh akuisisi data maksimum dari Pacific Commerce Database yang hanya generasi data maksimum untuk nilai tukar harian sampai empat tahun. Namun, nilai tukar untuk berbagai mata uang seperti ukuran ons emas dan perak tidak dapat diperoleh untuk seluruh periode 1989-1992. Untuk itu, analisa hanya dilakukan dari periode November 1991 sampai dengan Desember 1992. hasilnya dapat dilihat dari proksi gold-based currencies lebih stabil dari pada proksi fiat-based currencies. 82 Walaupun dalam beberapa periode seperti pada tahun 1993-1996 dimana ditemukan bahwa nilai tukar poundsterling yang paling stabil selama periode tersebut, dalam rata-rata dapat disimpulkan bahwa gold-based currencies adalah yang paling stabil pada periode pengambilan sampel tersebut. Kemudian penelitian tersebut dilanjutkan oleh Rosnah 2003 yang menguji harga emas dengan mata uang euro, yen dan poundsterling. Dalam kajian ini, dolar AS dilakukan sebagai dasar perbandingan. Maksudnya harga emas dalam dolar AS dibandingkan dengan nilai euro dalam dolar AS, nilai yen dalam dolar AS dan nilai poundsterling dalam dolar AS. Adapun data yang diambil adalah dari Januari 1995 hingga Februari 2002. dari hasil kajian ini diperoleh bahwa nilai emas lebih stabil yaitu dilihat dari nilai variasi 0.01133 dibandingkan dengan nilai variasi yang lebih tinggi tiga mata uang kertas lain pada tahun 1995. Tahun-tahun berikutnya dilihat ketidakstabilan nilai emas dan semua mata uang. Namun, hal ini bukanlah disebabkan oleh perubahan yang signifikan terhadap nilai emas dan mata uan lainnya tetapi hal ini disebabkan karena perubahan yang signifikan terhadap nilai tukar dolar AS yang menjadi ukuran emas dan mata uang lainnya. Sementara itu, penelitian yang saya lakukan adalah melihat tingkat stabilitas dinar emas, dirham perak, dan dolar AS dalam denominasi rupiah, ringgit malaysia, dan dolar singapura. Data yang digunakan adalah harga rata- rata emas dan perak 24 karat serta nilai tukar dolar AS dipasaran Jakarta pada periode Januari 2006 – Aprilt 2010. Hasil yang diperoleh adalah bahwa volatilitas 83 nilai tukar dinar emas lebih stabil dibandingkan dengan dirham perak dan dolar AS. Perbedaan penelitian ini terletak pada alat ukur nilai tukar yang digunakan. Penelitian sebelumnya menggunakan dolar AS sebagai alat ukurnya, sementara penelitian yang saya lakukan menggunakan rupiah, ringgit malaysia, dan dolar singapura sebagai alat ukur denominasi. Lebih meningkatnya harga emas disebabkan karena tingginya permintaan emas di Indonesia. Disamping itu, diduga banyaknya investasi dalam bentuk emas sehingga harga emas meningkat. Ada berbagai alasan masyarakat mengapa memilih investasi emas. Pertama, emas merupakan penyimpan nilai untuk jangka panjang. Kedua, emas merupakan tempat penyimpanan yang paling aman karena tahan terhadap inflasi. Ketiga, emas sangat likuid karena bisa diuangkan kapan saja dibutuhkan, dan harganya naik-turun seiring fluktuasi dolar AS. Keempat, emas menjadi bagian dari diversifikasi aset, karena saat bursa anjlok emas menjadi salah satu diversifikasi investasi yang menguntungkan. Modal:2003. 84

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN