BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi yang berada di Pulau Sumatera yang mana posisi Sumatera Utara terletak pada garis 1°-4° Lintang Utara dan 98°-
100° Bujur Timur. Sebelah Utara berbatasan dengan Nanggroe Aceh Darussalam, sebelah Timur berbatasan dengan Negara Malaysia di Selat Malaka, sebelah Selatan
berbatasan denga Provinsi Riau dan Sumatera Barat dan di sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia.
Luas daratan Provinsi Sumatera Utara adalah 71.680 km
2
, Berdasarkan kondisi letak dan kondisi alam, Sumatera Utara memiliki kondisi wilayah yang khas yang mana
terbentang Pegunungan Bukit Barisan yang membentang dari Utara hingga Selatan dan diapit oleh dua perairan yaitu Samudera Hindia dan Selat Malaka. Kondisi ini
yang sangat mempengaruhi pola-pola cuaca dan iklim didaerah tersebut. Sebagaimana Provinsi lainya di Indonesia, Provinsi Sumatera Utara mempunyai dua
musim yaitu: Musim Hujan periode Juli-Desember dan Musim Kemarau periode Januari-Juni. Curah hujan merupakan unsur iklim yang sangat signifikan yang
menunjang berbagai aspek seperti sektor pertanian, perkebunan, kesehatan dan lain- lain. Untuk memprediksi curah hujan ada beberapa metode yang telah dikembangkan
antara lain : ARIMA, Regresi, ANFIS, Wavelet, Jaringan Syaraf Tiruan dan TISEAN 1
Universitas Sumatera Utara
yang mana dari beberapa metode diatas akan divalidasi keakuratannya dan dipetakan secara spasial.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan dalam melakukan suatu prediksi dengan mengetahui validasi tiap-tiap wilayah di Sumatera Utara dapat mempermudah
untuk menentukan model apa yang akan digunakan untuk melakukan prediksi disuatu wilayah.
1.2 Perumusan Masalah
Sumatera Utara memiliki karakteristik pola hujan yang sangat khas karena wilayahnya dipengerahui oleh kondisi topografinya serta kondisi wilayahnya yang
terdiri dari pegunungan dan dikelilingi oleh perairan yaitu: Samudra Hindia dan Selat Malaka, oleh karena itu untuk masing-masing wilayah yang mengalami perbedaan
yang signifikan dan telah ditentukan pengelompokan curah hujannya serta masing- masing daerah tersebut telah diambil titik sampel untuk mewakili daerah tersebut
maka titik-titik sampel yang menjadi sampel tersebut akan divalidasi berdasarkan model yang ada sehingga diketahui model mana yang paling akurat dalam
memprediksi daerah tersebut.
1.3 Batasan Masalah