4.5.7. Analisis Validasi JST dan Wavelet Bulan Juli
Dari hasil validasi Model Jaringan Syaraf Tiruan dan Wavelet dimana pada bulan Juli nilai validasi terbaik terjadi pada pewilayahan hujan 2 untuk Model
Jaringan Syaraf Tiruan dan pewilayahan hujan 1, pewilayahan hujan 2 dan pewilayahan hujan 4 untuk Model Wavelet. Peta dapat dilihat pada Lampiran N dan
Lampiran Z.
4.5.8. Analisis Validasi JST dan Wavelet Bulan Agustus
Dari hasil validasi Model Jaringan Syaraf Tiruan dan Wavelet dimana pada bulan Agustus nilai validasi terbaik terjadi pada pewilayahan hujan 4 untuk Model
Jaringan Syaraf Tiruan dan pewilayahan hujan 4 untuk Model Wavelet. Peta dapat dilihat pada Lampiran O dan Lampiran AA.
4.5.9. Analisis Validasi JST dan Wavelet Bulan September
Dari hasil validasi Model Jaringan Syaraf Tiruan dan Wavelet dimana pada bulan September nilai validasi terbaik terjadi pada pewilayahan hujan 2, pewilayahan
hujan 3, pewilayahan hujan 4, pewilayahan hujan 5 dan pewilayahan hujan 6 untuk Model Jaringan Syaraf Tiruan dan pewilayahn hujan 2, pewilayahan hujan 3 dan
pewilayahan hujan 5 untuk Model Wavelet. Peta dapat dilihat pada Lampiran P dan Lampiran AB.
4.5.10. Analisis Validasi JST dan Wavelet Bulan Oktober
Dari hasil validasi Model Jaringan Syaraf Tiruan dan Wavelet dimana pada bulan Oktober nilai validasi terbaik terjadi pada pewilayahan hujan 3 dan
Universitas Sumatera Utara
pewilayahan hujan 5 untuk Model Jaringan Syaraf Tiruan dan pewilayahan hujan 4 dan pewilayahan hujan 5 untuk Model Wavelet. Peta dapat dilihat pada Lampiran Q
dan Lampiran AC.
4.5.11. Analisis Validasi JST dan Wavelet Bulan Nopember
Dari hasil validasi Model Jaringan Syaraf Tiruan dan Wavelet dimana pada bulan Nopember nilai validasi terbaik terjadi pada pewilayahan hujan 3 untuk Model
Jaringan Syaraf Tiruan dan pewilayahan hujan 1 dan pewilayahan hujan 5 untuk Model Wavelet. Peta dapat dilihat pada Lampiran R dan Lampiran AD.
4.5.12. Analisis Validasi JST dan Wavelet Bulan Desember
Dari hasil validasi Model Jaringan Syaraf Tiruan dan Wavelet dimana pada bulan Desember nilai validasi untuk Model Jaringan Syaraf Tiruan tidak ada dalam
kategori baik dan untuk Model Wavelet nilai validasi terbaik pada pewilayahan hujan 1, pewilayahan hujan 2, pewilayahan hujan 5 dan pewilayahan hujan 6. Peta dapat
dilihat pada Lampiran S dan Lampiran AE.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. KESIMPULAN
1. Validasi model-model prediksi curah hujan memiliki keakuratan yang
berbeda-beda untuk masing-masing pewilayahan hujan di Sumatera Utara. 2.
Berdasarkan hasil validasi, Model Jaringan Syaraf Tiruan dan Wavelet dapat digunakan untuk memprediksi curah hujan di Sumatera Utara.
3. Dari hasil validasi, model Jaringan Syaraf Tiruan sangat baik digunakan untuk
memprediksi curah hujan pada pewilayahan hujan 3, sedangakan model Wavelet sangat baik digunakan untuk memprediksi curah hujan pada
pewilayahan hujan 2. 4.
Secara umum dari hasil validasi model-model yang ada menunjukkan bahwa untuk wilayah Sumatera Utara untuk masing-masing pewilayahan hujan
Model Wavelet lebih baik dibandingkan Model Jaringan Syaraf Tiruan.
5.2. SARAN
1. Sebaiknya penelitian ini dikembangkan lagi dengan melakukan validasi
beberapa model prediksi sehingga tidak hanya membandingkan 2 dua model saja.
51
Universitas Sumatera Utara