Cara yang dipakai untuk mendeteksi dilakukan dengan uji Durbin Watson. Model regresi terbebas dari autokorelasi jika nilai Durbin Watson hitung
terletak didaerah no autokorelasi. Penentuan letak tersebut dibantu dengan tabel dl dan du, dibantu dengan nilai k jumlah variabel independen.
d. Uji heterokedastisitas yang bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varience dari residual atau pengamatan ke
pengamatan lainnya. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas. Asumsi klasik statistik heterokedastisitas dapat dideteksi dari output SPSS
gambar scatter-plot.
2. Uji Hipotesis
Dalam menguji hipotesis dikembangkan suatu persamaan untuk menyatakan hubungan antara variabel tak bebas yaitu Y dalam hal ini kinerja
keuangan dengan variabel bebas X Pendapatan asli daerah. Alat analisa yang dipakai dalam penelitian ini ialah :
a. Untuk hipotesa 1 akan dipakai regresi sederhana yaitu regresi yang memiliki satu variabel dependen dan satu variabel independen dengan
model persamaannya sebagai berikut : Y
= + X + l
Dimana = Y
= Kinerja
= Konstanta = Koefisien
X =
Independen Variabel f = Galat
b. Untuk hipotesa 2 akan dipakai regresi berganda yaitu regresi yang memiliki satu variabel dependen dan lebih dari satu variabel independen
dimana model persamaannya sebagai berikut :
Y =
α
+ b
1
x
1
+ b
2
x
2
+b
3
x
3
+ b
4
x
4
+ ϕ
Dimana : Y
= Kinerja
α = Nilai perkiraan bagi y konstanta b
= Koefisien
x
1
= Pajak daerah
x
2
= Retribusi daerah
x
3
= Pembagian laba BUMD
x
4
= Penerimaan lain-lain yang sah dan bukan pajak
ϕ = Galat
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan alat bantu SPSS versi 12. Untuk pengujian signifikanansi dari variabel-variabel tersebut akan dilakukan :
a. Pengujian pertama dengan : -
R
2
R Square -
Uji F -
Uji t b. Pengujian kedua dengan :
- Multi Kolinieritas
- Heteroskedastisitas
- Autokorelasi
Hal ini untuk mengetahui seberapa besar PAD mempengaruhi kinerja keuangan pemerintah kota Medan. Juga untuk mengetahui besarnya kontribusi
komponen PAD mempengaruhi keuangan daerah. tersebut pajak daerah untuk x
1
, retribusi daerah untuk x
2
, penerimaan lain-lain yang sah dan bukan pajak untuk x
3
, dan laba BUMD untuk x
4
terhadap kinerja keuangan.
BAB IV ANALISA DAN EVALUASI
A. Keadaan Propinsi Sumatera Utara 1. Profil Propinsi Sumatera Utara
Lokasi dan Keadaan Geografis
Propinsi Sumatera Utara berada di bagian barat Indonesia, terletak pada garis 1
– 4 Lintang Utara dan 98
– 100 Bujur Timur. Sebelah Utara berbatasan
dengan Propinsi Daerah Istimewa Aceh, sebelah Timur dengan Negara Malaysia di Selat Malaka, sebelah Selatan berbatasan dengan Propinsi Riau dan Sumatera
Barat dan disebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia. Luas daratan Propinsi Sumatera Utara adalah 71.680 km
2
, sebagian daerah berbukit dengan kemiringan yang landai, beriklim sedang dan sebagian lagi
berada pada daerah ketinggian yang suhu minimalnya bisa mencapai 14 C.
Sebagaimana Propinsi lainnya di Indonesia, Propinsi Sumatera Utara mempunyai musim kemarau dan musim penghujan. Musim kemarau biasanya
terjadi pada bulan Juni sampai dengan September dan musim penghujan biasanya terjadi pada bulan Nopember sampai dengan bulan Maret, diantara kedua musim
itu diselingi oleh musim pancaroba. Administrasi Pemerintah Propinsi Sumatera Utara terus berkembang sejak
tahun 2000 sampai sekarang, dimana tahun 2000 hanya terdiri dari 13 Kabupaten dan 6 Kota sampai pada tahun 2005 terdiri dari 17 Kabupaten dan 8 Kota.
40