Metode Pelaksanaan Dinas Pertanian Sumbar bbi

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA 72 PERBANYAKAN BENIH 1. Waktu dan Tempat Pemeliharaan BF dan BPMT Jeruk  Pemeliharaan Blok Fondasi dan BPMT Jeruk dilaksanakan di BBI Lubuk Minturun  Pelaksanaan kegiatan dimulai pada bulan Februari sampai dengan bulan Desember 2013. Pemeliharaan BPMT Benih Buah.  Pemeliharaan BPMT Benih Buah dilaksanakan di BBI Lubuk Minturun dan BBI Kinali.  Pelaksanaan kegiatan dimulai pada bulan Februari sampai dengan bulan Desember 2013 Pembelian batang bawah benih durian.  Pembelian batang bawah benih durian sebanyak 10.000 batang sudah dilaksanakan dan ditanam di BBI Lubuk Minturun. Pembelian batang bawah benih jeruk. Pembelian batang bawah benih jeruk dilaksanakan oleh Pihak ketiga yakni 65.000 batang jeruk JC, ditanam di BBI Lubuk Minturun. Pembelian batang bawah benih buah  Pembelian batang bawah benih buah yakni batang bawah mangga 4.000 batang, lengkeng 500 batang, sirsak 5.000 batang, matoa 3.000 batang, rambutan 1.200 batang ditanam di BBI Lubuk Minturun.

2. Metode Pelaksanaan

Pemeliharaan Blok Fondasi Jeruk  Penyiraman dilakukan secukupnya  Penyiangan dilakukan sesuai dengan kondisi gulma di lapangan  Pupuk diberikan sesuai dengan dosis anjuran  Pengendalian Hama Penyakit penting dapat dilakukan dengan dosis anjuran sesuai dengan tingkat serangan  Melaksanakan Pemangkasan untuk pembentukan tajuk dan memacu pertumbuhan tunas cabang PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA 73 Pemeliharaan BPMT Jeruk  Penyiraman dilakukan secukup- nya  Penyiangan dilakukan sesuai dengan kondisi gulma di lapa- ngan  Pupuk diberikan sesuai dengan dosis anjuran  Pengendalian Hama Penyakit penting dapat dilakukan dengan dosis anjuran sesuai dengan tingkat serangan  Melaksanakan pemangkasan untuk pembentukan tajuk dan memacu pertumbuhan tunas cabang  Memotong cabangranting harus dilakukan dibagian pangkal cabangranting tersebut supaya tidak tumbuh tunas lagi  Memotong tunas-tunas yang tumbuh dipangkal batang bawah, karena akan mengganggu pertumbuhan batang utama  Memotong tunas air yang tumbuh cepat, sehingga pertumbuhan tunas lain terhambat, berduri dan tidak sulit berbuah  Memotong ranting-ranting kecil yang pertumbuhannya mengarah kedalam bagian tanaman karena akan menjadi sarang hama dan penyakit  Membuang ranting-ranting yang kering sehingga akan tumbuh tunas baru  Memotong ranting atau tunas yang terserang hama penyakit, sekaligus membuang sumber penularannya  Mengurangi jumlah rantingtunas pada tajuk yang berlebihan, sehingga jumlah tidak terlalu lebat  Pembentukan arsitektur pohon. Pemeliharaan BPMT Benih Buah  Penyiraman dilakukan secukupnya  Penyiangan dilakukan sesuai dengan kondisi gulma di Lapang  Pupuk diberikan sesuai dengan dosis anjuran  Pengendalian Hama Penyakit penting dapat dilakukan dengan dosis anjuran sesuai dengan tingkat serangan  Melaksanakan pemangkasan untuk pembentukan tajuk dan memacu pertumbuhan tunas cabang  Pembentukan arsitektur Pohon  Memotong cabangranting harus dilakukan dibagian pangkal cabangranting tersebut supaya tidak tumbuh tunas lagi  Memotong tunas-tunas yang tumbuh dipangkal batang bawah, karena akan mengganggu pertumbuhan batang utama  Memotong tunas air yang tumbuh cepat, sehingga pertumbuhan tunas lain terhambat, dan tidak sulit berbuah  Memotong ranting-ranting kecil yang pertumbuhannya mengarah kedalam bagian tanaman karena akan menjadi sarang hama dan penyakit  Membuang ranting-ranting yang kering sehingga akan tumbuh tunas baru  Memotong ranting atau tunas yang terserang hama penyakit, sekaligus membuang sumber penularannya  Mengurangi jumlah rantingtunas pada tajuk yang berlebihan, sehingga jumlah daun tidak terlalu lebat Pembelian batang bawah benih durian. PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA 74  Pembelian batang bawah benih durian sebanyak 10.000 batang sudah dilaksanakan dan ditanam di BBI Lubuk Minturun. Pembelian batang bawah benih jeruk Pembelian batang bawah benih jeruk dilaksanakan oleh Pihak ketiga yakni 65.000 batang jeruk JC, ditanam di BBI Lubuk Minturun. Pembelian batang bawah benih buah Pembelian batang bawah benih buah yakni batang bawah mangga 4.000 batang, lengkeng 500 batang, sirsak 5.000 batang, matoa 3.000 batang, rambutan 1.000 batang ditanam di BBI Lubuk Minturun. HASIL KEGIATAN Pemeliharaan Blok Fondasi Jeruk  Penyiraman dilakukan dua hari sekali karena BF Jeruk terletak didalam screen yang atapnya kaca  Penyiangan telah dilakukan sesuai dengan kondisi gulma di lapangan  Pupuk telah diberikan sesuai dengan dosis anjuran  Pengendalian Hama Penyakit penting telah dilakukan dengan dosis anjuran sesuai dengan tingkat serangan  Pemangkasan cabang telah dilakukan untuk pembentukan tajuk dan memacu pertumbuhan tunascabang Pemeliharaan BPMT Jeruk  Penyiraman dilakukan bila hari tidak hujan karena BPMT jeruk ditanam didalam screen.  Penyiangan telah dilakukan sesuai dengan kondisi gulma di lapangan  Pupuk telah diberikan sesuai dengan dosis anjuran  Pengendalian Hama Penyakit penting telah dilakukan dengan dosis anjuran sesuai dengan tingkat serangan  Pemangkasan telah dilaksanakan untuk pembentukan tajuk dan memacu pertumbuhan tu- nascabang  Memotong cabangranting telah dilakukan dibagian pangkal cabangranting tersebut supaya tidak tumbuh tunas lagi  Telah dilakukan pemotongan tunas-tunas yang tumbuh dipangkal batang bawah, karena akan mengganggu pertumbuhan batang utama  Telah dilakukan pemotongan tunas air yang tumbuh cepat, yang dapat menghambat pertumbuhan tunas lain.  Telah dilakukan pemotongan ranting-ranting kecil yang pertumbuhannya mengarah kedalam bagian tanaman karena akan menjadi sarang hama dan penyakit  Ranting-ranting yang kering sudah dibuang sehingga akan tumbuh tunas baru  Telah dilakukan pemotongan ranting atau tunas yang terserang hama penyakit, sekaligus membuang sumber penularannya  Jumlah rantingtunas pada tajuk yang berlebihan sudah dibuang, sehingga jumlah daun tidak terlalu lebat  Dengan telah dilakukannya pemangkasan cabang maka arsitektur pohon dengan sendirinya telah dibentuk. Pemeliharaan BPMT Durian, Rambutan, Lengkeng, dan Manggis .  Penyiraman telah dilakukan bila hari tidak hujan pada BPMT Manggis dan Durian yang baru ditanam, sedangkan BPMT yang sudah ditanam lebih dari 3 tahun seperti BPMT Durian, Rambutan dan Lengkeng tidak perlu lagi dilakukan penyiraman karena perakarannya sudah menjalar ke dalam tanah PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA 75  Penyiangan telah dilakukan sesuai dengan kondisi gulma di lapangan  Pupuk telah diberikan sesuai dengan dosis anjuran.  Pengendalian Hama Penyakit penting telah dilakukan dengan dosis anjuran sesuai dengan tingkat serangan  Pemangkasan telah dilaksanakan untuk pembentukan tajuk dan memacu pertumbuhan tu- nascabang  Memotong cabangranting telah dilakukan dibagian pangkal cabangranting tersebut supaya tidak tumbuh tunas lagi  Telah dilakukan pemotongan tunas-tunas yang tumbuh dipangkal batang bawah, karena akan mengganggu pertumbuhan batang utama  Telah dilakukan pemotongan tunas air yang tumbuh cepat, yang dapat menghambat pertumbuhan tunas lain.  Telah dilakukan pemotongan ranting-ranting kecil yang pertumbuhannya mengarah kedalam bagian tanaman karena akan menjadi sarang hama dan penyakit  Ranting-ranting yang kering sudah dibuang sehingga akan tumbuh tunas baru  Telah dilakukan pemotongan ranting atau tunas yang terserang hama penyakit, sekaligus membuang sumber penularannya  Jumlah rantingtunas pada tajuk yang berlebihan sudah dibuang, sehingga jumlah daun tidak terlalu lebat  Dengan telah dilakukannya pemangkasan cabang maka arsitektur pohon dengan sendirinya telah dibentuk. PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA 76 tahap pemeliharaan okulasi. Perbanyakan benih buah  Pada kegiatan perbanyakan benih buah dengan komoditi mangga dari 4.000 batang bawah tersalur 496 batang, stok bibit saat ini 2.114 batang.  Perbanyakan lengkeng 500 batang sudah disambung, 333 batang sudah tersalur dan 167 batang dalam masa pemeliharaan.  Perbanyakan sirsak 5.000 batang sudah tersalur 1.356 batang dan 2.795 dalam masa pemeliharaan  Perbanyakan matoa 3.000 batang sudah tersalur 774 batang dan 1.850 batang dalam masa pemeliharaan Kegiatan pemeliharaan Blok Fondasi BF Jeruk, Blok Penggandaan Mata Tempel BPMT jeruk, durian, manggis, dan lengkeng dimulai dari bulan Februari sampai Desember 2013 yang pelaksanaannya dilakukan di Balai Benih Induk Hortikultura Lubuk Minturun, dan BBI Kinali. Kegiatan ketersediaan benih buah ini juga bertujuan untuk mengembangkan perbenihan buah-buahan yang bersertifikatberlabel sehingga diperoleh produksi buah yang berkualitas, sekaligus memberi petunjuk kepada masyarakat petani tentang teknik perbanyakan benih bibit buah-buahan seperti, okulasi, sambung dan cangkok. Selain itu juga dapat memotivasi petani untuk menjadi penangkar bibit buah-buahan. Untuk menjaga kebersihan lingku- ngan Balai Benih Induk disarankan agar setiap tahun dianggarkan gaji upah pemeliharaan lingkungan Balai Benih sehingga kebersihan lingkungan Balai Benih tetap terjaga. Untuk pengairan di Balai Benih Induk perlu dilengkapi dengan sprinkler dan sumur bor sehingga penyiraman benih tanaman buah lebih sempurna dan per- tumbuhan benih tanaman buah menjadi lebih baik. RATUSAN RIBU BENIH DURIAN SIAP DISEBAR P ADA KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH DURIAN YANG BATANG BAWAHNYA SUDAH TERSEDIA SEBANYAK 10.000 BTG SEBAGIAN SUDAH DIOKULASI . B IBIT YANG SUDAH TERSALUR SEBANYAK 645 BATANG , STOK BIBIT SAAT INI 2.782 BATANG SEDANGKAN SISANYA DALAM TAHAP PEMELIHARAAN OKULASI SAMBUNG . Perbanyakan benih jeruk Pada kegiatan perbanyakan benih jeruk yang batang bawahnya sudah tersedia sebanyak 65.000 batang sudah diokulasi. Bibit yang sudah tersalur sebanyak 5.110 batang, stock bibit saat ini 14.963 batang sedangkan sisanya dalam PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA 77 Sasaran pengembangan industri benih antara lain : 1 Tersedianya benih bermutu varietas unggul dengan harga yang terjangkau Petani. 2. Berkembangnya penggunaan benih bermutu varietas unggul. 3. Tumbuh kembangnya Industri Perbenihan yang Tang- guh, mampu menyediakan benih bermutu. 4. Mengurangi ketergantungan benih dari luar negri. 5. Menyediakan benih kwalitas ekspor Strategi pengembangan industri perbenihan diantara- nya : 1. Mendorong perakitan dan pengembangan varietas dalam negeri. 2. Meningkatkan SDM perbenihan. 3. Meningkatkan kapasitas swasta dalam industri benih dalam negeri. 4. Mengaitkan kegiatan perbenihan dengan kemitraan rantai pasokan. 5. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengendalian mutu benih. 6. Meningkatkan kesempatan kerja dan pendapatan di bidang usaha perbenihan. Salah satu faktor penting dalam mengembangkan sektor pertanian adalah tersedianya benih tanaman yang unggul dalam kualitas dan secara kuantitas dapat mencu- kupi kebutuhan lahan. Dalam rangka meningkatkan ketersediaan benih hortikultura peran penangkar benih MENYIAPKAN BENIH KWALITAS EKSPOR P EMBANGUNAN HORTIKULTURA SECARA UMUM DILAKSANAKAN OLEH PETANI DAN MASYARAKAT TANI HORTIKULTURA DI DAERAH PERDESAAN DAN PERKOTAAN . P EMBANGUNAN PERTANIAN HORTIKULTURA INI PELAKSANAANNYA DIARAHKAN MELALUI KELOMPOK TANI SEHINGGA DAPAT MENINGKATKAN KOORDINASI SERTA SINERGI DENGAN PROGRAM DAN KEGIATAN LAINNYA . P EMBENTUKAN , PENGUATAN DAN PEMBERDAYAAN KELEMBAGAAN PETANI PENANGKAR MERUPAKAN HAL PENTING DALAM PEMBANGUNAN HORTIKULTURA . PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA 78 hortikultura sebagai pelaku usaha perbenihan hortikultura harus diberdayakan dan ditingkatkan perannya dalam menghasilkan benih hortikultura bermutu. Peningkatan pengetahuan penangkar benih hortikultura merupakan salah satu usaha untuk memberdayakan penangkar benih hortikultura. Disamping itu untuk mengembangkan industri benih. diperlukan Sumber Daya Manusia yang handal. Tujuan, meningkatkan ketersediaan benih tanaman buah bermutu dalam mendukung peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk tanaman buah. Diharapkan terfasilitasinya penyediaan benih tanaman buah bermutu dalam mendukung peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk tanaman buah. Terlaksananya Kegiatan Apresiasi Penangkar Benih Buah. Dengqan demikian bertambahnya penangkar benih tanaman buah bermutu di kawasan sentra pengembangan. Manfaatnya adalah dengan mudahnya petani mendapatkan benih tanaman buah bermutu . Hal ini tentu saja akan berdampak meningkatnya luasan pertanaman buah di daerah sentra pengembangan. Kegiatan Apresiasi Penangkar Benih Buah dilaksanakan di Padang. Peserta Apresiasi Penangkar Benih Buah berjumlah 30 orang yang terdiri dari petugas dan penangkar benih tanaman buah : kota Padang, Agam, Limapuluh Kota, Solok Selatan dan kabupaten Solok. Kegiatan ini sudah dirintis sejak 2 tahun lalu. Materi yang disampaikan pada Apresiasi Penangkar Benih Buah sebagai berikut : Peran BBI dalam penyediaan benih buah disampaikan oleh Kepala UPTD BBI TPPH .Proses sertifikasi benih buah-buahan disampaikan oleh Koordinator Sertifikasi Benih UPTD BPSB TPH, Teknik perbanyakan benih buah-buahan disampaikan oleh Ir. Irwan Muas, MP, peneliti Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika. PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA 79 Sebetulnya kebutuhan benih buah-buahan di Suma- tera Barat lebih tinggi dari yang disampaikan oleh petugas kabupatenkota karena dari dana yang ada di propinsi terdapat beberapa kegiatan yang memerlukan bibit buah- buahan dalam skala besar seperti kegiatan PLA, Gerakan Penyejahteraan Nelayan yang membutuhkan bibit sirsak, jeruk, jambu biji dan lain–lain. Gerakan Pensejahteraan Petani di 124 nagari di Sumatera Barat juga membutuhkan bibit buah-buahan sebanyak 120.000 batang. Ratusan GERAKAN PENYEJAHTERAAN PETANI DAN NELAYAN PADA 124 NAGARI RATUSAN RIBU BENIH BUAH NAN BERBUAH SEJAHTERA S EIRING DENGAN MENINGKATNYA KEBUTUHAN BENIH BUAH DARI KABUPATEN KOTA DI S UMATERA B ARAT MAKA PENANGKAR BENIH AKAN LEBIH BERSEMANGAT UNTUK MEMPERBANYAK BENIH BUAH . U NTUK MENSUPPORT PENANGKAR DALAM MEMPERBANYAK BIBIT BUAH - BUAHAN KAMI SUDAH MENYAMPAIKAN KEBUTUHAN BENIH BUAH - BUAHAN KABUPATEN KOTA TAHUN 2012 DAN RENCANA KEBUTUHAN BENIH KABUPATEN KOTA DAN PROPINSI TAHUN 2013. PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA 80 ribu bibit buah itu diharapkan membuahkan kesejahteraan bagi masyarakat petani kita. Dalam rangka pengembangan jeruk Gunung Omeh seluas 518 Ha tahun 2012 dibutuhkan bibit jeruk Gunung Omeh sebanyak lebih kurang 250.000 batang. Penangkar benih buah-buahan sangat antusias menanggapi informasi kebutuhan benih tahun 2012 dan rencana kebutuhan benih kabupatenkota dan propinsi tahun 2013. Dengan adanya informasi kebutuhan benih ini penangkar sudah bisa merencanakan jenis dan varietas benih buah-buahan yang akan mereka perbanyak. Diharapkan agar kebutuhan benih dari kabupatenkota dapat dipenuhi oleh penangkar benih yang ada di kabupatenkota yang bersangkutan. Setelah mendengarkan informasi mengenai kebutuhan benih yang cukup banyak pada tahun itu, penangkar benih lebih bersemangat menanyakan kepada nara sumber hal-hal yang berhubungan dengan perbanyakan benih buah-buahan seperti Proses sertifikasi benih buah karena untuk pengadaan bibit di pemerintah harus memiliki label. Di samping itu, penangkar juga menanyakan masalah pengelolaan BF dan BPMT tanaman buah-buahan serta bagaimana cara mendapatkan bibit BF dan BPMT untuk mereka tanam di lahannya. Selanjutnya peserta pertemuan juga berdiskusi dengan pemateri tentang teknik perbanyakan bibit buah-buahan, dan sekaligus mempraktekkan cara perbanyakan benih buah- buahan yang sudah disampaikan oleh pemateri di Balai Benih Induk Lubuk Minturun. PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA 81 Dapat kita simpulkan beberapa permasalahan di lingkup industri perbenihan terdapat beberapa perma- salahan antara lain :  Keragaman kelembagaan perbenihan di daerah UU No. 412008. Belum efektifnya penegakan hukum di bidang perbenihan.  Keterbatasan benih sumber, sarana dan prasarana pendukung. Benih masih dipandang sebagai input produksi, bukan sebagai output industri.  Terbatasnya sumberdaya manusia dalam profesi perbenihan. Sosialisasi benih hortikultura bermutu bersertifikat belum intensif.  Keterbatasan ketersediaan benih sumber untuk diperbanyak oleh produsen dan penangkar benih. Produsen benih kelas menengah ke bawah umumnya belum mempunyai pemulia sendiri, serta penyilang benih banyak yang belum mempunyai laboratorium kultur jaringan.  Keterbatasan modal usaha, sehingga penggunaan in- put dan sarana produksi terbatas, yang berakibat vol- ume usaha juga tidak optimal.  Keterbatasan varietas benih dalam negeri yang disukai konsumen sesuai preferensi konsumen. Keterba- tasan data supply-demand benih antar daerah dan antar sentra, sehingga jalur dan pemenuhan benih tidak terpantau secara baik.  Keterbatasan jumlah dan kemampuan petugas penga- was benih tanaman. Keterbatasan dana operasional bagi Balai Benih dalam memproduksi benih. Namun demikian ada beberapa Faktor yang MASALAH DAN PELUANG INDUSTRI PERBENIHAN K ITA TELAH MENGEVALUASI DAN MENYIMPULKAN BEBERAPA PERMASALAHAN DAN PELUANG DALAM MENGEMBANGKAN INDUSTRI PERBENIHAN INI . PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA 82 menguntungkan dalam Industri Benih diantaranya:  Upah buruh dan tenaga kerja di Indonesia relatif murah.  Pangsa pasar sangat besar dan terbuka luas untuk berbagai komoditas.  Teknologi pertanian relatif lebih baik dibanding negara ASEAN. Akan memudahkan dalam pemasaran benih unggul berkwalitas.  Iklim dan kondisi geografi hampir tidak hambatan untuk mengadakan riset dan pengembangan. Oleh karena itu perlu pembenahan sistem perbenihan dengan cara : Peningkatan kualitas pengelolaan dan intensitas pemanfaatan plasma nutfah. Perbaikan teknik, efisiensi dan kapasitas produksi. Perluasan distribusi dan pemasaran. Penyediaan aturankebijakan dalam pemasukan, pengeluaran, investasi dan pengawasan mutu benih yang kondusif. Masalah dan tantangan dalam usaha perbenihan hortikultura antara lain :  Komoditas sangat beragam  Penelitian berorientasi pasar sangat terbatas  Dominasi multinasional dan impor benih  Ketergantungan dengan proyek Pemerintah  Sertifikasi dan Pengawasan benih belum effektif  Distribusi benih belum ditangani secara baik  Promosi dan Sosialisasi benih bermutu masih lemah  Kemitraan antara produsen dan Petani belum terjalin baik  Perlindungan varietas PVT belum berjalan baik  Usaha Industri Benih Nasional belum dikembangkan Langkah positif menuju Industri Benih  Masyarakat perbenihan semakin mengerti dan memahami serta berkeinginan untuk membuat usaha dalam Industri Perbenihan  Adanya Revitalisasi Perbenihan diharapkan tidak hanya perbaikan dalam kelembagaannya saja, tapi juga dalam menciptakan iklim investasi Industri Benih yang baik. Pengembangan kawasan hortikultura buah yang cukup luas di tahun mendatang dapat meningkatkan peran penangkar benih buah-buahan dalam memenuhi kebutuhan benih buah. Sasaran yang hendak kita capai adalah, pembinaan penangkar benih buah harus lebih ditingkatkan sehingga penangkar bisa menghasilkan benih buah yang bermutu. Namun demikian perlu ditergaskan dan diperhatikan bahwa, selain keragaman kelembagaan perbenihan di daerah UU No. 412008 yang jadi permasalahan adalah belum efektifnya penegakan hukum di bidang perbenihan ,terbatasnya benih sumber, sarana dan prasarana pendukung. Selain itu benih masih dipandang sebagai input produksi, bukan sebagai output industri; terbatasnya sumberdaya manusia dalam profesi perbenihan, sosialisasi benih hortikultura bermutu bersertifikat belum intensif tterbatasnya ketersediaan benih sumber untuk diperbanyak oleh produsen dan penangkar benih. Hal lain adalah, ternyata produsen benih kelas menengah ke bawah umumnya belum mempunyai pemulia sendiri, serta penyilang benih banyak yang belum mempunyai laboratorium kultur jaringan serta keterbatasan modal usaha, sehingga penggunaan input dan sarana produksi terbatas, yang berakibat volume usaha juga tidak optimal. Keterbatasan varietas benih dalam negeri yang disukai konsumen sesuai preferensi konsumen, sementara pemohon pelepasan varietas sayuran berasal dari intoduksi luar negeri meningkat. Karena keterbatasan data supply-demand benih antar daerah dan antar sentra mengakibatkan jalur dan pemenuhan benih tidak terpantau secara baik. Keterbatasan jumlah dan kemampuan petugas pengawas benih tanaman dan eterbatasan dana operasional bagi Balai Benih dalam memproduksi benih menjadi perhatian yang sangat serius dalam pengembangan industri perbenihan kita. PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA 83 Apa manfaat industri perbenihan? Apakah bermasa depan bagi penyejahteraan kehidupan masyarakat tani atau bernilai strategis pada ketahanan pangan nasional? Ya, masalah perbenihan adalah masalah strategis dunia pertanian kita. Selain bernilai strategis, benih juga bernilai ekonomis. Manfaat industri perbenihan yang paling utama adalah mengurangi ketergantungan benih dari luar negeri, memperluas lapangan kerja, menambah dan memperluas cakrawala ilmu perbenihan, pelestarian dan perbaikan plasma nutfah, varietas yang dihasilkan akan lebih adaptif dan selektif dan ekspor benih akan menambah devisa Negara. Industri benih umumnya bukan dari rencana yang dadakan. Tapi dari sejarah panjang Petani dan berkem- bang riset sesuai dengan kebutuhan benihnya. Perun- dang-undangan tentang pendirian usaha sangat banyak dan tidak jelas peruntukannya menjadi salah satu ham- batan klasik hingga kini. Peraturan-peraturan dan perundang-undangan ten- tang Perbenihan sangat ‘dinamis’ mengalami perubahan. Sosialisasinya tidak terprogram dengan baik. Untuk itu perlu pengalaman yang lebih dari pengambil kebijakan Perbenihan, sehingga tercipta iklim usaha yang kondusif dan berkesinambungan. Pada saat kini, daya beli konsumen lemah dan harga benih relatif murah. Kemampuan dan produktivitas buruh serta tenaga kerja masih rendah. Hambatan lain adalah sulitnya mencari lahan yang relatif luas dalam satu ham- paran dan kenyamanan lokasi usaha. MENGKAJI INDUSTRI PERBENIHAN KITA D ALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI PERBENIHAN , PERAN SWASTA TAK BISA DAIABAIKAN . T ERUTAMA DALAM PENELITIAN DAN PEMULIAAN TANAMAN , MEMPERTAHANKAN VARIETAS BENIH SUMBER , PRODUKSI BENIH , PROSESING BENIH DAN PROMOSI SERTA PEMASARAN BENIH . D ALAM HAL ITU , PERAN SWASTA ADALAH SANGAT PENTING . PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA 84 Kecendrungan lain adalah arah program pemuliaan hanya berorientasi pada pemuliapeneliti saja tanpa melihat keinginan petani dan aspek komersial yang sering tak sesuai dengan kebutuhan spesifik lokasi. Ditambah pula dengan kurangnya promosidiseminasi ke petani sehingga varietas baru kurang populer. Kepesimisan industri perbenihan itu adalah lantaran diperlukannya modal besar untuk sebuah pengembangan industri perbenihan tersebut. Akibatnya, peluang industri perbenihan lebih banyak ternikmati oleh perusahaan multinasional ketimbang kelompok tani penangkar benih. Soal industri perbenihan adalah soal risiko tinggi dan tidak pernah pula ada kepastian waktu keberhasilan dan perubahan trendsetter yang sangat cepat. Perkembangan industri perbenihan kian terhambat ketika belum adanya dukungan perbankan. Padahal kita tahu, risiko tinggi juga bermuatan keuntungan atau pendapat tinggi high risk, high profit. “Kecolongan” Plasma nutfah. Observasi varietas yang intensif dari Pemodal Besar akan memungkinkan transfer plasma nutfah dari satu negara ke negara lain. Akibatnya, harga benih akan tetap tinggi Membaca kenyataan tersebut, kita tak boleh pesimis, karena kondisi geografis, iklim, tanah di Indonesia beragam, maka yang seharusnya dikembangkan adalah varietas spesifik lokasi. Dan ini addalah sebuah altrenatif yang solutif. Ada beberapa keuntungan dikembangkannya varietas spesifik lokal, yakni : Proses perakitan dan Pendaftaranpelepasan varietas akan lebih cepat, setiap daerah akan mempunyai varietas unggul di daerahnya, penangkar benih daerah akan mudah dikembangkan, distribusi benih akan cepat dan merata, prinsip penyediaan benih 6 tepat dapat diwujudkan dengan baik, sesuai dengan era otonomi daerah. PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA 85 Nagari Alahanpanjang menjadi nagari yang subur dan ranum dengan tumbuhan ini. Di nagari ini telah digelar Jambore Varietas Kentang beberapa waktu yang lalu. Jambore itu berada di atas lahan 1.200 M. Pada Jambore ini ditanam berbagai varietas kentang, antara lain; Medians, PPS HB IPB Kode 7, PPS HBIPB, Kode3, Maglia, Intan, Bliss, Segunung, Granola, Kembang, Repita, Kikondo, Margahayu, Merbabu, Desiree, Kentang Merah, Super Jon, Panda, Cipanas, Cingkariang, Mikraset dan Granola L. Diharapkan, dalam kesejukan hawa Alahanpanjang, yang bersaksi di atas keindahan Danau Diateh dan Danau Dibawah, kentang akan menjadi pendukung ekonomi masyarakat petani dalam upaya melepaskan diri dari belenggu kemiskinan yang biasanya identik dengan hidup petani kita. MASA DEPAN KENTANG MAKIN TERANG M ASA DEPAN KENTANG DI S UMBAR SANGAT TERANG . T ELAH TERBUKTI , PERTANAMAN TUMBUHAN KENTANG , DI DAERAH KITA INI MAKIN LAMA MAKIN BERKEMBANG . B ANYAK PETANI KENTANG KITA YANG SUDAH MERAIH SUKSES EKONOMI . D AN MEREKA TAK LAGI TAMPAK DALAM JERATAN KEMISKINAN YANG BERKETERUSAN . PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA 86 Berkembang atau tidaknya usaha agribisnis sangat di- tentukan oleh perkembangan perbenihannya, oleh kare- na itu agar usaha agribisnis dapat maju dan berkembang, maka sistem dan usaha perbenihan harus tangguh. Ketersediaan benih bermutu sangat strategis karena merupakan tumpuan utama untuk mencapai keberhasil- an dalam usaha budidaya hortikultura. Potensi hasil suatu varietas unggul ditentukan oleh mutu benih yang digunakan. Untuk menghasilkan produk hortikultura yang bermutu prima dibutuhkan benih bermutu tinggi, yaitu benih yang mampu mengekspresikan sifat-sifat unggul dari varietas yang diwakilinya. Mengingat pentingnya arti benih maka diperlukan upaya untuk meningkatkan pro- duksi, memperbaiki mutu, memperbaiki distribusi, meningkatkan pengawasan peredaran dan meningkatkan penggunaan benih bermutu dalam kegiatan agribisnis hortikultura. Peran institusi pemerintah dalam era desentralisasi adalah sebagai fasilitator, dinamisator dan katalisator. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah menggerakkan pelaku usaha dan sumberdaya yang ada di masyarakat agar lebih terfokus dalam pembangunan perbenihan hortikultura PENGUATAN LEMBAGA PERBENIHAN DALAM KETERSEDIAAN BENIH BERMUTU YANG SANGAT STRATEGIS BAGUS BENIH BUAH RANCAK PANEN BERLINDAK B ENIH ITU SARANA UTAMA PERTANIAN KITA . B URUK BENIH , RUSAK BENIH , ALAMAT CELAKA HASIL PANEN YANG TIBA .P ERAN BENIH SEBAGAI SARANA UTAMA AGRIBISNIS TIDAK DAPAT DIGANTIKAN OLEH SARANA YANG LAIN . B UKANKAH HULU SEBUAH TANAMAN ADALAH BENIH ? B AGUS BENIH , BAGUS BUAH DAN BAGUS PANEN HASILNYA BERLINDAK BANYAK . PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA 87 guna mencukupi kebutuhan benih untuk budidaya hortikultura. Sedangkan salah satu upaya yang harus dilakukan agar ketersediaan benih dapat terpenuhi sesuai prinsip 7 tujuh tepat dan berkesinambungan adalah optimalisasi sistim perbenihan yang telah dibangun yang salah satunya adalah penguatan kelembagaan perbenihan. Kelembagaan perbenihan adalah lembaga yang mendukung perbenihan baik itu dari segi manajemen maupun sebagai praktisi penyedia benihnya. Kelembagaan perbenihan antara lain: Balai Benih Hortikultura BBH, Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih BPSB, penangkar, produsen dan pedagang benih hortikultura. Dinas pertanian provinsi yang menangani perbenihan hortikultura berperan dalam pembinaan penangkar dan pembinaan dalam penumbuhan penangkar baru yang ada di wilayah tugasnya. Diharapkan dari kegiatan ini akan ada peningkatan penggunaan benih bermutu hortikultura dalam mendukung pengembangan hortikultura, serta meningkatnya pengetahuan petugas dan penangkar mengenai benih bermutu hortikultura. Tujuan kegiatan yang telah dilaksanakan ini adalah meningkatkan kapasitas kelembagaan penangkar melalui fasilitasi sarana produksi benih. Khususnya yang tidak mampu disediakan oleh penangkar sendiri rumah lindungscreen house. Sasarannya; meningkatnya kapasitas kelembagaan penangkar melalui fasilitasi sarana produksi benih. Kegiatan ini sukses dilaksanakan di UPTD BBI TPPH Propinsi Sumbar, kabupaten Lima Puluh Kota, Kabupaten Solok, Kabupaten Tanah Datar, dan kabupaten Agam dengan penanggungjawab Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Sumatera Barat . Pelaksana kegiatan adalah UPTD Balai Benih Induk Tanaman Padi, Palawija dan Hortikultura Propinsi Sumatera Barat .Penerima manfaat dari kegiatan ini adalah penangkar benih.Kegiatan ini berupa pemberian bantuan kepada penangkarkelompok penangkar yang membutuhkan sarana dan prasarana yang sulit dibiayai oleh mereka sendiri, misalnya screen house. Pembiayaan bersumber dari Anggaran Direktorat Jenderal Hortikultura dan dialokasikan pada Balai Benih Hortikultura di Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Barat melalui dana Dekosentrasi pada Satker Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Barat 04 TA. 2013. PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA 88 Metode yang dilaksanakan adalah identifikasi lokasi, penyusunan dan fasilitasi sarana penangkar, dan pembinaan. Tahapan pelaksanaan kegiatannya adalah sebagai berikut : Identifikasi lokasi ke kabupaten Solok, Agam, Tanah Datar, dan Lima Puluh Kota. Pembinaan dilakukan melalui pembinaan langsung ke lapangan.Kegiatan ini difasilitasi dengan sarana produksi untuk penangkar. Bentuk sarana produksi yang diberikan berupa pembuatan Screen house jeruk, kentang dan krisan. Disamping itu juga dilengkapi dengan pemberian benih sumber jeruk, kentang, dan krisan. Seriring itu, pada kegiatan ini berhasil diselenggarakannya kegiatan penguatan kelembagaan sebanyak 7 lembaga. Diharapkan, kegiatan ini dapat meningkatkan system perbenihan melalui fasilitasi sarana produksi penangkar benih. Capaian lain dari kegiatan ini adalah meningkatnya produk hortikultura bermutu yang berdaya saing di daerah sentra pengembangan. Dengan demikian akan berdampak pada peningkatan produk hortikultura bermutu yang berdaya saing di daerah sentra pengembangan. Kelompok penangkar benih akan sulit berkembang tanpa adanya pemberian fasilitas dari pemerintah. Sulit benih akan membuat terhalangnya pembangunan bidang pertanian. Sulit benih mengakibatkan rusaknya sendi ekonomi pertanian kita. Untuk itu, kita telah membantu kelompok penangkar dengan memberi berbagai fasilitas sarana pendukung. Adapun sarana tersebut yakni pembuatan Screen House Jeruk sebanyak 2 unit . Screen house di kabupaten Tanahdatar dan Lima Puluh Kota untuk kelompok tani penangkar tanaman jeruk. Kepada masing-masing penangkar juga diberikan bibit BPMT jeruk sebanyak 125 batang Screen House Kentang Screen house kentang sebanyak 2 unit dibangun di kelompok tani Bukit Lintang di Nagari Batagak, Kecamatan Sungai Puar, Kabupaten Agam dengan ketua kelompok Dasnil dan Kelompok tani Harapan Makmur di Rimbo Data, Kabupaten Solok dengan ketua kelompok Maimun. Masing- masing penangkar juga diberikan benih kentang sebanyak 900 knol. Screen House Krisan Screen house krisan sebanyak 1 unit di bangun di kelompok tani Dahlia di Talang Kabupaten Solok dengan ketua kelompok Naldi. Disamping itu juga diberi 4.120 stek mother plant krisan potong. Screen House Jeruk Screen House Jeruk sebanyak 2 unit dibangun di kelompok tani Usaha Mandiri di Ladang Lawas di kabupaten Tanah Datar dengan ketua kelompok Syahrial dan kelompok tani Titian Rahmat di Jorong Ketinggian Nagari Sarilamak kecamatan Harau kabupaten Lima Puluh Kota dengan ketua kelompok Halman. Masing-masing penangkar juga diberikan bibit BPMT jeruk sebanyak 125 batang Kegiatan penguatan kelembagaan dimasa yang akan datang agar tetap dilanjutkan dengan pemberian bantuan screen krisan untuk Balai Benih karena saat ini Balai Benih Alahan Panjang sudah memperbanyak benih krisan namun screen yang sudah ada kurang memadai dan tidak mencukupi untuk perbanyakan krisan. Disamping itu diperlukan juga pembangunan gudang terang untuk prosesing benih kentang di BBI Alahan Panjang. PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA 89 Pada saat ini petani telah menyadari pentingnya mutu dari setiap benih yang digunakan dalam upaya mening- katkan produktivitas tanaman. Begitu pula konsumen telah mempercayai bahwa benih kentang yang bersertifi- kat terjamin mutu, kebenaran varietas dan produktivitas- nya tinggi jika dibandingkan dengan benih yang tidak bersertifikat. mutu benih kentang bersertifikat terjamin mutunya karena adanya standarisasi proses pemeriksaan yang dilalui dalam setiap tahapan produksi benih kentang. Namun hingga saat ini ketersediaan benih kentang bersertifikat masih terbatas. Untuk meningkatkan produksi benih kentang berserti- fikat perlu dilakukan upaya baik peningkatan penggunaan teknologi inovatif terapan dalam produksi benih maupun reformasi regulasi yang memberikan kemudahan dan peluang seluas luasnya bagi setiap pelaku usaha perbe- nihan. Oleh karena Teknis Produksi dan Sertifikasi Benih Kentang ini disusun sebagai acuan pelaksanaan perba- nyakan benih kentang sesuai standar mutu atau per- syaratan teknis minimal. Untuk mendapatkan benih kentang yang bermutu maka Teknis Perbanyakan Benih Kentang ini wajib dilak- sanakan dalam proses perbanyakan benih kentang. Teknis perbanyakan ini merupakan pelaksanaan dari UU No. 13 Tahun 2010 tentang Hortikultura, Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 48Permentan SR.12082012 Junto Peraturan Menteri Pertanian KENTANG Komoditas Hortikultura Strategis Pangan K ENTANG MERUPAKAN SALAH SATU KOMODITAS HORTIKULTURA STRATEGIS DALAM PENYEDIAAN BAHAN PANGAN . O LEH KARENA ITU PRODUKSI KENTANG BERKUALITAS SANGAT PERLU DIDUKUNG OLEH KETERSEDIAAN BENIH KENTANG BERMUTU MELALUI PROSES SERTIFIKASI BENIH . PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA 90 Republik Indonesia Nomor 116PermentanSR.120112013 tentang Produksi, Sertifikasi dan Pengawasan Peredaran Benih Hortikultura. Maksud Teknis Perbanyakan Benih Kentang untuk memberikan pedoman sebagai acuan bagi pelaksanaan perbanyakan benih kentang bermutu untuk kelas Benih Penjenis, Benih Dasar, Benih Pokok dan Benih Sebar. Tujuan teknis perbanyakan benih kentang bermutu untuk: Menyediakan panduan dalam proses perbanyakan benih kentang kelasBenih Penjenis, Benih Dasar, Benih Pokok dan Benih Sebar. Selain itu juga untuk meningkatkan penyediaan benih kentang sesuai standar mutu dan atau PTM yang ditetapkan, mendorong percepatan swasembada benih kentang, menciptakan iklim kondusif usaha perbenihan, mendorong peningkatan pendapatan penangkar dan petani, dan mendukung ketahanan pangan nasional Adapun uang lingkup Teknis Perbanyakan Benih Kentang meliputi Sistem perbanyakan benih kentang bermutu, Perbanyakan Benih BS, Perbanyakan Benih BD, Perbanyakan Benih BP, Perbanyakan Benih BR , Sertifikasi Benih Kentang, Organisme pengganggu tanaman OPT penting dalam perbanyakan benih kentang PENGERTIAN Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan: Aklimatisasi adalah tahapan penyesuaian kondisi dari masa pertumbuhan planlet dalam botol ke pertumbuhan media alami di bawah kondisi lingkungan spesifik. Aseptik adalah bebas dari semua organisme mikro seperti virus, viroid, bakteri, jamur dan mikoplasma Benih hortikultura yang selanjutnya disebut benih adalah tanaman hortikultura atau bagian darinya yang digunakan untuk memperbanyak danatau mengembangbiakkan tanaman hortikultura Benih bermutu dari varietas unggul hortikultura yang selanjutnya disebut benih bermutu adalah benih yang varietasnya sudah terdaftar untuk peredaran dan diperbanyak melalui sistem sertifikasi benih, mempunyai mutu genetik, mutu fisiologis, mutu fisik serta status kesehatan yang sesuai dengan standar mutu atau persyaratan teknis minimal. Benih kentang adalah bagian tanaman berupa umbi bukan dalam bentuk biji botani True Potato SeedTPS yang digunakan untuk memperbanyak danatau mengembangbiakkan tanaman PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA 91 kentang Benih sumber adalah tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk perbanyakan benih bermutu Benih inti adalah benih awal yang dihasilkan oleh pemulia berda- sarkan proses pemuliaan. Benih Penjenis yang selanjutnya disebut BS adalah benih generasi awal yang diproduksi dari benih inti. Benih Dasar yang selanjutnya disebut BD adalah keturunan perta- ma dari Benih Penjenis yang meme- nuhi standar mutu atau persyaratan teknis minimal kelas Benih Dasar. Benih Pokok yang selanjutnya disebut BP adalah keturunan dari Benih Dasar atau Benih Penjenis yang memenuhi standar mutu atau persyaratan teknis minimal kelas Benih Pokok. Benih Sebar yang selanjutnya disebut BR adalah keturunan dari Benih Pokok, Benih Dasar atau Benih Penjenis yang memenuhi standar mutu atau persyaratan teknis minimal kelas Benih Sebar. Eksplan adalah potongan jaring- an atau organ tanaman yang ditum- buhkan pada medium buatan seca- ra in vitro. ELISA Enzyme Linked Immuno Sorbent Assay adalah teknik uji serologi untuk identifikasi virus atau bakteri dengan cepat dan peka serta kuantitaif Instansi adalah instansi pemerintah yang menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi pengawasan dan sertifikasi benih Tanaman Pangan dan Hortikultura. Kultur Jaringan adalah penanaman organ dan atau jaringan pada media buatan secara in vitro di bawah kondisi lingkungan spesifik melalui prosedur baku. Label adalah keterangan tertulis atau tercetak tentang mutu benih yang ditempelkan atau dipasang secara jelas pada sejumlah benih atau setiap kemasan Mikropropagasi adalah perbanyakan tanaman secara vegetative dengan menggunakan teknik in vitro dalam media buatan dan dilakukan secara aseptik Patogen adalah mikroorganisme parasit penyebab penyakit Perbanyakan benih adalah rangkaian kegiatan untuk menghasilkan benih bermutu. Pemeriksaan lapangan adalah suatu kegiatan untuk mengetahui kondisi lahan dan kondisi pertanaman dari suatu unit penangkaran Pemeriksaan umbi di gudang adalah suatu kegiatan untuk mengetahui kondisi umbi di gudang dari suatu unit penangkaran Persyaratan Teknis Minimal yang selanjutnya disebut PTM adalah spesifikasi teknis benih yang mencakup mutu genetik, fisik, fisiologis danatau status kesehatan benih yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal atas nama Menteri Plantlet tanaman in vitro adalah hasil akhir perbanyakan tanaman melalui kultur jaringan yang belum di aklimatisasi Produsen benih adalah perorangan, badan usaha berbadan hukumtidak berbadan hukum, atau instansi pemerintah yang melakukan proses produksi benih. PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA 92 Rougingadalah tindakan membuang tanaman yang menyimpang dari tanaman utama dengan tujuan untuk menjaga kemurnian tanaman Rumah kasa adalah bangunan yang beratap tembus cahaya dengan dinding dari kasa yang tidak dapat dilewati serang- ga vektor dengan kondisi lingkungan terkendali untuk aklimatisasi atau produksi benih sehat. Sertifikat adalah keterangan atau laporan pemeriksaan yang diberikan oleh suatu lembaga kepada seseorang atau badan usaha atas pemenuhan atau telah memenuhi persyaratan sesuai yang diminta untuk tujuan tertentu Sertifikasi kompetensi pelaku usaha perbenihan yang selanjutnya disebut ser- tifikasi kompetensi adalah proses pener- bitan sertifikat oleh lembaga yang ber- wenang kepada pelaku usaha perbenihan hortikultura yang telah memenuhi unjuk kerja yang dipersyaratkan Sertifikasi benih hortikultura yang selanjutnya disebut sertifikasi benih adalah proses pemberian sertifikat terhadap ke- lompok benih melalui serangkaian peme- riksaan danatau pengujian, serta meme- nuhi standar mutu atau persyaratan teknis minimal Tipe simpangoff type adalah tanaman atau benih yang menyimpang dari sifat-sifat suatu varietas sampai di luar batas kisaran yang telah ditetapkan Varietas tanaman hortikultura adalah bagian dari suatu jenis tanaman hortikultura yang ditandai oleh bentuk tanaman, pertumbuhan, daun, bunga, buah, biji dan sifat-sifat lain yang dapat dibedakan dalam jenis yang sama. PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA 93 Perbanyakan benih kentang bermutu dilaksanakan melalui sistem sertifikasi dan dilakukan olehprodusen atau instansi pemerintah yang memiliki sertifikat kompe- tensi danatau yang memiliki sertifikat sistem manajemen mutu. Benih kentang bermutudimulai dari kelas Benih Penje- nis BS, Benih Dasar BD G0, Benih Pokok BPG1 dan Benih Sebar BRG2, dengan klasifikasi sebagai berikut: BS yaitu benih generasi awal yang diproduksi dari benih inti. Benih Penjenis berupa planlet, stek dari planlet dan umbi mikro yang terjamin kebenaran varietasnya berdasarkan rekomendasi dari pemilik varietas dan bebas dari patogen. BD atau G0 merupakan hasil perbanyakan dari kelas BS. Perbanyakan G0 harus dilaksanakan di rumah kasa kedap seranggadan harus memenuhi standar mutu atau PTM BP atau G1 merupakan hasil perbanyakan dari G0 atau diperbanyak dari kelas benih yang lebih tinggi. Perbanyak- an G1 dilaksanakan di dalam rumah kasa kedap serangga dan harus memenuhi standar mutu atau PTM. BR atau G2 merupakan hasil perbanyakan dari G1 atau diperbanyak dari kelas benih yang lebih tinggi. Perbanyak- an G2 dilaksanakan di lapangan dan harus memenuhi standar mutu atau PTM. Surat keterangan BS dikeluarkan oleh pemulia, pemilik varietas atau pihak yang diberi kuasa, minimal meliputi nama varietas, kesehatan benih dan volume sebagaimana pada formulirborang model SKn. Delegasi Legalitas adalah pemberian kewenangan SISTEM PERBANYAKAN BENIH KENTANG BERMUTU P OLA PERBANYAKAN BENIH KENTANG BERMUTU MENGIKUTI POLA PERBANYAKAN SATU GENERASI ONE GENERATION FLOW DENGAN PERBANYAKAN SECARA VEGETATIF MENGGUNAKAN UMBI ATAU STEK SEBAGAI BENIH . PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA 94 kepada produsen benih dalam memperbanyak BS dikeluarkan oleh pemulia, pemilik varietas atau pihak yang diberi kuasa.Untuk varietas public domain ada surat keteranganpendampingan dari pemulia tanaman kentang BD, BP dan BR disertifikasi oleh instansi, kecuali bagi produsen atau instansi pemerintah lembaga yang memiliki sertifikat sistem manajemen mutu. Legalitas benih bermututerdiri atas: Surat Keterangan untuk kelas benih BS;  Label yang terpasang pada kemasannya dengan warna putih untuk kelas benih BD, ungu untuk kelas benih BP dan biru untuk kelas benih BR. PERBANYAKAN BENIH PENJENIS Persyaratan Produsen 1 Pemilik varietas atau pemilik surat delegasi legalitas dari pemilik varietas 2 Mempunyai sumber daya manusia yang kompeten dan fasilitas laboratorium kultur jaringan dengan kelengkapan peralatannya.Pada perbanyakan stek planlet memiliki fasilitas rumah kasa dengan kelengkapan peralatannya 3 Memiliki dan memahami Standar Operasional Prosedur SOPperbanyakan benih BS Benih sumber 1 Varietas telah terdaftar untuk peredarannya. 2 Benih inti atau planlet untuk perbanyakan stek planlet dan umbi mikro 3 Jumlah benih sumber harus memenuhi jumlah perbanyakan. Laboratorium Kultur Jaringan untuk perbanyakan benih BS bentuk in vitro dan planlet, dengan persyaratan sebagai berikut: 1 Di dalam laboratorium harus tersedia ruang persiapan, ruang tanam, ruang kultur, PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA 95 ketersediaan bahan untuk membuat MS dan memiliki keterjaminan pasokan listrik dan air bersih 2 Fasilitas peralatan dalam setiap ruangan laboratorium harus tersedia sebagai berikut: a Dalam ruang persiapan: autoclave, pH meter, timbangan analitik, refrigerator, botol-botol kultur, dan alat gelas lainnya yang diperlukan. Pada perbanyakan in vitro ditambah magnetic stirrer, Aquadestilator b Ruang tanam: laminar airflow cabinet. Pada lab invitro ditambahkan mikroskop stereo binokuler c Ruang kultur: pendingin ruang, rak kultur yang dilengkapi dengan sumber cahayalampu minimal 1000 lux, timer untuk mengatur periode cahaya 16 jam terang, 8 jam gelap. Rumah Kasa pada perbanyakan benih dengan stek planlet dan umbi mikro : 1 Kerapatan mesh kasa yang digunakan tidak kurang dari 36 x 36 lubanginci 2 2 Tidak ada air tanah dari luar yang masuk kedalam rumah kasa 3 Tidak ada lubangcelah untuk masuknya serangga vektor 4 Harus mendapat cahaya optimal 5 Pintu masuk rumah kasa dari sisi luar tidak langsung terhubung pada bagiandalam rumah kasa, tetapi ada pintu kedua yang menghubungkan pintu pertama dengan ruang dalam rumah kasa 6 Terdapat bak suci hama disinfectan di antara pintu pertama dan kedua yang dirancang agar setiap orang yang masuk ke dalam rumah kasa melewatinya. 7 Bagian atas rumah kasa harus beratap kedap air dan tembus cahaya 8 Rumah kasa terjaga kebersihannya dari kotoran, lumut atau material lainnya, terutama yang akan mengganggu sinar matahari masuk. Media tanam 1 Pada perbanyakan In vitro dan planlet media yang digunakan adalah media dasar Murashige PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA 96 and Skoog MS padat.Zat pengatur tumbuh atau vitamin dapat diberikan ke dalam media dasar MS sebatas tidak akan merubah sifat dari tanaman yang akan diperbanyak. 2 Pada perbanyakan umbi mikro media yang digunakan adalah mediadasar Murashige and Skoog MS padat ditambah media cairyaitu media MS dalam bentuk cair dengan penambahan sukrosa 90 gramL, air kelapa 15, Alar 10 ppm, dan BAP 5 ppm. Media cair diberikan pada saat stek mikroplantlet tumbuh paling kurang 5 minggu setelah tanam. Zat pengatur tumbuh atau vitamin dapat diberikan ke dalam media dasar MS sebatas tidak akan merubah sifat dari tanaman yang akan diperbanyak. Komposisi media dasar Murashige and Skoog MS seperti pada tabel 10 berikut: Pada stek planlet a Media tanam dapat menggunakan tanah sub soiI, cocopeat, arang sekam yang dicampur dengan berbagai komponen lain seperti pupuk kandang dan lainnya yang dianggap baik untuk media tanam. b Media tanam harus steril c Sterilisasi media dapat dilakukan dengan dikukus steam, disangrai atau menggunakan bahan kimia, dengan cara : 1 Sterilisasi dengan disangrai atau dikukus selama 3-4 jam dengan suhu paling kurang 90 C secara merata; 2 Sterilisasi dengan bahan kimia harus memperhatikan penggunaan dosis, cara dan waktu strerilisasi sesuai rekomendasi masing-masing produk. Proses Perbanyakan Benih a. In vitro 1 Benih inti yang digunakan adalah umbi yang telah bertunas maksimal berukuran 2 cm 2 Tunas dari benih inti dipotong dan disterilkan sebagai eksplan dengan cara merendam eksplan dalam larutan chlorineantiformin 0,5 selama ± 5 menit, kemudian celupkan ke dalam PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA 97 alkohol 70 ± 30 detik dan selanjutnya rendam dalam air steril. 3 Jaringan meristematik dari eksplan ujung tunas yang berukuran 0,4-0,5 mm diambil dalam kondisi aseptic dengan bantuan mikroskop stereo binokuler dengan pembesaran 20-40 kali, kemudian ditanampada media in vitro yang sudah disediakan dalam tabung reaksi test tube dan ditumbuhkan pada ruang kultur selama paling kurang 8 bulan 4 Setelah tumbuh, semua planlet in vitro asal jaringan meristem tersebut diuji kesehatannya. Target penyakit yang diuji adalah Potato Leaf Roll VirusPLRV, Potato Virus X PVX dan, Potato Virus Y PVY dengan metode uji serologi teknik ELISA atau metode lainnya. Planlet yang positif mengandung virus dibuang, hanya planlet yang bebas virus untuk bahan mikropropagasi. Dilakukan seleksi planlet yang menyimpang secara visual dari tipe pertumbuhan, warna batang, warna daun dan bentuk daun 5 Untuk menghindarkan perubahan atau penyimpangan, planlet wajib diperbaharuipaling banyak10 kali setelah perbanyakan 6 Benih dapat disimpan sebagai stok dengan cara menghambat pertumbuhan planlet dengan tidak merubah sifat dari tanamanplanlet tersebut. Teknik penyimpanan dilakukan dengan cara memodifikasi media tumbuh dan atau menurunkan suhutemperatur ruang inkubasi ruang kulturpada kisaran suhu 14-18 ºC. Planlet 1 Benih penjenis yang digunakan berupa planlet 2 Setelah planlet diperoleh, dilakukan propagasi dengan cara setiap planlet dalam tabung dipotong menjadi beberapa stek, dimana setiap stek terdiri dari satu bukunode atau lebih. Stek tersebut kemudian disubkulturkan secara in vitro dalam botol kultur. Jumlah stek adalah 5 -10 stek per botol 3 Pengujian keberadaan virus PLRV, PVX dan, PVY dengan metode uji serologi teknik ELISA atau metode lainnya, paling kurang 10 4 Benih Penjenis diperbanyak paling banyak mencapai4 empatgenerasi untuk menghindarkan perubahan atau penyimpangan sifat varietas 5 Planlet hasil perbanyakan didistribusikan sebagai benih sumber Umbi Mikro 1 Benih sumber yang digunakan berupa planlet 2 Dilakukan propagasi terhadap planlet dengan cara dari setiap planlet dalam tabung dipotong menjadi beberapa stek, setiap stek terdiri dari satu bukunode atau lebih. Kemudian dikulturkan secara in vitro dalam botol kultur. Jumlah stek adalah 5-10 stek per botol. 3 Ditambahkan 25 ml media cair di atas media padat, setelah stek berumur 5 lima minggu setelah tanam. Penuangan media cair dilakukan di dalam laminar. 4 Botol kultur diletakkan dalam ruang gelap rak kultur yang tidak mendapatkan cahaya. 5 Pemanenan umbi dapat dilakukan selama 10 minggu setelah pengumbian dimulai atau disesuikan dengan usia panen optimal. Stek Planlet 1 Benih sumber planlet sebelum dikeluarkan dari botol disimpan selama 1-2 minggu ditempat terang agar planlet lebih kuat. 2 Planlet dikeluarkan satu persatu dari botol, kemudian ditanam dalam media yang sudah disiapkan dalam bak khususkeranjang plastiktray pot sebagai sumber perbanyakan stek. Setelah berumur 2-3 minggu, planlet dapat distek beberapa kali hingga paling banyak 4 empat generasi.Sebelum ditanam, pangkal batang stek dicelupkan ke dalam larutan zat perangsang pertumbuhan akar. 3 Ukuran stek dibuat relatif seragam. 4 Stek dipotong menggunakan alat pemotong yang tajam dan steril 5 Stek ditanam pada media yang telah disiapkan dalam tray potbak khususkeranjang plastik. 6 Stek ditumbuhkan 2-3 minggu hingga berakar dan siap ditanam. PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA 98 PROSES PERBANYAKAN BENIH KENTANG Jaringan meristem 0,4 – 0,5 mm Pengambilan jaringan meristem di bawah mikroskop stereo pembesaran 20-40 kali Umbi inti dari varietas autentik true to variety Planlet hasil kultur meristem. Seluruh planlet diuji virus PLRV, PVX dan PVY dengan ELISA Pengujian virus PLRV, PVX dan PVY dari sampel Planlet hasil mikropropagasi. Uji virus PLRV, PVX dan PVY dari sampel PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA 99 PERBANYAKAN BENIH KENTANG KELAS BD G0

1. Persyaratan