Deteksi Kandungan Senyawa Antifungi Dari Ekstrak Metanol Bakteri Endofit

akibat koevolusi atau transfer genetik dari tanaman inangnya ke dalam mikroba endofit Taxol, suatu senyawa diterpenoid yang merupakan agen anti kanker merupakan salah satu contoh metabolit sekunder yang dihasilkan oleh bakteri endofit Tan et al., 2001. Produksi senyawa bioaktif tertentu oleh mikroba endofit secara in situ mungkin memfasilitasi dominansinya dalam jaringan tanaman atau bahkan melindungi tanaman tersebut dari serangan patogen Prasetyoputri Atmosukarto, 2006.

4.5. Deteksi Kandungan Senyawa Antifungi Dari Ekstrak Metanol Bakteri Endofit

Hasil analisis kandungan senyawa antifungi dari ekstrak metanol bakteri AW5 dan AW6 yang memiliki zona hambat terbesar menunjukkan bahwa bakteri AW5 dan AW6 menghasilkan senyawa alkaloid dan saponin Tabel 4.4.1. Berbagai macam aktivitas fisiologi yang menarik ditunjukkan oleh beberapa senyawa alkaloid bekerja sebagai antifungi. Beberapa saponin bekerja sebagai antimikroba Robinson, 1995. Bakteri endofit menghasilkan alkaloid dan mikotoksin sehingga memungkinkan digunakan untuk meningkatkan ketahanan tanaman terhadap penyakit Sudhanta Abadi, 2007. Bakteri endofit menghasilkan senyawa aktif biologis secara in-vitro antara lain alkaloid, paxillin, lolitrems dan tetranone steroid. Endofit dapat menjadi sumber berbagai metabolit sekunder baru yang berpotensi untuk dikembangkan dalam bidang medis, pertanian dan industri Prasetyoputri Atmosukarto, 2006. Tabel 4.5.1. Hasil skrining senyawa ekstrak metanol bakteri AW5 dan AW6 Pemeriksaan Skrining Fitokimia Isolat Bakteri AW5 Isolat Bakteri AW6 Alkaloida ++++ +++++ Flavanoida _ _ Glikosida _ _ TriterpenoidaSteroida bebas _ _ Saponin + + Tanin _ _ Keterangan : + = Mengandung golongan senyawa tersebut - = Tidak mengandung golongan senyawa tersebut Universitas Sumatera Utara Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil skrining senyawa ekstrak metanol bakteri mengandung positif uji alkaloid dan positif saponin. Saponin dapat merusak membran sitoplasma yang kemungkinan saponin mempunyai efek yang sinergis atau adiktif dengan golongan polifenol dalam merusak permeabilitas sel bakteri itu sendiri. Saponin adalah kemampuan pembetukan busa dari suatu ekstrak tanaman. Kadar saponin yang tinggi dalam tanaman membuat ekstrak alkohol sukar pekat. Saponin merupakan zat aktif yang dapat meningkatkan permeabilitas membran sehingga terjadi hemolisis sel. Apabila saponin berinteraksi dengan sel bakteri, bakteri tersebut akan rusak atau lisis Poeloengan et al., 2010. Senyawa alkaloid adalah senyawa kimia tanaman hasil metabolit sekunder yang terbentuk berdasarkan prinsip pembentukan campuran. Darwis 2001, menyatakan bahwa Alkaloid adalah golongan senyawa basa bernitrogen yang kebanyakan heterosiklik yang banyak terdapat pada tanaman. Mekanisme bahan aktif antibakteri ini adalah merusak membran sel bakteri dengan meningkatkan permeabilitas dari dinding sel bakteri sehingga bakteri lisis Kurniawati, 2006. Flavonoid merupakan kelompok senyawa fenol yang mempunyai kecenderungan untuk mengikat protein, sehingga mengganggu proses metabolisme. Semua alkaloid mengandung paling sedikit satu atom nitrogen yang biasanya bersifat basa. Alkaloid biasanya dalam kadar kecil dan harus dipisahkan dari campuran senyawa yang rumit yang berasal dari bagian tanaman Lenny, 2006. Alkaloid secara umum dikenal memiliki antimikrobial yang kuat, serta dapat sebagai antibakteri dan antifungi. Beberapa studi melaporkan bahwa alkaloid setelah diuji memiliki peran sebagai anitimikroba terhadap mikroorganisme gram positif diantaranya Bacillus subtilis, Streptococcus aureus, Mycobacterium smegmatits, Eischerecia colii, Pseudomonas aeruginosa, Candida albicans dan Aspergilus niger Aniszewski, 2007. Alkaloid adalah senyawa nitrogen heterosiklik. Salah satu contoh alkaloid yang bermanfaat di bidang medis adalah morfin yang diisolasi tahun 1805. Alkaloid Universitas Sumatera Utara diterpenoid yang diisolasi dari tanaman memiliki sifat antimikroba dan inhibitor terhadap proliferasi virus sehingga mungkin bermanfaat menekan infeksi HIV dan infeksi intestinal yang berhubungan dengan AIDS. Alkaloid diketahui memiliki sifat sebagai antimikroba termasuk terhadap Giardia dan Entamoeba. Efek antidiare utama alkaloid kemungkinan disebabkan oleh efek pada usus kecil. Alkaloid ditemukan potensial efektif terhadap Trypanosoma dan Plasmodia. Mekanisme kerja dari alkaloid dihubungkan dengan kemampuan berinteraksi dengan DNA Naim, 2004. Universitas Sumatera Utara BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan