3.6 Ekstraksi Bahan Antifungi dari Isolat Bakteri Endofit
Ekstraksi metabolit sekunder bakteri endofit tanaman V. varingaefolium yang memiliki aktivitas antifungi dilakukan berdasarkan metode yang pernah dilakukan
oleh Nofiani et al. 2009 dan Suryanto et al. 2012 yang dimodifikasi. Isolat bakteri antifungal yang paling potensial disebarkan pada media NA dan diinkubasi selama 5
hari. Media padat selanjutnya dipotong kecil-kecil dan direndam dengan metanol dalam erlenmeyer selama 72 jam dan dibungkus dengan kertas aluminium untuk
mengindari kerusakan karena cahaya. Maserat diambil dengan cara disaring. Perendaman dilakukan sebanyak 3 kali. Semua maserat yang terkumpul disentrifugasi
dengan kecepatan 3000 rpm selama 15 menit. Supernatan dipekatkan dengan menggunakan rotavorator dengan suhu tidak lebih dari 50
o
C untuk memperoleh ekstrak yang siap untuk digunakan. Metode yang sama dilakukan terhadap pelarut n-
heksana dan etil asetat, alur kerjanya dapat dilihat pada Lampiran 4.
3.7 Uji Antifungi Ekstrak Bakteri Endofit Berbagai Pelarut
Uji antibiotik ekstrak metanol, n-heksana, etil asetat bakteri endofit tanaman V. varingaefolium digunakan media PDA + YE 1. Biakan kultur fungi patogen berupa
F. oxysporum, G. boninense, Saprolegnia sp. dan R. microporus diambil dengan cork borer, lalu diinokulasikan di bagian tengah media modifikasi PDA + YE 1 dengan
jarak 3,5 cm dari cakram tempat inokulum bakteri, lalu diinkubasi pada suhu ruang selam 72 jam.
Gambar 3.7.1 Metode pengukuran zona hambat bakteri endofit terhadap koloni fungi; A. Koloni fungi, B. Zona hambat bakteri endofit terhadap koloni fungi, C. Titik
tengah jamur diletakkan, D. Koloni bakteri endofit , X. Diameter koloni fungi yang terhambat pertumbuhannya, Y. Diameter koloni fungi normal Suryanto, 2006.
Universitas Sumatera Utara
Pengukuran diameter zona hambat bakteri dilakukan dengan menggunakan jangka sorong. Zona hambat isolat bakteri endofit dihitung dengan rumus uji
antagonis Y-X2 = hasil Suryanto et al., 2006. Masing-masing ekstrak metanol, n-
heksana dan etil asetat dilarutkan dengan dimetil sulfoksida DMSO dengan konsentrasi masing-masing 40, 60, 80 dan 100. Pengujian daya hambat isolat
terhadap jamur patogen menggunakan metode difusi cakram kertas sesuai dengan metode Kirby-Bauer Drew et al., 1971; Mishra et al., 2006; Kulsuntiwong et al.,
2008. Uji antagonis dilakukan dengan cara meletakkan cakram yang berisi dengan metabolit sekunder bakteri endofit tersebut, di tepi media PDA + YE 1 kemudian
diinkubasi pada suhu ruang selama 7 hari. Aktivitas antifungal ditunjukkan dengan adanya zona hambatan pertunbuhan organisme uji di sekitar koloni penghasil
antibiotik Lechevalier, 2000. Pengujian dilakukan terhadap semua jamur patogen. Masing-masing perlakuan dilakukan dengan 2 kali pengulangan, alur kerjanya dapat
dilihat pada Lampiran 5.
3.8 Pengamatan Miselium Jamur Patogen Setelah Uji Antagonis
Pengamatan dilakukan dengan 2 cara yaitu secara visual dan mikroskopis. Pengamatan secara visual dilakukan dengan cara melihat zona pertumbuhan.
Pengamatan secara mikroskopis dilakukan dengan cara mengamati ujung miselium pada zona hambat beberapa jamur patogen. Ujung miselium fungi patogen yang
tumbuh pada permukaan media PDA dipotong berbentuk block square, kemudian diletakkan pada objek gelas. Selanjutnya diamati adanya abnormalitas pertumbuhan
miselium fungi patogen berupa pembengkokan ujung miselium dan miselium pecah, miselium berbelah, miselium bercabang, miselium lisis dan miselium tumbuh kerdil
Lorito et al., 1992. Alur kerjanya dapat dilihat pada Lampiran 6.
3.9 Deteksi Kandungan Ekstrak Metanol, N-Heksana Dan Etil Asetat Isolat Bakteri Endofit Potensial Akar Tumbuhan Mentigi
Untuk mendeteksi kandungan senyawa kimia dari ekstrak metanol, n-hexana, dan etil asetat isolat bakteri endofit dari akar mentigi, maka dilakukan analisis skrining
fitokimia meliputi pemeriksaan kandungan senyawa alkaloida, flavanoida, terpenoidsteroida, tanin dan saponin menurut prosedur yang telah dilaporkan Harbone
1996. Tabel 1.1. Ekstrak metanol, etil asetat dan n- heksana yang telah diperoleh
Universitas Sumatera Utara
dari prosedur sebelumnya dideteksi dengan menggunakan metode fitokimia untuk uji pendahuluan agar diketahui kandungan senyawa pada ekstrak bakteri endofit yang
dibuat, misalnya alkaloid, terpenoid, fenolik, flavonoid, steroid atau saponin.
Tabel 1.1 Metode Skrining Fitokimia menurut Harbone 1987. NO Uji
Pereaksi Hasil
Perubahan Warna 1.
Fenolik FeCl
3
Positif 1
Terbentuk larutan warna hijau, biru, hitam
2. Flavanoid
Mg-HCl Positif
Merah jambu 3.
Alkaloid Wagner, Mayer dan
Dragendroff. Positif
Terbentuk endapan 4.
Steroid H
2
SO
4p
Positif dan pereaksi
LB Lieberman_Burchad.
Terbentuk warna hijau kebiruan
5. Saponin
Akuades Positif
Terbentuk busa 6.
Tanin FeCl
Positif
3
Terbentuk warna hijau kebiruan, dan terbentuk
endapan
Universitas Sumatera Utara
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Isolasi Mikroba Endofit