Landasan Yuridis LANDASAN FILOSOFIS, SOSIOLOGIS, DAN YURIDIS

NASKAH AKADEMIK RUU PERLINDUNGAN DATA PRIBADI 127 aplikasi teknologi memberikan andil terhadap semakin beragamnya bentuk pelanggaran terhadap data pribadi seseorang, seperti munculnya sebuah pesan berisi iklan jika seseorang berada di tempat tertentu yang biasa disebut Location-Based Messaging. Biasanya praktik tersebut terjadi tanpa didahului dengan suatu perjanjian antara provider dan pemilik data.

C. Landasan Yuridis

Landasan yuridis tentang Perlindungan Data Pribadi, bersumber kepada Pasal 28G Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dengan demikian Perlindungan Data Pribadi merupakan salah satu bentuk perwujudan amanat konstitusi dan harus diatur dalam bentuk Undang-Undang. Pasal 28G Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Amandemen Keempat menyatakan bahwa, ”setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu merupakan hak asasi”. Pasal ini mengamanatkan perlunya dibentuk peraturan perundang- undangan yang melindungi data pribadi. Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 006PUU-I2003 semakin mempertegas bahwa pengaturan Perlindungan Data Pribadi harus dalam bentuk Undang-Undang. Dalam Putusan Mahkamah Konstitusi tersebut antara lain disebutkan bahwa ketentuan yang menyangkut HAM, harus dalam bentuk Undang-Undang. Selain itu, dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional NASKAH AKADEMIK RUU PERLINDUNGAN DATA PRIBADI 128 2005-2025 juga telah ditentukan bahwa untuk mewujudkan bangsa yang berdaya saing harus meningkatkan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satunya melalui peraturan yang terkait dengan privasi, dan hal tersebut terkait dengan HAM. Amanah perlindungan hak asasi manusia terkait data pribadi tersebut kemudian diimplementasikan dalam Undang- Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, dalam Pasal 3 disebutkan bahwa: 1 Setiap orang dilahirkan bebas dengan harkat dan martabat manusia yang sama dan sederajat serta dikaruniai akal dan hati nurani untuk hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dalam semangat persaudaraan. 2 Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan perlakuan hukum yang adil serta mendapat kepastian hukum dan perlakuan yang sama di depan hukum. 3 Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan dasar manusia, tanpa diskriminasi. Pelaksanaan hak asasi manusia khususnya yang terkait dengan data pribadi, harus pula memperhatikan hak-hak orang lain dan pembatasan yang dilakukan untuk menjamin kepentingan atau ketertiban umum sebagai wujud asas fungsi sosial. Hal ini diatur dalam Pasal 28J Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa: 1 Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 2 Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi NASKAH AKADEMIK RUU PERLINDUNGAN DATA PRIBADI 129 tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis. Selain konstitusi dan Undang-Undang HAM, juga terdapat ketentuan mengenai data pribadi di antaranya, dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan, Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Di samping itu terdapat pula ketentuan-ketentuan yang terkait dengan keberadaan data pribadi, namun belum secara tegas dan efektif melindungi data pribadi di antaranya, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian, Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan, dan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas Undang- Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. NASKAH AKADEMIK RUU PERLINDUNGAN DATA PRIBADI 130

BAB V JANGKAUAN, ARAH PENGATURAN, DAN RUANG LINGKUP