cv
BAB VI PEMBAHASAN
6.1. Pembahasan Umum
Tabel 5.1 tentang distribusi responden menurut umur, tingkat pendidikan, status perkawinan, riwayat pekerjaan, dan etnik menunjukkan bahwa berdasarkan
status perkawinan dan etnik antara kelompok kasus dan kelompok kontrol adalah tidak berbeda. Proporsi responden yang pernah kawin pada kelompok kasus
98,7 hampir sama dibandingkan kelompok kontrol 97,4 dan proporsi responden dengan etnik pribumi pada kelompok kasus 96,2 juga hampir sama
dibandingkan kelompok kontrol 98,7. Rerata umur responden memang berbeda bermakna antara kelompok
kasus dengan kelompok kontrol hasil uji-t membuktikan hal ini, karena variabel umur memang merupakan salah satu faktor risiko yang diteliti.
Tingkat pendidikan pada kelompok kasus dan kelompok kontrol hampir sama penyebarannya, meskipun pada kelompok kasus responden yang tamat
SLTA proporsinya lebih kecil 29,5 dibandingkan kelompok kontrol 37,2. Hal ini mempengaruhi variabel keadaan sosioekonomik yang diduga merupakan
salah satu faktor risiko PJK. Grafik 5.1 memperlihatkan bahwa sebagian besar responden 78,2
bertempat tinggal di Kota Semarang, sedangkan sisanya 21,8 tersebar di 11 kabupatenkota lain di Provinsi Jawa Tengah. Besarnya proporsi responden yang
menumpuk di Kota Semarang ini, baik pada kelompok kasus maupun kelompok kontrol kemungkinan disebabkan oleh kurangnya pasien dengan gejala penyakit
cvi jantung koroner yang datang dirujuk atau berobat sendiri dari KotaKabupaten
lain ke RSUP Dr. Kariadi Semarang.
6.2. Pembahasan Khusus Hasil Penelitian
Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa faktor menopause, pertambahan usia k
elompok umur ≥66 tahun,
inaktivitas fisik lama duduk ≥3,25
jamhari, riwayat diabetes mellitus, riwayat hipertensi, dan tingkat pengetahuan terbukti berpengaruh terhadap terjadinya PJK pada wanita usia 45 tahun.
Beberapa faktor risiko lain yang juga ikut diuji dalam analisis multivariat, yaitu : riwayat penyakit diabetes mellitus dalam keluarga, keadaan sosioekonomik, dan
pola diet tidak terbukti berpengaruh.
6.2.1. Faktor risiko yang terbukti berpengaruh
a. Menopause
Kenyataan bahwa prevalensi PJK pada wanita yang berusia bawah 50 tahun lebih kecil dibandingkan laki-laki, dan adanya peningkatan penyakit
kardiovaskuler yang bermakna sesudah menopause, menyiratkan bahwa defisit estrogen alami mempunyai hubungan dengan hal ini, dan bahwa menopause
diduga merupakan suatu faktor risiko aterogenik. Menopause diikuti oleh sejumlah besar perubahan metabolik, biokemikal, dan fisiologik. Kolesterol total,
kolesterol LDL, dan trigliserida meningkat; kolesterol HDL sedikit menurun. Lebih jauh, metabolisme glukosa memburuk dimana kadar glukosa darah menjadi
lebih tinggi dan adanya penurunan sensitivitas insulin. Perubahan lain yaitu aktivasi prokoagulator, dengan peningkatan kadar fibrinogen dan PAI-1.
9
cvii Pada penelitian ini hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa wanita
yang sudah menopause mempunyai risiko 7,2 kali lebih besar untuk terjadinya PJK dibandingkan yang belum menopause 95 CI 2,1-24,8.
b. Penuaan