lix
BAB III KERANGKA TEORITIK, KERANGKA KONSEP DAN
HIPOTESIS PENELITIAN
3.1. Kerangka teoritik
Kerangka teoritik disajikan dalam bagan web-causation untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antar variabel berdasarkan tinjauan kepustakaan. Mengingat
banyaknya faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian PJK pada wanita, baik yang dapat dimodifikasi, tidak dapat dimodifikasi, yang hanya terdapat pada wanita
maupun yang masih dalam taraf penyelidikan epidemiologis belum terbukti, maka dalam kerangka teoritik ini hanya dimasukkan dan diterangkan hubungan antar
variabel yang akan diteliti, dengan penjelasan sebagai berikut : ∼
Aterosklerosistrombosis secara langsung akan menyebabkan penyakit jantung koroner. Tanda dini aterosklerosis yang sering terlihat adalah disfungsi endotel.
Faktor-faktor risiko koroner akan menyebabkan disfungsi endotel, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Secara ringkas hubungan ini dapat diurutkan
sebagai berikut : faktor-faktor risiko Æ disfungsi endotel Æ aterosklerosis
trombosis Æ penyakit jantung koroner.
∼ Variabel disfungsi endotel dan aterosklerosistrombosis adalah variabel antara
dalam penelitian ini. ∼
Variabel-variabel berikut, yaitu : pertambahan usia, pola diet tak sehat, diabetes mellitus, obesitas, riwayat PJK keluarga, riwayat PJK individu, riwayat
penggunaan kontrasepsi oral, faktor hemostatik, sindroma ovarium polikistik, inflamasi, keadaan sosio-ekonomik, dislipidemia, apolipoprotein, homosistein,
lx kebiasaan merokok, dan hipertensi berhubungan dengan peningkatan risiko
terjadinya disfungsi endotel yang berujung pada penyakit jantung koroner. ∼
Penuaan berhubungan dengan peningkatan risiko kejadian hipertensi dan diabetes. Menopause meningkatkan risiko PJK pada wanita sehubungan dengan
peningkatan kejadian dislipidemia. Sebagian wanita berusia tua dengan keadaan sosio-ekonomik yang baik menggunakan terapi pengganti hormon masih dalam
taraf penelitian epidemiologik tentang efeknya terhadap kejadian PJK. ∼
Inaktivitas fisik dan stressdepresi dipengaruhi oleh keadaan sosio-ekonomik. Pola diet tak sehat dipengaruhi oleh etnis dan sosio-kultural. Sedangkan obesitas
dipengaruhi oleh inaktivitas fisik, pola diet tak sehat, genetik, dan alkoholik. Obesitas dapat meningkatkan risiko diabetes dan dislipidemia, dimana
dislipidemia akan menyebabkan inflamasi yang akan menyebabkan disfungsi endotel. Diduga bahwa infeksi menyebabkan disfungsi endotel melalui proses
inflamasi. ∼
Kebiasaan merokok dan riwayat penggunaan kontrasepsi oral mempengaruhi faktor hemostatik. Selain mempengaruhi faktor hemostatik, kebiasaan merokok
juga menyebabkan inflamasi yang akan menyebabkan disfungsi endotel. ∼
Homosistein dan hiperlipidemia familial dipengaruhi oleh variabel genetik. Sedangkan variabel etnis mempengaruhi pola diet dan sosio-kultural.
∼ Sindroma ovarium polikistik dapat meningkatkan risiko kardiovaskuler karena
terjadi resistensi insulin yang menyebabkan efek pada berbagai macam organ dan perubahan pada profil lipid.
lxi
Bagan 3.1. Kerangka teoritik faktor risiko PJK pada wanita
usia 45
tahun
Aterosklerosis trombosis
Hipertensi
Dislipidemia Diabetes
mellitus Kebiasaan
merokok
Obesitas Inaktivitas fisik
Alkoholik Faktor hemostatik
Apolipoprotein Homosistein
Penuaan
Etnis Keadaan sosio-
ekonomik
Penyakit Jantung Koroner
Inflamasi Infeksi
Menopause
Riwayat penggunaan kontrasepsi oral
Pola diet tak sehat
Genetik
Riwayat PJK keluarga
Sosio- kultural
Disfungsi endotel
Hiperlipidemia familial
Riwayat PJK individu
Stress
depresi
Keterangan :
Terapi pengganti hormon
Sindroma ovarium polikistik
: hubungan antar variabel bebas
Sindroma metabolik
Dapat dimodifikasi
Tidak dapat dimodifikasi
Hanya pada wanita
lxii
3.2. Kerangka konseptual