spiritual, membantu dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia, mengembangkan faktor kekuatan eksistensial-fenomenologis, dan dimensi
spiritual caring serta penyembuhan yang tidak dapat dijelaskan secara utuh dan
ilmiah.
Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan merupakan rumah sakit tipe B pendidikan yang sedang berkembang. Upaya yang dilakukan rumah sakit dalam
upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan dimulai dari perbaikan infrastuktur sampai peningkatan SDM. Perawat sebagai caring profession merupakan salah
satu bagian dari SDM di rumah sakit harus dapat memberikan asuhan keperawatan yang optimal sehingga mutu pelayanan kesehatan dapat
ditingkatkan.
2.3 Pengaruh Tipe Kepribadian Dengan Perilaku Caring Perawat Di Ruang
Rawat Inap Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan
Pada penelitian ini kepribadian dibagi atas lima tipe yaitu conscientiousness, extraversion, agreeableness, neuroticism, dan open to
experience. Untuk melihat pengaruh kelima tipe kepribadian diatas dengan perilaku caring perawat peneliti menggunakan uji Anova. Dari analisa statistik
diperoleh adanya pengaruh yang signifikan antara tipe kepribadian conscientiousness, agreableness dan extraversion terhadap perilaku caring
perawat. Berdasarkan tabel 5.4 diatas dapat dilihat hasil uji statistik yaitu
didapatkan adanya pengaruh yang bermakna antara tipe kepribadian extraversion dengan perilaku caring perawat. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikan p
Universitas Sumatera Utara
value sebesar 0,016. Nilai ini lebih kecil dari level of signifikan α sebesar 0,05
yang berarti terdapat pengaruh antara kepribadian extraversion dengan perilaku caring perawat.
Individu dengan aspek extraversion yang tinggi cenderung mampu bersosialisasi, aktif, suka berbicara, berorientasi pada pengaruh dengan manusia,
optimis, menyukai kegembiraan dan setia Costa Mc.Cray dalam Pervin, 2010. Individu dengan ciri ini akan lebih mudah untuk bersosialisasi dengan
pasien, hal ini tentunya akan meningkatkan perilaku caring perawat terhadap pasien.
Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian Barrick dan Mount 1991 yang menyatakan bahwa extraversion mempunyai pengaruh yang erat dengan
lima jenis kelompok kerja yang diteliti salah satunya yaitu kelompok kerja profesional Susanto, 2012. Perawat sebagai caring profession yang dalam
pengaruhnya dengan pasien bertindak secara profesional sehingga perawat dalam hal ini termasuk dalam kelompok kerja profesional yang diteliti.
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Safitri 2007 yang menggunakan BFI big five inventory sebagai alat ukur kepribadian
terhadap 18 responden. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kepribadian extrversion mempunyai pengaruh yang negatif terhadap perilaku caring perawat
dengan p value sebesar 0,907. Untuk tipe kepribadian agreeableness, dari analisa statistik diperoleh nilai
significance p sebesar 0,009. Nilai ini lebih kecil dari level of significance α
sebesar 0,05 yang berarti terdapat pengaruh antara kepribadian agreeableness dengan perilaku caring perawat, sehingga hipotesis diterima.
Universitas Sumatera Utara
Agreeableness dicirikan dengan asfek positif seperti orang yang lembut, ramah, dipercaya, membantu, memaafkan mudah dibujuk dan terang-terangan.
Orang dengan skor agreeableness yang tinggi juga cenderung altruistis dan suka terlibat dalam kegiatan sosial. Sehingga mereka mungkin menjadi pemimpin
organisasi nirlaba, anggota gereja, atau mungkin ibu dan ayah yang baik Pervin, 2010. Seseorang dengan kepribadian agreableness yang tinggi sangat cocok
dengan kehidupan perawat yang dalam pekerjaannya membutuhkan tingkat sosial yang tinggi terhadap orang lain, bersikap lembut, ramah, dan cenderung altruistis.
Hal ini juga dapat dilihat pada lampiran 4 dimana terdapat 55 perawat yang selalu menyebut nama pasien atau keluarga pasien saat memberikan tindakan
keperawatan, 49 perawat yang berbicara sopan dan dengan suara yang lembut kepada pasien dan keluarga pasien dan ini merupakan salah satu indikator
perilaku caring perawat yaitu membentuk sistem nilai humanistik dan altruistik. Untuk tipe kepribadian Neuroticism, dari analisa statistik diperoleh nilai
significance p sebesar 0,143. Nilai ini lebih besar dari level of significance α
sebesar 0,05 yang berarti tidak terdapat pengaruh antara kepribadian neuroticism dengan perilaku caring perawat, sehingga hipotesis ditolak.
Hasil tersebut tidak dapat menguatkan dan membuktikan hipotesis yang diajukan, bahwa terdapat pengaruh yang positif antara kepribadian neuroticism
dengan perilaku caring perawat. Hal ini pun juga tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Safitri 2007 yang menggunakan BFI Big Five
Inventory sebagai alat ukur kepribadian terhadap 18 responden. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kepribadian neuroticism mempunyai pengaruh yang
negatif terhadap perilaku caring perawat dengan p value sebesar 0,689.
Universitas Sumatera Utara
Neuroticism menggambarkan seseorang yang memiliki masalah terhadap ketidakstabilan emosi dan penilaian penyesuaian sehingga rentan terhadap
tekanan psikologis, ide yang tidak realistis, kecanduan atau dorongan yang berlebihan dan respon koping yang maladaptif. Seseorang yang memiliki tingkat
neuroticism yang rendah cenderung akan lebih gembira, tenang, rileks dan puas terhadap hidup dibandingkan dengan seseorang yang memiliki tingkat neuroticism
tinggi. Selain memiliki kesulitan dalam menjalin pengaruh dan berkomitmen, mereka juga memiliki tingkat self esteem yang rendah. Individu yang mempunyai
nilai atau skor yang tinggi di neuroticism adalah kepribadian yang mudah mengalami kecemasan, rasa marah, gugup dan cenderung emosional Pervin,
2010. Seseorang dengan gambaran kepribadian seperti ini maka akan sulit untuk menjalin pengaruh dengan orang lain termasuk pasien.
Untuk tipe kepribadian open to experience, dari analisa statistik diperoleh nilai significance p sebesar 0,212. Nilai ini lebih besar dari level of significance
α sebesar 0,05 yang berarti tidak terdapat pengaruh antara kepribadian open to experience dengan perilaku caring perawat, sehingga hipotesis ditolak.
Individu dengan kepribadian open to experience merefleksikan sejauh mana seorang individu memiliki minat yang luas dan bersedia mengambil resiko.
Sikap spesifik yang dicakupnya adalah rasa ingin tahu, pemikiran terbuka, kreativitas, imajinasi dan intelegensi. Individu yang mempunyai nilai atau skor
yang cenderung tinggi di open to experience adalah orang yang cenderung berhasil dalam pekerjaan dimana perubahan terjadi secara terus-menerus dan
inovasi merupakan hal yang penting Ivancevich, 2006. Seseorang dengan
Universitas Sumatera Utara
gambaran kepribadian seperti ini akan lebih cocok bekerja sebagai sutradara film, atau sebagai perakit komputer.
Untuk tipe kepribadian conscientiousness, dari analisa statistik diperoleh nilai significance p sebesar 0,000. Nilai ini lebih kecil dari level of significance
α sebesar 0,05 yang berarti terdapat pengaruh antara kepribadian conscientiousness dengan perilaku caring perawat, sehingga hipotesis diterima.
Seseorang conscientiousnes memilki nilai ketekunan, motivasi dalam perilaku berarah tujuan, dam ambisi. Orang-orang tersebut biasanya digambarkan
sebagai seseorang yang tepat waktu dan ambisisus. Conscientiousness dengan nilai tinggi mendeskripsikan kontrol terhadap lingkungan sosial, berpikir sebelum
bertindak, terorganisir, dapat diandalkan, pekerja keras, disiplin diri, tepat waktu, cermat, rapi, dan memprioritaskan tugas. Perawat dengan gambaran kepribadian
seperti ini akan dapat bekerja dengan baik. Ketekunan, tanggung jawab, dan memprioritaskan tugas akan mendorong perawat tersebut untuk melakukan
tindakan yang profesional dan berusaha untuk memberikan yang terbaik kepada pasien sehingga dalam hal ini perilaku caring perawat terhadap pasien akan lebih
optimal.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN