c. Stuktur Diri
Yang paling fundamental dalam berfungsinya struktur diri yaitu asumsi-asumsi yang dibuat individu itu sendiri mengenai dirinya sendiri dengan lingkungan.
Asumsi-asumsi itu berdasarkan hasil proses pembelajaran yang terdiri dari : 1.
Asumsi realitas, yaitu pandangan seseorang mengenai segala sesuatu yang ada di lingkungan, seperti pikiran atau pandangan mengenai dunia
sekitarnya. 2.
Asumsi kemungkinan, adalah pandangan seseorang mengenai segala sesuatu yang akan terjadi, seperti perubahan, kesempatan mengembangkan
diri, ataupun memperoleh kemajuan sosial. 3.
Asumsi nilai, adalah pandangan individu tentang segala sesuatu yang seharusnya, pandangan benar atau salah, baik atau buruk, diterima atau
ditolak masyarakat.
2.2.4 Perubahan Kepribadian
Kepribadian pada dasarnya akan mengalami perubahan sejalan dengan perkembangan fisik dan mental. Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan
kepribadian Hidayat, 2009 adalah: 1.
Faktor fisik : gangguan otak, kurang gizi, mengkonsumsi obat terlarang dan gangguan organik kecelakaan atau sakit.
2. Faktor lingkungan sosial budaya : krisis politik, ekonomi, keamanan yang
menyebabkan cemas, stress, dan masalah sosial. 3.
Faktor diri sendiri : tekanan emosional frustasi berkepanjangan, proses identifikasi atau imitas meniru.
Universitas Sumatera Utara
2.2.5 Pengukuran Kepribadian
Ada berbagai alat ukur yang dikembangkan untuk mengukur kepribadian big five, diantaranya NEO-PI-R, HPI, PCI, NEO FFI, AB5C, CPI, Big Five factor
Maker, dll. Berbagai inventori tersebut dalam penggunaannya perlu ijin khusus dari penciptanya. Sebagai konsekwensinya instrumen-instrumen tersebut tidak
dapat digunakan secara bebas oleh ilmuwan lain. Selain itu, juga tidak memungkinkan orang lain untuk mengembangkan maupun merevisinya.
Mengingat hal tersebut Goldberg mempelopori adanya bank item mengenai inventori kepribadian yang di publikasikan dalam Internasional Personality Item
Pool IPIP website. IPIP website merupakan suatu usaha secara internasional untuk mengembangkan sebuah set inventori kepribadian yang berasal dari item-
item domain publik dan skala tersebut dapat digunakan untuk tujuan ilmiah ataupun tujuan komersil Mastuti, 2005.
Item – item dalam IPIP telah dibandingkan dengan target berbagai inventory kepribadian yang sudah baku, diantaranya dengan Big Five faktor
Maker, NEO-PI-R, AB5C, 16 PF, CPI, MPQ, dll. Salah satu yang dibandingkan dengan NEO-PI-R dari 30 faset yang ada item-item dalam ipip mempunyai
koefisien alpha 0,64 sampai 0,88. Sementara itu dari item NEO-PI-R yang asli mempunyai koefisien alpha mulai 0,61 sampai 0,84. Hal ini menunjukkan bahwa
item-item dalam IPIP mempunyai reliabilitas yang cukup baik. Sementara itu korelasi antara IPIP dan NEO-PI-R mulai 0,51 sampai 0,77 Mastuti, 2005.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Penelitian Terdahulu
Sumbayak 2009 dengan judul skripsi ”Pengaruh Tipe Kepribadian Big Five Personality Terhadap Coping Stress Pada Polisi Reserse Kriminal Poltabes
Medan”. Penelitian ini menggunakan metode analisis faktor dan analisis jalur satu persamaan jalur. Sehingga dari analisis faktor diperoleh hasil bahwa variabel tipe
kepribadian big five personality yang dominan adalah Neurotism, agreeableness dan conscientiousness. Dan di analisis lanjut dengan menggunakan metode
analisis jalur satu persamaan jalur, dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa tipe kepribadian Neuroticsm, Agreeableness dan conscientiouness secara
bersamaan memberi pengaruh sebesar 58,6 terhadap coping stress, dan tipe kepribadian extraversion memberi pengaruh sebesar 20,4 terhadap koping stress
emotion focused coping. Yana 2005 dengan judul skripsi “Pengaruh Antara tipe Kepribadian
IntrovertEkstrovert Dengan Rasa Malu Pada Remaja Akhir Yang Mendapat Keringanan Tidak Membayar SPP di SMA Ar.Rahman Medan”. Penelitian ini
menggunakan metode analsisis regresi linier berganda. Hasil utama penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif antara tipe kepribadian
introvertekstrovert dengan rasa malu pada remaja akhir dengan nilai korelasi 0,534. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa semakin introvert
kepribadian yang dimiliki individu, maka semakin kecil rasa malu yang dialami, sebaliknya semakin ekstrovert tipe kepribadian individu maka rasa malu yang
dialami akan semakin besar.
Universitas Sumatera Utara