Populasi, Sampel dan Sampling Teknik Analisis Data

commit to user

C. Populasi, Sampel dan Sampling

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi SMA N 1 Muntilan. Sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi SMA N 1 Muntilan mulai dari kelas X. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu pemilihan sampel sesuai dengan yang dikehendaki Latipun, 2004. Pemilihan sampel didasarkan atas kriteria-kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti, meliputi hal sebagai berikut: 1. Sampel mempunyai kedua orang tua yang masih lengkap, 2. Sampel mendapat penerapan pola asuh otoriter dengan kategori sedang sampai tinggi. Berikut ini merupakan proses sampling pada penelitian yang akan dilakukan: Mula-mula diberikan skala mengenai penerapan pola asuh otoriter orang tua yang otoriter pada semua populasi. Kriteria penilaian skala mengindikasikan adanya penerapan pola asuh otoriter orang tua dengan kategori sedang sampai tinggi. Pengambilan sampel dilakukan pada subjek yang telah memenuhi ciri-ciri tersebut di atas. Sampel yang telah ditetapkan kemudian diberikan kuesioner distres. commit to user

D. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan dua macam skala, yaitu kuesioner distres dan skala penerapan pola asuh otoriter. Kedua skala dipisahkan menjadi pernyataan favorable dan pernyataan unfavorable. Penilaian yang digunakan dalam kuesioner distres menggunakan modifikasi skala yang sifatnya dikotomus, yaitu yang terdiri atas dua alternatif jawaban. Dalam hal ini, peneliti menggunakan alternatif jawaban ”Ya” dan ”Tidak”. Berikut di bawah ini merupakan distribusi penilaian untuk kuesioner distres: Tabel 3. 1 Penilaian Pernyataan Favorable dan Pernyataan Unfavorable Untuk Kuesioner Distres dari Goldberg 1972 Alternatif Jawaban Favourable Unfavourable Ya 1 Tidak 1 Penilaian yang digunakan dalam skala penerapan pola asuh otoriter menggunakan modifikasi skala Likert dengan empat kategori jawaban yaitu sebagai berikut: Tabel 3. 2 Penilaian Pernyataan Favorable dan Pernyataan Unfavorable Untuk Skala Penerapan Pola Asuh Otoriter Alternatif Jawaban Favourable Unfavourable SS Sangat Sesuai 3 S Sesuai 2 1 TS Tidak Sesuai 1 2 STS Sangat Tidak Sesuai 3 commit to user

1. Skala Distres

Skala distres yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan kuesioner distres dari Goldberg 1972 dalam McDowell Claire, 1996 yaitu GHQ General Health Questionnaire versi 60 yang telah dimodifikasi oleh peneliti. Peneliti memutuskan untuk menggunakan skala ini karena telah mewakili gejala-gejala distres yang diungkapkan oleh berbagai ahli seperti Hardjana 1994, Ashurst 2001 serta Mirowsky 2003. Menurut Goldberg 1972 dalam McDowell Claire, 1996, GHQ dirancang untuk digunakan dalam populasi secara umum, terutama pada rumah sakit atau pasien yang tidak menginap dirumah sakit. Pertanyaan yang digunakan dalam GHQ berupa simptom seperti perasaan atau pemikiran yang tidak normal dan jenis-jenis tingkah laku. Tekanan merupakan perubahan kondisi, bukan permasalahan yang sangat berat, jadi itemnya disesuaikan dengan kondisi yang sebenarnya untuk individu pada situasi normal dengan respon mulai dari “lebih buruk dari biasanya” sampai “lebih baik dari biasanya”. GHQ telah diterjemahkan ke dalam 38 bahasa sesuai dengan kultur budaya masing-masing negara dan dideskripsikan ke lebih dari 700 artikel dalam jurnal kesehatan yang didukung oleh The National Library of Medicine of the United States. Versi dasar GHQ terdiri dari 60 item dan Goldberg merekomendasikan untuk menggunakan versi ini, di mana versi ini memiliki validitas superior. Alternatif dari Goldberg di sortir atau dipendekkan menjadi commit to user beberapa versi, mulai dari 12, 20, 28 sampai 30 item. Item-item tersebut di skor secara konvensional dengan model skala Likert dengan kategori respon 0-1-2-3. Ada alternatif lain, dengan skor dua poin dengan tingkatan permasalahan masalah ada atau tidak ada. Pendekatan selanjutnya, dikenal dengan skor GHQ, dengan menempatkan kode 0-0-1-1. Ada keuntungan pada pendekatan Likert, korelasi antara dua metode skoring tersebut adalah 0.92 dan 0.94, jadi Goldberg merekomendasikan dengan sistem yang lebih sederhana. Reliabilitas GHQ ini telah diuji dengan tes-retest selama 6 bulan pada pasien Rumah Sakit praktik umum di Ingris dengan koefisien korelasi 0.90 N=20, yaitu ketika stabilitas kondisi pasien telah dikonfirmasi dengan pengulangan pengujian psikiatri terstandar. Pada versi 60 item, reliabilitas Split-half 0.95 untuk 853 responden. Nilai ini equivalen untuk GHQ-30 sebesar 0.92; untuk GHQ-20 sebesar 0.90; dan untuk GHQ-12 sebesar 0.83. Reliabilitas Inter-rater pada 12 interviu menunjukkan disagreement hanya 4 dari skor simptom. Estimasi konsistensi internal termasuk figure split-half adalah 0.95 untuk GHQ-60, 0.92 untuk GHQ-30, 0.90 untuk GHQ- 20 dan 0.83 untuk GHQ-12. Koefisien alpha untuk GHQ-12 berkisar antara 0.82 sampai 0.90 pada empat penelitian. Uji validitas dari instrument ini telah dilakukan studi di beberapa negara yang berbeda dan dengan prosedur yang sesuai dan terarah. Goldberg menyediakan tabel rangkuman empat penelitian yang membandingkan GHQ- 60 dengan interviu psikiatrik terstandart yang telah dikembangkan, yaitu commit to user Clinical Interview Shcedule CIS. Penelitian di Inggris, Australia dan Spanyol hasilnya sangat konsisten, dengan korelasi antara dua skala berkisar antara 0.76 sampai 0.81. Hasil ditunjukkan dengan sensitivity dan specificity. Tabel 3. 3 Perbandingan Validitas GHQ dengan Beberapa Skala Lain Sensitivity Specificity Overall Misclassification GHQ-60 95.7 87.8 10.3 GHQ-30 85.0 79.5 19.1 Cornell Index 73.5 81.7 17.8 HOS Mcmillian 75-84 56-68 22-40 22-ItemScale Langner 73.5 81.7 17.8 Hasil penelitian lain dilakukan oleh Benjamin, et.al, yang dikutip oleh Goldberg 1972 dalam McDowell Claire, 1996 dengan mengaplikasikan GHQ-60 terhadap 92 wanita berumur 40-49 tahun. Hasil sensitifitas 54.5 pada spesifikasi 91.5 dan korelasi Spearman bernilai 0.63. Penelitian juga dilakukan dengan menggunakan ke empat versi GHQ yang dilakukan pada pasien praktik umum di Sydney, Australia dan Tennant dengan hasil sensitifitas dan spesifikasi yang disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 3. 4 Hasil Perbandingan Sencitivity dan Specifisity dari ke Empat Versi GHQ pada Pasien Praktik Umum dan Pasien Tidak Rawat Inap Pasien Praktik Umum Pasien Tidak Rawat Inap Sencitivity Specificity Sencitivity Specificity GHQ-60 95.7 87.8 80.6 93.3 GHQ-30 91.4 87.0 64.5 91.6 GHQ-20 88.2 86.0 64.5 96.7 GHQ-12 93.5 78.5 74.2 95.0 commit to user Dari hasil perbandingan mengenai Sencitivity serta Specificity yang lebih tinggi dari versi yang lainnya, maka peneliti memutuskan untuk menggunakan GHQ-60, yaitu dengan mempertimbangkan kemungkinan mendapatkan reliabilitas dan validitas butir-butir item yang lebih tinggi. Kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 60 butir item dengan 43 item pernyataan favorable dan 17 item pernyataan unfavorable. Berikut dibawah ini adalah blue print skala dari kuisioner distres. Tabel 3. 5 Blue Print Kuesioner Distres dari Goldberg 1972 No. Aspek Aitem Favorable Unfavorable 1. Gejala Somatik 2, 3, 4, 5, 6, 9, 10, 13 1, 16 2. Kecemasan 11, 12, 14, 15, 17, 18, 19, 20, 37, 44, 45, 55 7, 28 3. Gangguan Sosial 21, 22, 23, 24, 25, 26, 29, 34, 38, 48 27, 30, 31, 32, 33, 35, 36, 42, 47 4. Depresi Berat 8, 39, 40, 41, 43, 49, 50, 51, 52, 57, 58, 59, 60 46, 53, 54, 56 Jumlah 43 17 f 73,33 26,67

2. Skala Pola Asuh Otoriter

Skala pola asuh otoriter yang digunakan dalam penelitian ini dibuat sendiri oleh peneliti dengan menggunakan karakteristik pola asuh otoriter dari Hurlock, 2002; Musen, 1984; Yusuf, 2009; Santrock, 2003; Ali, 2008 yang didasarkan pada masing-masing aspek pola asuh dari Kohn 1963 yaitu pemberian disiplin, komunikasi, pemenuhan kebutuhan dan pandangan commit to user terhadap remaja. Berikut dibawah ini adalah blue print Skala Penerapan Pola Asuh Otoriter. Tabel 3. 6 Blue Print Skala Penerapan Pola Asuh Otoriter No Aspek Indikator Aitem Favorable Unfavorable 1. Pemberian Disiplin - Pengekangan terhadap anak 3, 9 20, 52 - Pemaksaan terhadap peraturan 11, 24 36, 58 - Pemberian hukuman berat terhadap pelanggaran peraturan 4, 25, 44 22, 37, 54 - Pemberian ijin 19, 46, 53 13, 48 2. Komunikasi - Pengambilan keputusan sesuai kendali orang tua 2, 15, 45 5, 16, 21, 56 - Sedikit komunikasi verbal 43, 49 31, 38 3. Pemenuhan Kebutuhan - Kebutuhan rasa aman 1, 51 8, 26 - Kebutuhan dihargai 14, 23 27, 57 - Kebutuhan untuk disayangi 33, 55 30, 59 - Kebebasan menyatakan diri 41, 60 10, 32, 42 4. Pandangan terhadap anak - Dianggap sebagai anak kecil 7, 28, 39 6, 12 - Penilaian yang salah terhadap pendapat anak 18, 40 29, 35 - Keraguan terhadap kemampuan anak 34, 47 17, 50 Jumlah 30 30 f 50 50

E. Validitas dan Realibilitas Alat Ukur 1.

Uji Validitas Uji validitas alat ukur dalam penelitian ini, terlebih dahulu menggunakan review professional judgment, yaitu penilaian alat ukur dengan dibimbing oleh orang-orang yang sudah berkompeten dan ahli di bidangnya. Dalam hal ini peneliti dibimbing oleh psikolog yang berkedudukan sebagai dosen. commit to user Selanjutnya, dilakukan uji validitas butir-butir item yang ditunjukkan dengan adanya korelasi terhadap skor total item. Perhitungannya dilakukan dengan mengkorelasikan antara skor item dengan skor total item. Uji validitas ini dimaksudkan untuk menyeleksi butir-butir item berdasarkan daya diskriminasinya. Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikansi 0.05. Jika r hitung • r tabel uji 2 sisi dengan sig. 0.05 maka instrumen atau aitem-aitem pernyataan berkorelasi signifikan terhadap skor total dinyatakan valid. Jika r hitung ” r tabel uji 2 sisi dengan sig. 0.05 maka instrumen atau aitem-aitem pernyataan berkorelasi tidak signifikan terhadap skor total dinyatakan tidak valid. Penghitungan daya beda item menggunakan koefisien korelasi Product Moment. Perhitungan koefisien korelasi dilakukan dengan bantuan komputer menggunakan program Statistical Product and Service Solution SPSS versi 16.0.

2. Uji Reliabilitas

Teknik yang digunakan untuk mengetahui reliabilitas alat ukur dalam penelitian ini menggunakan koefisien Cronbach’s Alpha karena data diperoleh lewat penyajian satu bentuk skala yang dikenakan hanya sekali saja pada sekelompok responden single-trial administration, sehingga problem yang mungkin timbul pada pendekatan reliabilitas terulang dapat dihindari Azwar, 2003. Perhitungan reliabilitas dilakukan dengan bantuan komputer menggunakan program Statistical Product and Service Solution SPSS versi 16.0. commit to user

F. Teknik Analisis Data

Metode analisis data merupakan metode yang digunakan untuk menganalisis data hasil penelitian untuk diuji kebenarannya, sehingga diperoleh suatu kesimpulan. Data mengenai distres bersifat dikotomus, yaitu terdiri atas dua alternatif jawaban maka dikhawatirkan terdapat sebaran yang tidak normal, sehingga penelitian ini mempersiapkan dua metode analisis berdasarkan distribusi. Langkah selanjutnya adalah melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang diajukan dengan analisis korelasi Product Momen Pearson untuk mengukur data yang berdistribusi normal dan linier memenuhi syarat analisis korelasi Product Momen. Selanjutnya untuk menguji hipotesis data yang berdistribusi tidak normal menggunakan metode statistik nonparametrik dengan analisis Contingency Coefficient yang dalam penghitungannya menggunakan analisis Chi square merupakan suatu metode statistika non parametrik. Analisis data dilakukan dengan bantuan program komputasi Statistical Product and Service Solution SPSS for Windows Release 16.0. Analisis data dilakukan untuk mengetahui korelasi atau hubungan antara penerapan pola asuh otoriter orang tua dengan distres pada remaja. commit to user

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. PERSIAPAN PENELITIAN

1. Orientasi Kancah Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Muntilan yang terletak di Jalan Ngadiretno 1 Tamanagung, Muntilan, Magelang. SMA N 1 Muntilan ini lahir berdasarkan SK Ijin Pendirian Sekolah dari Kanwil Depdiknas Dinas Pendidikan Depag. No. 106 S B III 65 66. Tgl. Thn. Bln. 28 JULI 1966 dengan akreditasi A. SMA Negeri 1 Muntilan dulunya bernama SMA Blabak yang pada awal berdirinya merupakan filial SMA Negeri 1 Kota Magelang pada Januari tahun 1965, berlokasi di Blabak, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang. Karena filial dari SMA Negeri 1 Kota Magelang maka yang berada di Blabak merupakan lanjutan dari kelas yang ada di Magelang kelas 1-1 sampai 1-9 yaitu kelas 1-10, dan pada waktu itu Kepala Sekolahnya adalah Bapak Banidin. Pada tahun 1966 SMA Negeri 1 Muntilan dinyatakan sebagai SMA yang mandiri dengan nama SMA Negeri Blabak di Muntilan, berlokasi di belakang klenteng Hok An Kiong, Jalan Pemuda Muntilan. Mulai tahun 1968 hingga sekarang SMA Negeri Blabak Muntilan menempati lokasi di Jalan Ngadiretno dusun Ponggol dengan nama SMA Negeri 1 Muntilan berdasarkan nomenklatur sekolah yang diterbitkan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. SMA N 1 Muntilan lebih dikenal