commit to user
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di dalam masyarakat modern seperti sekarang ini dikenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu komunikasi secara langsung dan komunikasi secara tidak
langsung. Kegiatan berbicara dan mendengarkan menyimak, merupakan komunikasi secara langsung, sedangkan kegiatan menulis dan membaca
merupakan komunikasi tidak langsung. Keterampilan menulis sebagai salah satu cara dari empat keterampilan berbahasa, mempunyai peranan yang penting di
dalam kehidupan manusia. Keterampilan berbahasa yang dapat dihubungkan dengan media gambar
diam adalah menulis dan berbicara. Menulis selain sebagai kegiatan kreativitas juga merupakan kegiatan produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis,
penulis juga harus bisa memanfaatkan bahasa dan kosakata yang diperolehnya. Penulis juga harus memahirkan kegiatan menulis tersebut dalam latihan-latihan
tertentu sehingga dapat benar-benar menguasai keterampilan menulis tersebut. Menulis selain dapat menjadi ajang sebuah kreativitas juga dapat menjadikannya
sebagai penyampai gagasan tentang suatu hal. Salah satu cara untuk meningkatkan proses belajar mengajar menulis
karangan adalah dengan mengubah media atau pola ajar yang digunakan oleh guru. Dalam hal ini pola ajar yang dilakukan adalah dengan menggunakan media
gambar sebagai media pembelajaran untuk membantu dalam pembelajaran. Permasalahan pun muncul seperti yang sudah penulis alami ketika melakukan
observasi di kelas IV SDN 1 Wonoharjo Kecamatan Wonogiri Kabupaten Wonogiri. Berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia
di kelas IV di SDN 1 Wonogiri diperoleh fakta bahwa masih terdapat siswa yang kemampuan menulis di bawah rata-rata. Hal ini disebabkan para siswa mengalami
kesulitan menuangkan ide ketika mendapat tugas dari guru untuk membuat tulisan atau sejenisnya. Pada umumnya mereka mengalami kesulitan dalam menentukan
tema, menyusun kalimat, kurang menguasai kaidah bahasa, dan sebagainya.
commit to user
2
Kesulitan seperti inilah yang dihadapi para siswa sehingga menyebabkan mereka tidak bisa menyampaikan ide dan gagasan dengan baik, bahkan mereka menjadi
enggan untuk menulis. Hal ini tidak terlepas dari peran guru sebagai penyampai materi pelajaran. Pembelajaran keterampilan menulis yang selama ini
disampaikan oleh guru hanya berorientasi pada penyampaian teori dan pengetahuan bahasa, sedang proses pembelajaran keterampilan menulis sering kali
diabaikan oleh guru. Pembelajaran demikian menyebabkan siswa jenuh dan bosan.
Bertolak dari hasil observasi itu penulis menemukan masalah, masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran mengarang.
Kesulitan yang dihadapi oleh siswa kelas IV SDN 1 Wonoharjo ketika dalam mengajarkan pelajaran mengarang antara lain:
1. Siswa kurang mampu menggunakan dan memilih kata dalam menuangkan buah pikirnya, sering mengulang kata “lalu” dan “terus”.
2. Isi kalimat relatif tidak menggambarkan topik. 3. Kalimat yang satu dengan kalimat yang lain tidak sinambung, paragraf yang
satu dengan paragraf yang lain tidak koheren. Rendahnya keterampilan menulis narasi siswa diindikasikan oleh
kurangnya kemampuan siswa dalam mengorganisasikan ide dengan baik, pengembangan kerangka karangan, dan penyusunan kalimat serta kosakata yang
digunakan masih terbatas. Mereka masih belum memahami penggunaan ejaan yang benar. Selain itu, masalah rendahnya keterampilan menulis narasi siswa
juga dipengaruhi oleh beberapa hal, misalnya: 1 kurangnya media yang digunakan, 2 siswa masih kurang memanfaatkan media pembelajaran sebagai
sarana menuangkan ide, gagasan, atau pendapat mereka, 3 masih digunakannya model pembelajaran yang konvensional ceramah, dan 4 siswa membutuhkan
waktu yang lama untuk memproduksi sebuah tulisan. Akibatnya, kemampuan menulis anak hanya sekitar 20 siswa yang menulis dengan baik sisanya hanya
mengerjakan asal-asalan saja. Jadi, nilai sebagian siswa masih tergolong rendah dari nilai rata-rata yang harus dicapai dalam mata pelajaran bahasa Indonesia
adalah 6,5.
commit to user
3
Hal ini dapat mematikan kreativitas mereka dalam mengungkapkan ide. Padahal, kreativitas ini sangat diperlukan dalam kegiatan menulis narasi.
Pembelajaran yang membosankan ini tidak membuat siswa merasa senang sehingga tidak dapat menghasilkan ide-ide yang kreatif dan imajinatif untuk
merangkai sebuah cerita dalam menulis narasi. Beberapa kendala yang dialami siswa dalam proses pembelajaran di atas berdampak pada kualitas proses dan hasil
pembelajaran yang kurang maksimal sehingga keterampilan menulis narasi siswa tidak maksimal.
Data tersebut menunjukkan bahwa siswa kurang terampil dalam menulis narasi. Setelah ditelaah anak didik harus dibantu dengan menggunakan alat bantu
dalam pembelajaran. Sebuah media atau alat bantu dapat dijadikan sebagai alat untuk membantu dan membenahi serta menggali potensi anak tersebut dalam
keterampilan berbahasa. Selain itu, peneliti berpendapat bahwa guru di SDN 1 Wonoharjo Wonogiri masih belum ada yang menggunakan media pembelajaran.
Maka dari itu, peneliti mengajukan suatu media pembelajaran yang mudah ditemukan dan dipergunakan berupa media gambar berseri. Selain hal di atas, ada
pula hal lain yang mendorong penelitian ini yakni kemungkinan pada saat di sekolah dasar materi yang diajarkan kurang tentang jenis-jenis paragraf, buku-
buku di perpustakaan yang kurang lengkap, kurangnya minat membaca siswa, serta kurangnya minat belajar siswa terhadap pelajaran Bahasa Indonesia terutama
keterampilan menulis. Keterampilan menulis juga digunakan untuk mencatat, merekam,
meyakinkan, menginformasikan, dan mempengaruhi pembaca. Hal ini dapat dicapai dengan baik jika pembelajar mampu menyusun dan merangkai jalan
pikiran serta mengemukakannya secara tertulis dengan jelas, lancar, dan komunikatif Syarkawi, 2008:2. Menulis pada prinsipnya adalah bercerita tentang
sesuatu yang ada di angan-angan pencerita dan dapat menuangkan dalam bentuk tulisan. Namun, menuangkan buah pikiran secara teratur dan terorganisasi ke
dalam tulisan tidak mudah. Banyak orang yang pandai berbicara atau berpidato, tetapi mereka masih
kurang mampu menuangkan gagasannya ke dalam bentuk bahasa tulisan. Oleh
commit to user
4
karena itu, untuk bisa menulis narasi dengan baik, seseorang harus mempunyai kemampuan menulis yang juga baik. Kemampuan menulis dapat dicapai melalui
proses belajar dan berlatih. Penelitian mengenai keterampilan menulis banyak dilakukan dengan
menawarkan media yang bermacam-macam sebagai upaya untuk meningkatkan keterampilan menulis siswa. Penelitian tentang menulis narasi sudah mulai
banyak dilakukan meskipun masih terbatas. Beberapa penelitian tentang menulis narasi yang telah ada selalu menunjukkan adanya peningkatan. Masing-masing
penelitian menggunakan media dan teknik yang berbeda-beda dan menghasilkan peningkatan yang berbeda-beda pula. Akan tetapi, upaya peningkatan menulis
narasi masih perlu dikembangkan dan dilakukan melalui berbagai cara. Berdasarkan pertimbangan tersebut, peneliti berusaha untuk memberikan
alternatif media pembelajaran menulis yang mudah dan baik dengan memanfaatkan fasilitas yang ada. Media pembelajaran yang ditawarkan adalah
media gambar berseri. Ide ini diperkuat pendapat bahwa media gambar berseri adalah media pembelajaran yang dekat dengan calon penulis terutama calon
penulis narasi atau dalam hal ini adalah siswa. Adanya media yang dekat dengan siswa berarti memudahkan siswa untuk memulai kegiatan menulis narasi.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis akan melakukan penelitian yang berjudul
”Peningkatkan Kemampuan Menulis Narasi dengan Menggunaan Media Gambar Berseri pada Siswa Kelas IV SDN 1 Wonoharjo
Wonogiri”.
B. Perumusan Masalah