Membangun sistem informasi spasial berbasis WEB pada trayek Bus sedang : studi kasus DKI Jakarta

(1)

SKRIPSI

MEMBANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL BERBASIS WEB PADA TRAYEK BUS SEDANG

(STUDI KASUS : DKI JAKARTA) Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Oleh : Taufan Arfianto

106093003156

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

(3)

(4)

iv

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, September 2011

Taufan Arfianto 106093003156


(5)

v

ABSTRAK

Taufan Arfianto (106093003156), Membangun Sistem Informasi Spasial

Berbasis Web pada Trayek Bus Sedang Studi Kasus DKI Jakarta. Dibawah bimbingan Zainul Arham dan Bakri La Katjong.

Dinas Perhubungan DKI Jakarta merupakan sebuah instansi yang bertanggung jawab atas penyelenggaran angkutan kota yang ada di DKI Jakarta, Di dalam Dinas Perhubungan terdapat unit kerja Bidang Angkutan Darat yang bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan, pengawasan dan pengevaluasian angkutan di darat. Salah satu jenisnya adalah angkutan jenis bus sedang. Dinas Perhubungan juga didukung dengan peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 97 Tahun 2009 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perhubungan bahwa Dinas Perhubungan adalah sebuah instansi yang berwenang dalam mengawasi, merancang, mengevaluasi dan memberikan kemudahan teknis informasi trayek bus sedang kepada masyarakat. Namun sampai saat ini belum memiliki sistem informasi yang mampu menggambarkan secara detail, jalan yang dilewati oleh bus sedang. Selama ini Dinas Perhubungan hanya mempunyai informasi trayek bus sedang secara deskriptif dan tulisan, belum digambarkan secara visual peta, juga belum memiliki sebuah media informasi trayek kepada masyarakat, sebagai pengguna jasa transportasi bus sedang. Dari permasalahan

tersebut penulis merancang sebuah sistem informasi spasial berbasis web pada trayek bus sedang yang digunakan sebagai alat untuk memudahkan Dinas Perhubungan dalam mengetahui dan mengevaluasi trayek bus sedang dan memberikan informasi teknis kepada masyarakat. Metodologi dalam pembuatan sistem ini adalah SDLC (System Development Life Cycle) yang terdiri dari perencanaan, analisis, desain, dan implementasi. Sistem ini dikembangkan menggunakan ArcView 3.3 untuk pengolahan data spasialnya, ALOV Map versi 0.96 sebagai aplikasi WebGisnya yang berbasis Java, MySQL sebagai basis data dan PHP sebagai bahasa pemrograman.

Kata Kunci: Sistem Informasi Spasial, SDLC (System Development Life Cycle),

WebGis, ALOV Map, PHP, MySql, Dinas Perhubungan.

V Bab + lxxxvii Halaman + 164 Halaman + 4 Simbol + 46 Tabel + 50 Gambar + Daftar Pustaka + Lampiran


(6)

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan Ridha dan Ijin-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Membangun Sistem Informasi Spasial Berbasis Web pada Trayek Bus Sedang (Studi Kasus : DKI Jakarta)”

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan bimbingan dan bantuan baik dari segi moral dan material dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis, selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Nur Aeni Hidayah MMSI, selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Zainul Arham, M.Si selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak sekali membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Bakri La Katjong, M.Kom selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak sekali membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.


(7)

vii

5. Bapak Doddy Setiyono Selaku Staff Sekertariat Dinas Perhubungan DKI Jakarta yang memberikan arahan dalam penelusuran data yang dibutuhkan penulis.

6. Bapak Kelik Setiawan , Bapak David dan Bapak Donny Erlan selaku staff Seksi Angkutan Orang Dalam Trayek, Bidang Angkutan Darat, Dinas Perhubungan DKI Jakarta, yang telah membantu penulis untuk melakukan riset di Dinas Perhubungan DKI Jakarta serta membimbing penulis dalam pelaksanaan riset.

7. Papah, Mamah dan Adikku tercinta, terutama Mamah dan Adikku yang menjadi alasan penulis terus semangat menyelesaikan skripsi ini. 8. Keluarga dekatku Kakek , Nenek , Tante, Om dan Sepupu-Sepupu

yang selalu memberikan support dan doa bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Adrina Syahrin, yang selalu memberikan bantuan dan support yang besar bagi penulis.

10.Sahabat-sahabatku, Sidiq Permana, Syamsul Arifin, Yahdi Yandika, Seno Aji Airlangga, Swi Handono, terima kasih banyak atas bantuannya dan supportnya, dan sahabat-sahabat lainnya yang terlalu banyak penulis bila disebutkan satu persatu. Penulis mengucapkan banyak terima kasih.

Penulis sadar bahwa penyususan skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar penyusunan skripsi ini menjadi lebih baik lagi.


(8)

viii

Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama kawan-kawan Sistem Informasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, baik sebagai bahan karya tulis berupa informasi, perbandingan maupun dasar untuk penelitian materi lebih lanjut.

Jakarta, September 2011

TAUFAN ARFIANTO NIM : 106093003021


(9)

ix

DAFTAR ISI

Halaman Judul ………..……….… Lembar Pengesahan Pembimbing.………...

i ii Lembar Pengesahan Ujian …..………..….………….. Pernyataan ………...……….. Abstrak …..……….

iii iv v

Kata Pengantar... vi

Daftar Isi ……….………... ix

Daftar Tabel………..……….… xiii

Daftar Gambar.………..………... xvi

Daftar Simbol ………..……….………... Lampiran ………...………... xix xx BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Perumusan Masalah... 6

1.3 Batasan Masalah... 6

1.4 Tujuan Penelitian... 7

1.5 Manfaat Penelitian... 8

1.5.1 Bagi Penulis... 8

1.5.2 Bagi Universitas... 8

1.5.3 Bagi Dinas Perhubungan dan Masyarakat... 8

1.6 Metodologi Penelitian... 9

1.6.1 Metode Pengumpulan Data... 9

1.6.2 Metode Pengembangan Sistem... 10

1.7 Sistematika Penulisan... 10

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Membangun... 12

2.2 Data... 12

2.1.1 Data Spasial... 12

2.3 Sistem Informasi... 13

2.3.1 Sistem... 13

2.3.1.1 Pengertian Sistem... 13


(10)

x

2.3.2 Informasi... 14

2.3.2.1 Pengertian Informasi... 14

2.3.2.2 Kualitas Informasi... 14

2.3.3 Sistem Informasi... 15

2.3.3.1 Pengertian Sistem Informasi... 15

2.4 Sistem Informasi Geografis... 16

2.4.1 SIG... 16

2.4.2 Geografi... 16

2.4.3 Komponen SIG... 16

2.4.4 Kemampuan SIG... 18

2.4.5 Jenis Data pada Sistem Informasi Geografis... 18

2.4.6 Model Data Sistem Informasi Geografis... 20

2.4.6.1 Titik... 20

2.4.6.2 Garis... 20

2.4.6.3 Polygon... 21

2.5 Lalu Lintas dan Angkutan Jalan... 21

2.5.1 Pengertian Lalu Lintas dan Angkutan Jalan... 21

2.5.2 Jalan... 22

2.4.5.1 Pengertian Jalan... 22

2.4.5.2 Pengertian Ruang Lalu Lintas Jalan... 22

2.6 Angkutan Umum Kota... 23

2.6.1 Pengertian Angkutan Umum... 23

2.6.2 Pengertian Angkutan Kota... 23

2.7 Jenis Angkutan... 23

2.7.1 Bus Besar... 23

2.7.2 Bus Sedang……….………... 24

2.7.3 Bus Kecil……… 24

2.8 Jaringan Trayek...………... 24

2.8.1 Trayek... 24

2.8.2 Terminal... 24

2.9 Siklus Hidup Pengembangan Sistem... 25

2.9.1 SDLC (System Development Life Cycle)... 25

2.10 Alat Perancangan... 28

2.10.1 DFD (Data Flow Diagram)... 28

2.10.1.1 Elemen Dasar Pada DFD... 29

2.10.2 Kamus Data... 31

2.10.3 STD (State Transaction Diagram)... 31

2.10.4 Basis Data... 31

2.10.4.1 Basis Data Spasial... 31

2.10.5 Normalisasi... 31

2.10.6 Diagram Entity Diagram (ERD)... 34


(11)

xi

2.11 Perangkat Lunak SIG……… 36

2.12 Perangkat Lunak Berbasis Web……….... 37

2.12.1 Perangkat Lunak……….. 37

2.12.2 Web………... 37

2.12.3 Browser………... 38

2.13 Perangkat Lunak WebGIS……… 38

2.13.1 ALOV……….. 38

2.14 Sistem Informasi Berbasis Web (WebGis)...………... 39

2.15 XAMP……….. 41

2.15.1 Instalasi XAMP……… 41

2.16 Bahasa Pemrograman……….………. 44

2.17 MySQL……….……….. 45

2.17.1 Keunggulan MySQL……… 46

2.17.2 Beberapa Perintah pada SQL……….. 46

2.17.2.1 Koneksi ke Database……… 46

2.17.2.2 Tahap Operasi……….. 47

2.18 Internet……….………... 48

2.19 Intranet……….……… 48

2.20 Jaringan Komputer……….……….. 49

2.20.1 Pengertian Jaringan Komputer……… 49

2.20.2 Pengertian Jenis Jenis Jaringan Komputer……….. 49

2.20.2.1 Jenis Jenis Jaringan……… 49

2.20.3 Komponen Jaringan………. 50

2.20.3.1 Perangkat Komputer……….. 50

2.20.4 Topologi Jaringan……… 51

2.21 Pengujian……….………... 52

2.21.1 Pengujian Black Box……… 53

2.21.2 Pengujian White Box……… 53

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 39 3.1 Metodologi Pengumpulan Data…...……….………... 54

3.1.1 Studi Pustaka………... 54

3.1.2 Observasi……….. 56

3.1.2.1 Lokasi Observasi………... 56

3.1.3 Wawancara……… 56

3.1.4 Studi Literatur Sejenis……….. 57

3.2 Metode Pengembangan Sistem...………….……….. 57

3.2.1 Tahap Perencanaan... 58

3.2.2 Tahap Analisa... 58

3.2.4 Tahap Implementasi... 59


(12)

xii

3.3.1 Bahan... 60

3.3.2 Peralatan... 60

3.4 Diagram Alur Penelitian... 63

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perencanaan Sistem... 64

4.1.1 Profile Dinas Perhubungan Kota Administrasi Provinsi DKI Jakarta... 64

4.1.2 Susunan Organisasi Dinas Perhubungan... 66

4.1.3 Bidang Angkutan Darat... 69

4.1.4 Seksi Angkutan Orang Dalam Trayek... 70

4.1.5 Identifikasi Kebutuhan dan Pengguna (User Need Assesment) ... 71

4.1.6 Identifikasi Masalah... 72

4.2 Analisis... 72

4.3 Desain... 73

4.3.1 Desain Proses... 73

4.3.2 Desain Basis Data……….. 89

4.3.3 Perancangan Struktur Menu……….. 119

4.3.4 Perancangan Desain Tampilan (Interface)……… 131

4.4 Implementasi……….. 151

4.5 Pengujian Sistem……… 152

4.5.1 Pengujian Metode White Box……… 152

4.5.2 Pengujian Metode Black Box……… 153

4.5.3 Pengujian Kuisioner Sistem……….. 156

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan……… 159

5.2 Saran……….. 160

DAFTAR PUSTAKA……… 162

DAFTAR LITERATUR PENDUKUNG……… 163


(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Alur Proses Diagram Konteks...75

Tabel 4.2 Proses Pengolahan Login...77

Tabel 4.3 Proses Pengolahan Data Spasial………...77

Tabel 4.4 Proses Pengolahan WebGis………..………...78

Tabel 4.5 Proses Pengolahan Buku Tamu………...…..79

Tabel 4.6 Proses Pengolahan Berita………...79

Tabel 4.7 Proses Pengolahan Data Metromini...83

Tabel 4.8 Proses Pengolahan Data Kopaja...85

Tabel 4.9 Proses Pengolahan Data Kopamijaya...83

Tabel 4.10 Proses Pengolahan Data Koantasbima...84

Tabel 4.11 Proses Pengolahan Data Jewadianmitra...84

Tabel 4.12 Proses Pengolahan Data Terminal………...84

Tabel 4.13 Proses Pengolahan Data Provinsi ………...85

Tabel 4.14 Proses Pengolahan Data Kota ………...85

Tabel 4.15 Proses Pengolahan Data Rumah Sakit ………...85

Tabel 4.16 Proses Pengolahan Data Stasiun ………...86

Tabel 4.17 Proses Pengolahan Data Kantor Polisi ………..86

Tabel 4.18 Proses Pengolahan Data Jalan ………...86

Tabel 4.19 Proses Pengolahan Data Jalan Tol ………...87

Tabel 4.20 Proses Tambah Berita………...88

Tabel 4.21 Proses Edit Berita……….88


(14)

xiv

Tabel 4.23 Daftar Tema, Tipe Obyek dan Atribut Basis

Data Spasial...89

Tabel 4.24 Tabel Normalisasi Bentuk Tidak Normal………...92

Tabel 4.25 Tabel Normalisasi Tahap Pertama………...98

Tabel 4.26 Kamus Data………...108

Tabel 4.27 Tabel User………...110

Tabel 4.28 Tabel Buku Tamu...110

Tabel 4.29 Tabel Berita...111

Tabel 4.30 Tabel Kategori………...112

Tabel 4.31 Tabel Terminal...112

Tabel 4.32 Tabel Metromini………...………...113

Tabel 4.33 Tabel Kopaja……….113

Tabel 4.34 Tabel Kopami Jaya...114

Tabel 4.35 Tabel Koantas Bima...115

Tabel 4.36 Tabel Jewa Dian Mitra………...115

Tabel 4.37 Tabel Provinsi………...116

Tabel 4.38 Tabel Kota...116

Tabel.4.39 Tabel Rumah Sakit...117

Tabel 4.40 Tabel Stasiun...117

Tabel 4.41 Tabel Kantor Polisi………...117

Tabel 4.42 Tabel Jalan……….………...118

Tabel 4.43 Tabel Jalan Tol………..118

Tabel 4.44 Pengujian Metode White Box...152


(15)

xv


(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Grafik Perubahan Jumlah Armada Bus Sedang DKI Jakarta……….2

Gambar 2.1 Karakteristik Sistem………..14

Gambar 2.2 Komponen SIG………..17

Gambar 2.3 System Development Life Cycle ………....26

Gambar 2.4 Contoh Entitas Luar ………..29

Gambar 2.5 Contoh Arus Data………..30

Gambar 2.6 Contoh Proses………30

Gambar 2.7 Langkah – Langkah Dalam Normalisasi………...32

Gambar 2.8 Contoh Tampilan Entity Set Spasial………..35

Gambar 2.9 Bentuk Umum dari Arsitektur Berbasis Peta pada Web………40

Gambar 2.10 Contoh Script PHP………..45

Gambar 3.1 System Development Life Cycle……….. ..57

Gambar 3.2 Diagram Alur Penelitian………... 63

Gambar 4.1 Bagan Susunan Organisasi……….68

Gambar 4.2 Diagram Konteks………...74

Gambar 4.3 DFD Level 1/Diagram ………..76

Gambar 4.4 DFD Level 2 Proses 2.0………..81

Gambar 4.5 DFD Level 2 Proses 5.0………..87


(17)

xvii

Gambar 4.7 ERD SISTAB ………...107

Gambar 4.8 Rancangan Struktur Menu Utama SISTAB )Pengunjung)...120

Gambar 4.9 Rancangan Struktur Menu SISTAB (Administrator)...121

Gambar 4.10 STD Menu Utama……….122

Gambar 4.11 STD Menu Route Map………...123

Gambar 4.12 STD Menu List Trayek………...124

Gambar 4.13 STD Menu Terminal...125

Gambar 4.14 STD Menu Buku Tamu...126

Gambar 4.15 STD Menu Utama (Administrator)………..127

Gambar 4.16 STD Menu Route Map (Administrator)………128

Gambar.4.17 STD Menu Terminal (Administrator)...129

Gambar.4.18 STD Menu Buku Tamu (Administrator)………...130

Gambar 4.19 Tampilan Home Umum...131

Gambar. 4.20 Tampilan Route Map………...133

Gambar. 4.21 Tampilan List Trayek………135

Gambar. 4.22 Tampilan Terminal………...136

Gambar. 4.23 Tampilan Berita………....137

Gambar. 4.24 Tampilan Buku Tamu………...138

Gambar. 4.25 Tampilan Contact Us………140

Gambar. 4.26 Tampilan Login Administrator...141

Gambar. 4.27 Tampilan Home Administrator……….142


(18)

xviii

Gambar. 4.29Tampilan Link Tampilkan Route Map………..144

Gambar. 4.30Tampilan Edit Route Map……….145

Gambar. 4.31 Tampilan Terminal Administrator………...146

Gambar. 4.32 Tampilan Edit Terminal Administrator ………...147

Gambar. 4.33Tampilan Edit Berita Administrator………..148

Gambar. 4.34 Tampilan Input Berita Administrator...149

Gambar. 4.35 Tampilan Buku Tamu Administrator ………...150

Gambar 4.36 Grafik Kuisioner pada Dinas Perhubungan ………..157


(19)

xix

DAFTAR SIMBOL

1. Simbol dan Notasi DFD (Ladjamudin. 2005, 61)

Gene dan Sarson Keterangan Yourdon dan DeMarco

Source (Kesatuan

Luar)

Process (Proses)

Data Flow (Arus Data)

Data Store (Simpanan


(20)

xx

2. Simbol dan Notasi Entity Relationship Diagram (Prahasta. 2005. 173)

No Simbol Keterangan

1.

Persegi panjang

Entitas/tipe entitas menyatakan objek atau kejadian

2.

Ellips menyatakan atribut-atribut entity set

Atribut adalah item data yang menjadi bagian dari entitas

3.

Belah ketupat (Diamond) menggambarkan relationship set. Relationship adalah asosiasi antara dua entitas

4.

Garis, menghubungkan antara entity set dengan atribut-atributnya dan antara entity set dengan relationship setnya.

5 persegi panjang dengan unsur spasial entity set di dalamnya menggambarkan informasi nama bentuk spasial, tipe unsur spasial, dan indikator topologi


(21)

xxi

6 Bentuk ini menggambarkan

hubungan atau relasi yang dinyatakan oleh topologi geografi.

3. SimbolNotasi Kamus Data (Whitten, 2004 : 343)

Notasi = + ( ) { }

[ ] * *

@

Keterangan Terdiri dari

Dan

Opsional (Boleh ada boleh tidak) Pengulangan

Memilih salah satu dari sejumlah alternative Komentar


(22)

xxii

4. Simbol Notasi State Transition Diagram (Whitten, 2004: 636)

Nama Gambar Notasi Keterangan

Keadaan Sistem (state)

Setiap kotak mewakili suatu keadaan dimana sistem mungkin berada di dalam state.

Perubahan Sistem

Untuk memungkinkan suatu keadaan dengan keadaan lain, digunakan jika sistem mewakili transisi dalam prilakunya

Kondisi dan Aksi

Untuk melengkapi STD,

dibutuhkan dua hal tambahan, yaitu kondisi sebelum keadaan berubah dan aksi dari pemakai untuk mengubah keadaan

Keadaan 1

Keadaan 2 Condition Action


(23)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Informasi pada zaman sekarang ini sudah dipandang sebagai elemen yang tidak mungkin dipisahkan dalam kehidupan masyarakat, karena hampir di keseharian manusia, informasi dibutuhkan oleh manusia, baik untuk pekerjaan, perencanaan kehidupan, organisasi dan lain sebagainya. Informasi yang baik dan akurat, relevan dan tepat waktu akan memberikan pengetahuan dalam menentukan suatu pemecahan masalah, perencanaan dan evaluasi terhadap apa yang sudah direncanakan sebelumnya, salah satu contohnya adalah informasi spasial.

Kebutuhan informasi spasial pun dirasakan semakin cepat, Oleh karena itu berbagai macam organisasi dan institusi baik itu pemerintah maupun swasta menginginkan untuk mendapatkan informasi spasial yang konsisten, serta mempunyai aksesibilitas yang baik, salah satunya dalam bidang transportasi.

DKI Jakarta merupakan kota yang padat penduduk dengan beragam aktifitas transportasi. Bedasarkan data tahun 2009 yang dimiliki Dinas Perhubungan DKI Jakarta, diketahui 6,7 juta kendaraan bermotor beraktifitas di DKI Jakarta. Mulai dari mobil pribadi, motor, (6,6 juta unit) dan angkutan massal (91.082 unit), angkutan massal meliputi Transjakarta, bus besar, bus sedang sepeti Metromini, Koantasbima dan Kopaja, serta angkutan umum kecil. Jumlah trayek nya pun bermacam-macam untuk bus besar saja 274 trayek, bus sedang 99 trayek berikut bus sekolah, dan bus kecil 137 trayek. Dan untuk jumlah kendaraan yang aktif


(24)

2 beroperasi bus besar 4925 armada, bus sedang 4990 armada dan bus kecil 14.130 armada. Dari tahun ke tahun jumlah rata-rata armada terus meningkat, untuk bus sedang saja dari tahun 2003 ke tahun 2009 jumlah rata ratanya diatas 4000 armada yang aktif dan hanya menurun di tahun 2006. Hal ini menandakan angkutan umum jenis bus sedang ini banyak beroperasi di DKI Jakarta. Gambar 1.1 adalah gambaran perubahan jumlah armada bus sedang yang beroperasi di DKI Jakarta,

4960 4965 4970 4975 4980 4985 4990 4995

2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009

A

R

m

a

d

a

Tahun

BUS SEDANG

Gambar 1.1 Grafik Perubahan Jumlah Armada Bus Sedang DKI Jakarta

(Sumber : Dinas Perhubungan Sub Bina Usaha Angkutan Jalan, 2009)

Namun banyaknya jumlah trayek dan jumlah armada bus sedang yang aktif beroperasi di DKI Jakarta berbanding terbalik dengan pengetahuan secara detail jalan atau jalur mana yang dilewati oleh bus sedang massal tersebut.

Dinas Perhubungan sebagai instansi pemerintah yang menurut peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 97 Tahun 2009 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perhubungan Pasal (2) ayat (2) bahwa Dinas Perhubungan yang berwenang dalam mengawasi, mengendalikan , merancang,


(25)

3 mengevaluasi dan memberikan kemudahan teknis informasi trayek bus sedang kepada masyarakat pun, belum memiliki sistem informasi yang mampu menggambarkan secara detail, jalan yang dilewati oleh bus sedang. Selama ini hanya mempunyai informasi trayek bus sedang secara deskriptif dan tulisan, belum digambarkan secara visual peta, juga belum memiliki sebuah media informasi kepada masyarakat, sebagai pengguna jasa transportasi bus sedang.

Beberapa penelitian terdahulu atau studi literatur dalam membuat dan mengembangkan suatu sistem informasi trayek jenis angkutan umum dan sistem informasi geografis pernah dibuat oleh Eka Dwi Cahyono (2007), mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya. Penelitiannya yang berjudul “Sistem Informasi Geografis Angkutan Umum di Surabaya Berbasis Web”. Tujuan dari sistem ini adalah membantu masyarakat dalam mengetahui pelayanan publik di kota Surabaya dalam hal ini angkutan umum, perguruan tinggi negri, terminal , rumah sakit kantor polisi dll. Sistem ini menghasilkan tampilan berupa halaman visual peta yang menggambarkan trayek angkutan yang beroperasi di kota Surabaya, juga menampilkan fasilitas yang ada di kota Surabaya seperti mall, perguruan tinggi negeri , rumah sakit dll. Terdapat juga menu trayek angkutan yang berisi informasi tangkutan yang beroperasi di kota Surabaya. Namun masih terdapat kekurangan dalam sistem ini yaitu tidak adanya menu pencarian rute angkutan yang dapat membantu masyarakat dalam mencari rute angkutan, dan sistem ini juga tidak mempunyai menu penggantian data secara langsung (updating) di browser mengenai fasilitas pelayanan publik yang ditampilkan di peta, dalam hal ini data trayek, rumah sakit, kantor polisi, perguruan tinggi negeri dll.


(26)

4 Dhimas Annang Banumasetya (2008), mahasiswa Univeristas Gunadarma dalam penelitiannya berjudul “Perancangan Sistem informasi Trayek Angkutan Umum Kota Bogor Berbasis Web”, penulis tersebut membahas pembuatan suatu sistem informasi geografis berbasis web dengan metode pengambangan model UML dalam pengembangan sistemnya. Sistem ini menampilkan trayek angkutan umum di bogor secara interaktif, tampilan berisi peta dan data tabular informasi angkutannya, terdapat juga menu pencarian yang dapat membantu masyarakat dalam mengetahui trayek mana saja yang beroperasi di kota Bogor. Terdapat juga menu yang dapat mengganti data DBF secara langsung di browser. Kelemahan dari studi ini adalah tidak menggambarkan tempat penelitian yakni kota Bogor secara visual peta dan informasi tabularnya secara lengkap, tidak menyertakan informasi terminal yang beroperasi di kota Bogor dan juga tidak memberikan menu komentar kepada masyarakat dalam memberikan opini terhadap pelayanan angkutan umum yang beroperasi di kota Bogor.

Fie Jannatin Aliyah (2008), mahasiswa Universitas Gunadarma dalam penelitiannya yang berjudul “Sistem Informasi Geografis Berbasis Web Mengenai Penyebaran Fasilitas Pendidikan, Perumahan dan Rumah sakit Di Kota Bekasi” Metode pengembangan sistem ini menggunakan SDLC (System Development Life Cyle). Sistem ini menampilkan informasi penyebaran fasilitas pendidikan, kesehatan, perumahan secara spasial dan tabularnya. Peta yang dihasilkan juga interaktif dengan menampilkan informasi jalan raya, jalan utama, jalan tol, jalan arteri dan lintasan rel kereta api dan juga terdapat menu yang menampilkan informasi yang terkait mengenai fasilitas pendidikan dll. Namun masih ada kekurangan dalam sistem ini yaitu peta yang ditampilkan tidak mampu


(27)

5 menampilkan informasi geografis posisi kordinat. Kemungkinan fasilitas umum yang digambarkan di dalam peta tidak sesuai dengan posisi asli di bumi. Dan juga sistem ini tidak menyediakan menu penggantian data secara langsung (updating) pada browser mengenai fasilitas pelayanan publik yang ditampilkan di peta. Dalam hal ini fasilitas pendidikan, kesehatan dan perumahan.

Melihat dari alasan dan studi literatur terdahulu dalam membangun sebuah sistem informasi spasial, penulis akan merancang sebuah sistem yang mampu memvisualisasikan data trayek bus sedang sehingga membantu Dinas Perhubungan dan masyarakat dalam mengetahui data trayek yang tadinya hanya berupa deskriptif dan tulisan, dan untuk memenuhi tanggung jawab Dinas Perhubungan DKI Jakarta sesuai dengan Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 97 Tahun 2009 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perhubungan dalam memberikan kemudahan akses informasi kepada masyarakat selaku calon penumpang. Sistem ini juga mampu mengganti (updating) data yang ditampilkan di peta secara langsung di browser, jika nantinya ada trayek yang dicabut bedasarkan Keputusan Kepala Dinas Perhubungan provinsi DKI Jakarta Nomor 372 Tahun 2010 Tentang Pencabutan Terhadap Trayek-Trayek Bus Kota Yang Tidak Dilayani. Sistem ini juga mampu menerima opini masyarakat sebagai pengguna jasa transportasi bus sedang dalam memberikan komentar mengenai kualitas pelayanan armada dan penyelenggaraan trayek bus sedang di DKI Jakarta. Sistem informasi spasial berbasis web adalah sistem yang mampu mendukung kebutuhan ini, karena dapat diakses kapanpun dan dimanapun oleh Dinas Perhubungan maupun masyarakat.


(28)

6 Dan juga untuk menjawab permasalahan yang ada, penulis menyusun skripsi dengan judul sebagai berikut, Membangun Sistem Informasi Spasial Berbasis

Web pada Trayek Bus Sedang (Studi Kasus: DKI Jakarta)

1.2. Perumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang permasalahan yang sudah diuraikan diatas maka penulis mencoba untuk mengidentifikasikan masalah yang muncul dalam penelitian ini antara lain:

1. Bagaimana merancang sistem informasi spasial trayek bus sedang berbasis web di kawasan DKI Jakarta?

2. Bagaimana aplikasi sistem informasi spasial trayek bus sedang ini dapat diimplementasikan kedalam jaringan atau website sehingga mudah diakses oleh Dinas Perhubungan DKI Jakarta dan masyarakat?

1.3. Batasan Masalah

Sesuai dengan latar belakang permasalahan yang sudah diuraikan, maka didalam pembuatan aplikasi ini penulis mencoba untuk mengidentifikasikan masalah yang hanya dibatasi pada :

1. Sistem informasi spasial trayek bus sedang ini hanya mencakup wilayah DKI Jakarta.

2. Informasi yang ditampilkan hanya informasi trayek bus sedang dalam kota DKI Jakarta.


(29)

7 3. Data yang digunakan adalah data sekunder.(Data yang diperoleh dari Dinas

Perhubungan)

4. Sistem informasi spasial ini nantinya akan digunakan oleh Seksi Angkutan Orang Dalam Trayek, Bidang Angkutan Darat Dinas Perhubungan DKI Jakarta, untuk membantu kinerjanya.

5. Sistem ini dibuat dengan menggunakan software Arcview 3.3 dengan extensi register and transform tools , JPEG (JFIF) sebagai Image Support, dan Edit Tools 3.1 sebagai tools analisa jaringan jalan dan teknologi WebGIS, menggunakan teknologi Open Source WebGIS, yaitu ALOV MAP V0.96. 6. Metode yang digunakan adalah SDLC (System Development Life Cycle)

dengan dibatasi hingga tahap implementasi dan pengujian.

1.4. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin didapat oleh penulis dari hasil penelitian ini adalah:

Menghasilkan sebuah sistem yang digunakan sebagai alat untuk memudahkan Dinas Perhubungan dalam mengetahui , mengevaluasi dan memberikan akses informasi trayek bus sedang yang beroperasi di DKI Jakarta kepada masyarakat.


(30)

8

1.5. Manfaat Penelitian

1.5.1 Bagi Penulis

1. Menerapkan ilmu-ilmu yang diperoleh selama kuliah.

2. Mengetahui bagaimana merancang suatu sistem informasi yang berbasiskan keruangan yang ditampilkan dalam suatu media peta yang berbasis web.

3. Untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Strata Satu (S1) Program Studi Sistem Informasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1.5.2 Bagi Universitas

1. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menguasai materi ilmu yang telah diperoleh dibangku kuliah.

2. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menerapkan ilmunya dan sebagai bahan evaluasi.

1.5.3 Bagi Dinas Perhubungan dan Masyarakat

1. Dapat menjadi sebuah informasi pada Dinas Perhubungan dalam mengelola dan mengevaluasi trayek bus sedang dan memberikan akses informasi trayek bus sedang kepada masyarakat .

2. Dapat menjadi sebuah informasi kepada masyarakat yang ingin menggunakan jasa transportasi angkutan umum jenis bus sedang dan menjadi masukan bagi Dinas Perhubungan dalam mengawasai trayek bus sedang yang beroperasi di wilayah DKI Jakarta


(31)

9

1.6. Metode Penelitian

1.6.1. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dibutuhkan dalam penelitian, digunakan Metode Studi Pustaka, Metode Studi Literatur Sejenis, Metode Observasi dan serta Metode Wawancara. Mengenai apa yang dimaksud dari metode tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Metode Studi Pustaka

Dengan memilih buku-buku referensi yang relevan dengan judul yang diangkat, sehingga dengan membaca buku-buku tersebut penulis mendapatkan banyak informasi.

2. Metode Studi Literatur Sejenis

Sumber literatur yang dipergunakan di dalam penulisan skripsi ini adalah studi literatur hasil dari penelitian atau hasil penulisan karya ilmiah.

3. Metode Observasi

Selain mendapatkan informasi dari buku-buku referensi, penulis juga memperoleh informasi melalui teknik observasi yang dilakukan di Dinas Perhubungan DKI Jakarta. Dengan demikian penulis dapat membandingkan secara langsung informasi yang didapat dari buku-buku referensi dengan informasi yang diperoleh pada saat observasi.


(32)

10

4. Metode Wawancara

Untuk menambah informasi, penulis juga melakukan tanya jawab dengan narasumber yang dianggap ahli dan kompeten dalam bidang yang sesuai dengan judul yang diangkat penulis.

1.6.2. Metode Pengembangan Sistem

Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam membangun sistem informasi spasial berbasis web pada trayek bus sedang di DKI Jakarta ini menggunakan metodologi pengembangan terstruktur dengan metodologi model pengembangan SDLC (System Development Life Cycle) yang tahapannya sebagai berikut :

1. Perencanaan 2. Analisis 3. Desain 4. Implementasi

1.7. Sistematika Penulisan

Sebagai acuan bagi penulis agar penulisan laporan ini dapat terarah sesuai dengan yang penulis harapkan, maka akan disusun sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan diuraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup atau batasan dalam penelitian ini, tujuan


(33)

11 yang hendak dicapai, manfaat yang diharapkan dan metodologi yang digunakan dalam penelitian ini secara sistematik

BAB 2 LANDASAN TEORI

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai landasan teori yang digunakan dalam pembahasan penulisan skripsi ini dan sumber landasan teori tersebut.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Dalam Bab ini menguraikan tentang metode penelitian yang mencakup metode pengumpulan data dan metode pengembangan sistem yang digunakan dalam suatu sistem informasi spasial berbasis web trayek bus sedang.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam Bab ini menguraikan tentang hasil pembahasan dari sistem informasi yang dikembangkan dan pengujian terhadap sistem yang dikembangkan.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini merupakan akhir penulisan penulisan skripsi, di mana berdasarkan uraian-uraian yang telah dibahas akan dituangkan ke dalam suatu bentuk kesimpulan akhir serta saran-saran.


(34)

12

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Membangun

Membangun adalah sebuah cara menyusun atau meng - adakan sesuatu yang mempunyai wujud terstruktur dengan berbagai macam bentuk. (Kamus Besar Bahasa Indonesia : 2002)

2.2 Data

Data merupakan bahasa, mathematical dan simbol-simbol pengganti lain yang disepakati oleh umum dalam menggambarkan objek, manusia, peristiwa, aktifitas, konsep-konsep dan objek-objek penting lainnya. (Prahasta, 2002:30)

2.2.1 Data Spasial

Data spasial adalah data yang memiliki referensi ruang kebumian (georeference) dimana berbagai data atribut terletak dalam berbagai unit spasial. Sekarang ini data spasial menjadi media penting untuk perencanaan pembangunan dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan pada cakupan wilayah kontinental, nasional, regional maupun lokal.

Pemanfaatan data spasial semakin meningkat setelah adanya teknologi pemetaan digital dan pemanfaatannya pada sistem informasi geografis (SIG). Format data spasial dapat berupa vector (polygon, line, points) maupun raster (Prahasta, 2002:1).


(35)

13

2.3 Sistem Informasi

2.3.1 Sistem

2.3.1.1 Pengertian Sistem

Sistem adalah suatu kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Elemen-elemen yang saling berinteraksi dan saling berhubungan membentuk suatu kesatuan sehingga tujuan atau sasaran sistem dapat tercapai. Elemen-elemen yang dimaksud merupakan definisi yang lebih luas. Tergantung organisasi yang menjalankannya.(Jogiyanto, 2005:2)

2.3.1.2 Karakteristik Sistem

Menurut (Jogiyanto,2005:3), suatu sistem mempunyai karakteristik atau ciri-ciri tertentu. Pengetahuan tentang karakteristik- karakteristik ini membantu pemahaman tentang sistem itu sendiri. Karakteristik dari sistem dapat dikenali melalui kata-kata kunci dalam definisinya. Karektiristik sistem adalah sebagai berikut :

1. Suatu sistem mempunyai komponen-komponen sistem (components) atau subsistem-subsistem.

2. Suatu sistem mempunyai batas sistem (boundary). 3. Suatu sistem mempunyai lingkungan luar (environment). 4. Suatu sistem mempunyai penghubung (interface).


(36)

14

Gambar 2.1 Karakteristik Sistem (Jogianto, 2005:6)

2.3.2 Informasi

2.3.2.1 Pengertian Informasi

Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya, sumber dari informasi adalah data, data sendiri adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian dan kesatuan nyata, kejadian-kejadian (event) adalah sesuatu yang terjadi pada saat yang tertentu. (Jogiyanto, 2005:8)

2.3.2.2 Kualitas Informasi

Kualitas dari suatu informasi menurut Jogiyanto (2005:10), adalah :

1. Akurat

Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bisa atau menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas


(37)

15 mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena dari sumber informasi sampai kepenerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan yang dapat merubah atau merusak informasi tersebut.

2. Tepat pada waktunya

Informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi, karena informasi merupakan landasan didalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat, maka akan berakibat fatal bagi suatu organisasi.

3. Relevan

Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan lainnya berbeda.

2.3.3 Sistem Informasi

2.3.3.1Pengertian Sistem Informasi

Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. (Jogiyanto, 2005:11)


(38)

16

2.4 Sistem Informasi Geografis

2.4.1 SIG

SIG adalah sistem yang berbasiskan komputer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi informasi geografi. SIG dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis objek-objek dan fenomena dimana lokasi geografi merupakan karateristik yang penting atau kritis untuk dianalisis. Dengan demikian, SIG merupakan sistem komputer yang memiliki empat kemampuan berikut dalam menangani data yang bereferensi geografi. Yaitu masukan, manajemen data, analisis dan manipulasi data keluaran. (Prahasta, 2002:55)

2.4.2 Geografi

Geografi mengandung pengertian suatu persoalan mengenai bumi permukaan dua atau tiga dimensi. Istilah geografis dalam sistem informasi geografis (SIG) merupakan bagian dari spasial (keruangan). (Prahasta, 2002:52)

2.4.3 Komponen SIG

Komponen SIG dibagi menjadi empat komponen, diantaranya perangkat keras, manajemen, data dan informasi, serta perangkat lunak.


(39)

17

Gambar 2.2 Komponen SIG (Prahasta, 2002 : 59)

Komponen perangkat keras dalam SIG yang umum digunakan adalah CPU, ram, storage, input device, output device, dan komponen pendukung lainnya. sedangkan komponen perangkat lunaknya, merupakan suatu sistem untuk mengolah data dan informasi geografis, seperti ERDAS, ArcView, MapInfo, dan lain-lain.

Data dan informasi, merupakan data atribut dari tabel-tabel dan laporan yang digunakan, dan manajemen merupakan komponen yang berkaitan dengan perkembangan dan penguasaan teknologi. Kombinasi yang benar antara ke empat (4) komponen utama ini akan menentukan kesuksesan suatu proyek pengembangan sistem informasi geografis.(Prahasta:2002:59)

Data SIG

Manajemen

Perangkat Keras

Data dan Informasi

assaa

Manajemen

Perangkat lunak Perangkat keras


(40)

18

2.4.4 Kemampuan SIG

Berikut adalah beberapa pengertian atau definisi dari kemampuan SIG yang diambil dari beberapa sumber (Prahasta, 2002:72)

1. Memasukkan dan mengumpulkan data geografis (spasial dan atribut). 2. Mengintegrasikan data geografis (spasial dan atribut).

3. Memeriksa, meng-update (meng-edit) data geografis (spasial dan atribut). 4. Menyimpan dan memanggil kembali data geografis (spasial dan atribut). 5. Merepresentasikan atau menampilkan data geografis (spasial dan atribut). 6. Mengelola data geografis (spasial dan atribut).

7. Memanipulasi data geografis (spasial dan atribut). 8. Menganalisa data geografis (spasial dan atribut).

9. Menghasilkan keluaran (output) data geografis dalam bentuk-bentuk seperti, peta tematik (view dan layout), tabel, grafik (chart) laporan (report), dan lainnya baik dalam bentuk hardcopy maupun softcopy.

2.4.5 Jenis Data pada Sistem Informasi Geografis

Sistem informasi geografis memiliki dua (2) jenis data, yaitu data spasial (keruangan), dan data non spasial (atribut). Jenis data spasial merupakan data yang berhubungan dengan ruang atau yang bersifat keruangan. Sekumpulan entity baik yang memiliki lokasi atau posisi yang tetap mampu yang tidak tetap (memiliki kecenderungan untuk bertambah, bergerak atau berkembang) merupakan pendeskripsian dari data spasial. Penyajian data spasial dalam komputer dapat ditampilkan secara raster dan vektor.


(41)

19 Dalam struktur raster, untuk menetapkan data alokasionalnya menggunakan jaringan sel grid. Jadi dalam struktur raster lokasi keruangannya dikodekan, setiap sel menunjukkan baris dan kolom dalam suatu matriks petunjuk lokasi serta kode atribut yang dipetakan ke dalamnya. Sedangkan struktur vektor, suatu titik dinyatakan dengan koordinat tunggal (x,y), ). baris dengan koordinat yang berkesinambungan ((x1 ,y1),(x2,y2),...,(xn,yn)) dan di poligon dengan deret tertutup ((x1,y1),(x2,y2), ...,(xn,yn),(x1,y1)). Perbedaan dari struktur vektor dan raster adalah struktur vektor menunjukkan penyajian yang lebih detil dibandingkan dengan struktur raster tetapi struktur vektor membutuhkan perangkat yang lebih rumit dan mahal dalam penerapannya.

Jenis data non spasial merupakan data yang dapat dihubungkan dengan data geografis atau peta untuk menampilkan informasi yang dibutuhkan. Penyimpanan data non spasial ini dapat dilakukan dengan dua (2) cara, yaitu dalam bentuk tabel di dalam database dan ditabelkan pada peta dengan pola titik tertentu atau simbol tertentu. Setiap objek memiliki ciri dasar yang membedakan dengan objek lainnya. Atribut adalah uraian dari ciri dasar tersebut untuk tujuan pengenalannya, termasuk pula klasifikasi serta nama-nama tertentu yang digunakan untuk objek-objek tertentu. Atribut juga sebagai data tematik atau data atribut biasanya disajikan dalam bentuk tulisan atau legenda peta. Contoh atribut jalan seperti, karakteristik jalan dan kualitas jalan (Prahasta:2002).


(42)

20

2.4.6 Model Data Sistem Informasi Geografis

Di dalam sistem informasi geografis, terdapat tiga model data representasi grafis suatu objek dalam peta. Yaitu : (Prahasta, 2009:194)

2.4.6.1 Titik

Titik adalah representasi grafis yang paling sederhana untuk suatu objek, representasi ini tidak memiliki dimensi tetapi dapat diidentifikasi di atas peta dan dapat ditampilkan pada layar monitor dengan menggunakan simbol-simbol. Sudut property suatu batas (polygon) juga merupakan suatu titik. Selain itu harus dipahami juga bahwa skala suatu peta dapat mempengaruhi tampilan suatu objek, apakah akan ditampilkan sebagai titik atau sebagai polygon. Pada skala besar, suatu objek akan ditampilkan sebagai polygon, sementara pada skala kecil akan ditampilkan sebagai titik.

2.4.6.2 Garis

Garis adalah bentuk linier yang akan menghubungkan paling sedikit dua titik dan digunakan untuk merepresentasikan objek-objek satu dimensi. Batas-batas poligon merupakan garis-garis ,demikian pula dengan jaringan listrik, komunikasi, pipa air minum, saluran buangan, dan utility lainnya, namun semuanya tergantung pada skala yang digunakan.


(43)

21

2.4.6.3 Polygon

Polygon adalah representasi dari objek-objek dua dimensi, suatu polygon paling sedikit dibatasi oleh tiga garis yang saling terhubung di antara ketiga titik tersebut. Didalam basis data, semua bentuk area (luasan) dua dimensi akan dipresentasikan oleh bentuk polygon contohnya suatu danau, batas propinsi, batas kota, batas batas persil tanah milik adalah tipe-tipe entity yang pada umunya dipresentasikan sebagi polygon. Tetapi, seperti yang dijelaskan di atas.hal ini masih tergantung pada skala yang digunakan.

2.5 Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

2.5.1 Pengertian Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

Menurut UU No 22 tahun 2009 pasal 1 ayat 1 tentang lalu lintas dan angkutan jalan, lalu lintas dan angkutan jalan adalah suatu kesatuan sistem yang terdiri atas lalu lintas, angkutan jalan, jaringan lalu lintas dan angkutan jalan, prasarana lalu lintas dan angkutan jalan, kendaran, pengemudi, pengguna jalan serta pengelolaannya.

Menurut UU No 22 tahun 2009 pasal 1 ayat 2 tentang lalu lintas dan angkutan jalan, lalu lintas adalah gerak kendaraan dan orang di ruang lalu lintas jalan.

Menurut UU No 22 tahun 2009 pasal 1 ayat 3 tentang lalu lintas dan angkutan jalan, angkutan adalah perpindahan orang dan atau barang dari satu


(44)

22 tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan di ruang lalu lintas jalan.

Menurut UU No 22 tahun 2009 pasal 1 ayat 4 tentang lalu lintas dan angkutan jalan, Jaringan lalu lintas dan angkutan jalan adalah serangkaian simpul dan atau ruang kegiatan yang saling terhubungkan untuk penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan.

2.5.2 Jalan

2.5.2.1 Pengertian Jalan

Menurut UU No 22 tahun 2009 pasal 1 ayat 12 tentang lalu lintas dan angkutan jalan, jalan adalah seluruh bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukan bagi lalu lintas umum, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah dan atau air, serta diatas permukaan air, kecuali jalan rel atau jalan kabel.

2.5.2.2 Pengertian Ruang Lalu Lintas Jalan

Menurut UU No 22 tahun 2009 pasal 1 ayat 12 tentang lalu lintas dan angkutan jalan, ruang lalu lintas jalan adalah prasarana yang diperuntukan bagi gerak pindah kendaraan, orang dan atau barang yang berupa jalan dan fasilitas pendukung.


(45)

23

2.6 Angkutan Umum Kota

2.6.1 Pengertian Angkutan Umum

Menurut keputusan Menteri Perhubungan No 35 tahun 2003 pasal 1 (ayat 1 dan 3), tentang penyelenggaraan angkutan orang di jalan dengan kendaraan umum. Angkutan umum adalah setiap kendaraan bermotor yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan yang disediakan untuk dipergunakan oleh umum dengan dipungut bayaran langsung maupun tidak langsung.

2.6.2 Pengertian Angkutan Kota

Menurut keputusan Menteri Perhubungan No 35 tahun 2003 pasal 1 (ayat 9), angkutan kota adalah angkutan dari satu tempat ke tempat lain dalam satu daerah kota atau wilayah ibukota kabupaten atau dalam daerah khusus ibukota Jakarta dengan menggunakan mobil bus umum atau mobil penumpang umum yang terikat dalam trayek.

2.7 Jenis Angkutan

Bedasarkan keputusan Menteri Perhubungan No 35 tahun 2003 pasal 1 (ayat 17,18 dan 19), jenis angkutan dapat dibagi dalam tiga jenis, yaitu :

2.7.1 Bus Besar

Bus besar, adalah kendaraan bermotor dengan kapasitas lebih dari 28 dengan ukuran dan jarak antar tempat duduk normal tidak termasuk tempat duduk pengemudi dengan panjang kendaraan lebih dari 9 meter.


(46)

24

2.7.2 Bus Sedang

Bus sedang adalah kendaraan bermotor dengan kapasitas 16 s/d 28 dengan ukuran dan jarak antar tempat duduk normal tidak termasuk tempat duduk pengemudi dengan panjang kendaraan lebih dari 6,5 sampai dengan 9 meter.

2.7.3 Bus Kecil

Bus kecil adalah kendaraan bermotor dengan kapasitas 9 s/d 16 dengan ukuran dan jarak antar tempat duduk normal tidak termasuk tempat duduk pengemudi dengan panjang kendaraan 4-6,5 meter.

2.8 Jaringan Trayek

Menurut keputusan Menteri Perhubungan No 35 tahun 2003 pasal 1 (ayat 5) jaringan trayek adalah kumpulan dari trayek-trayek yang menjadi satu kesatuan jaringan pelayanan angkutan orang.

2.8.1 Trayek

Menurut Menurut keputusan Menteri Perhubungan No 35 tahun 2003 pasal 1 (ayat 4). Trayek adalah lintasan kendaraan umum untuk pelayanan jasa angkutan orang dengan mobil bus, yang mempunyai asal dan tujuan perjalanan tetap, lintasan tetap dan jadwal tetap maupun tidak terjadwal.

2.8.2 Terminal

Menurut keputusan Menteri Perhubungan No 35 tahun 2003 pasal 1 (ayat 4), terminal adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan


(47)

25 memuat danmenurunkan orang dan/atau barang serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum, yang merupakan salah satu wujud simpul jaringan transportasi.

2.9 Siklus Hidup Pengembangan Sistem

2.9.1 SDLC (System Development Life Cycle)

Pengembangan sistem adalah suatu pendekatan yang sangat rapi dan berurutan untuk membentuk sebuah sistem menjadi suatu kenyataan, diperlukan suatu metodologi untuk menyediakan suatu pengembangan sistem terstruktur, salah satunya SDLC (System Development Life Cycle). SDLC (System Development Life Cycle) adalah sebuah metodologi terstruktur dalam membangun sebuah sistem, dimana siklus pengembangannya bedasarkan urutan fase fase yang ada, semua proses harus melewati fase demi fase pada proses pengembangannya. Setiap fase terdiri dari serangkaian langkah yang mengandalkan teknik - teknik yang menghasilkan sebuah produk. Langkah langkah dalam pengembangannya berjalan secara linier dari fase pertama berlanjut ke fase selanjutnya, namun dimungkinkanya kembali ke fase sebelumnya jika adanya perubahan sementara pada pengembangan. SDLC terdiri dari empat fase pokok yaitu : (Turban, 2005:402)


(48)

26

Perencanaan

Analisis

Desain

Implementasi Kebutuhan

Sistem

Gambar 2.3 System Development Life Cycle (Turban, 2005:402)

Fase fase dalam SDLC : 1. Perencanaan

Fase ini dimulai dengan mengidentifikasi sebuah kebutuhan bisnis yang belum terpenuhi. Meliputi peluang peluang yang mungkin akan diidentifikasi dengan membaca lingkungan. Apakah ada suatu masalah yang perlu dipecahkan dan sejauh mana batasan masalah itu akan dipecahkan. Pada fase ini mulai menggambarkan uji kelayakan organisasionalnya, kelayakan biayanya, rencana kerja dan siapa yang terlibat dalam pengembangan sistem tersebut.


(49)

27 2. Analisis

Fase analisis seperti wawancara sebuah wartawan. Fase ini menanyakan dan menjawab pertanyaan – pertanyaan penting seperti siapa para pengguna sistem, apa yang dicapai oleh sistem dan dimana serta kapan sistem akan digunakan. Fase ini dimulai dengan pengembangan sebuah strategi analisis atau suatu rencana untuk memandu proyek. Jika sebelumnya sudah terdapat sistem yang sudah berjalan, maka sistem tersebut dianalisa dengan berbagai cara untuk mengarah ke sistem yang baru. Hal ini memimpin kepada pengumpulan informasi serta pengidentifikasiannya, kemudian pengembangan model proses dan sebuah model data.

3. Desain

Fase desain menandai bagaimana sistem akan bekerja, mempertimbangkan semua detail perangkat keras, perangkat lunak, infrastruktur jaringan, antarmuka pengguna dan seterusnya. Pada fase ini, antarmuka pengguna, form, display, program dan laporan, database dan file sudah diterapkan. Pada fase ini juga sudah ditetapkan desain database dan file, sehingga menggambarkan spesifikasi sistem.

4. Implementasi

Fase implementasi ini mulai mengkonstruksi semua hal yang sudah dibangun sebelumnya, konstruksinya bukan hanya melibatkan bagaimana sistem dibangun, tetapi juga mengujinya untuk


(50)

28 memverifikasi bahwa sistem bekerja sesuai yang direncanakan pada tahap sebelumnya. Perencanaan yang lebih baik dapat mendorong dan menghasilkan sebuah sistem dengan lebih sedikit bug.

2.10 Alat Perancangan

2.10.1 DFD (Data Flow Diagram)

Diagram alir data atau data flow diagram merupakan model dari sistem untuk menggambarkan pembagian sistem ke modul yang lebih kecil. Salah satu keuntungan menggunakan diagram alir data adalah memudahkan pemakai atau user yang kurang menguasai bidang komputer untuk mengerti sistem yang akan dikerjakan. (Ladjamudin, 2005:64)

1. Diagram Konteks

Diagram konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem. Diagram konteks merupakan level tertinggi dari DFD yang menggambarkan seluruh input ke sistem atau output dari sistem. Ia akan memberi gambaran tentang keseluruhan sistem. Sistem dibatasi oleh boundary (dapat digambarkan dengan garis putus). Dalam diagram konteks hanya ada satu proses.

2. Diagram Nol/Zero (Overview Diagram)

Diagram nol adalah diagram yang menggambarkan proses dari DFD. Diagram nol memberi pandangan secara menyeluruh mengenai sistem yang ditangani, menunjukkan tentang fungsi-fungsi utama


(51)

29 atau proses yang ada, aliran data, dan eksternal entity. Pada level ini sudah dimungkinkan adanya atau digambarkannya data store yang digunakan.

3. Diagram Rinci (Level Diagram)

Diagram rinci adalah diagram yang menguraikan proses apa yang ada didalam diagram zero atau diagram level diatasnya.

2.10.1.1 Elemen Dasar Pada DFD

1. Kesatuan Luar (External Entity)

Sesuatu yang berada di luar sistem, tetapi ia memberikan data ke dalam sistem atau memberikan data dari sistem. Disimbolkan dengan suatu kotak notasi. External entity tidak termasuk bagian dari sistem, bila sistem informasi dirancang untuk satu bagian (Departemen) maka bagian yang lain yang masih terkait menjadi external entity.

Gambar 2.4 Contoh Entitas Luar

2. Arus Data (Data Flow)

Arus data merupakan tempat mengalirnya informasi dan digambarkan dengan garis yang menghubungkan komponen dari sistem. Arus data ditunjukkan dengan arah panah dan garis diberi nama atas arus data yang mengalir. Arus data ini


(52)

30

mengalir di antara proses, data store dan menunjukkan arus data dari data yang berupa masukan untuk sistem maupun proses sistem.

Gambar 2.5 Contoh Arus Data

3. Proses (Process)

Proses merupakan apa yang dikerjakan oleh sistem. Proses dapat mengolah data atau aliran data masuk menjadi aliran data ke luar. Proses berfungsi menstransformasikan satu atau beberapa data masukan menjadi satu atau beberapa data keluaran sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. Setiap proses memiliki satu atau beberapa masukan serta menghasilkan satu atau beberapa data keluaran.

Gambar 2.6 Contoh Proses (Process)

Daftar kehadiran

2.1 Pengolahan


(53)

31

2.10.2 Kamus Data

Kamus data adalah penyimpanan yang berisi deskripsi semua fakta elemen data yang digunakan dan yang mengalir di dalam (Ladjamudin. 2005 : 70

2.10.3 STD (State Transaction Diagram)

Alat yang digunakan untuk menggambarkan urutan dan variasi screen yang dapat terjadi selama satu sesi pengguna (Whitten, 2004:419).

2.10.4 Basis Data

Kumpulan data non-redundant (tanpa pengulangan) yang terkait satu sama lainnya (dinyatakan oleh atribut-atribut kunci dari tabel-tabelnya/struktur-struktur data dan relasi-relasi) di dalam usaha membangun sebuah bangunan informasi yang penting. Dengan penggunaan basis data dalam sistem maka perubahan editing dan updating data dapat dilakukan tanpa mempengaruhi komponen-komponen lainnya di dalam sistem yang bersangkutan (Prahasta : 2002,190).

2.10.4.1 Basis Data Spasial

Sekumpulan entitas baik yang memiliki lokasi (atau posisi) yang tetap maupun yang tidak tetap (memiliki kecendrungan untuk berubah, bergerak atau berkembang). Tipe-tipe entitas spasial seperti ini memiliki properties topografi dasar yang meliputi lokasi, dimensi dan bentuk (shape). (Prahasta 2009:316).

Penggunaan basisdata dalam SIG akan mendapatkan keuntungan-keuntungan seperti berikut:


(54)

32 1. Reduksi duplikasi data.

2. Kemudahan, kecepatan dan efisiensi akses data. 3. Penjagaan integritas data.

4. Menyebabkan data menjadi self-documented dan self-descriptive. 5. Meningkatkan faktor keamanan.

2.10.5 Normalisasi

Normalisasi adalah proses pengelompokan data kedalam bentuk tabel atau relasi file untuk menyatakan entitas dan hubungan mereka, sehingga terwujud satu bentuk database yang mudah untuk dimodifikasi. Berikut langkah - langkah dalam pembentukan normalisasi : (Ladjamudin, 2005:176)

Gambar 2.7 Langkah Langkah Dalam Normalisasi(Ladjamudin 2005:176)

Unnormalized/Bentuk Tidak Normal (Records masih memiliki elemen data berulang)

First Normal Form/NF1(Bentuk Normal Pertama (Records masih memiliki elemen data berulang)

Second Normal Form/2NF(Bentuk Normal Kedua) (Semua atribut nonkey memiliki ketergantungan

fungsional sepenuhnya terhadap primary key)

Third Normal Form/3NF(Bentuk Normal Ketiga) (Semua atribut nonkey memliki ketergantungan fungsional sepenuhnya terhadap primary key dan

saling tidak tergantung terhadap sesame atribut nonkey

Boyce-Codd Normal Form (BCNF)


(55)

33

1. Bentuk Tidak Normal /(Unnormalized)

Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan direkam, tidak ada keharusan mengikuti format tertentu, dapat saja data tidak lengkap atau terduplikasi. Data apa adanya sesuai dengan saat diinput.

2. Bentuk Normal Ke Satu /1-NF (First Normal Fom)

Pada tahap ini dilakukan penghilangan beberapa group elemen yang berulang agar menjadi satu harga tunggal yang berinteraksi diantara setiap baris pada suatu tabel. Syarat normal kesatu adalah Setiap data dibentuk dalam flat file, data dibentuk dalam satu record demi satu record nilai dari field dan telah ditentukannya primary key untuk tabel tersebut

3. Bentuk Normal Ke Dua /2-NF (Second Normal Form)

Pada tahap ini bentuk data harus memenuhi bentuk normal kesatu dan attribute bukan kunci haruslah memiliki ketergantungan fungsional sepenuhnya pada kunci utama/ primary key

4. Bentuk Normal Ke Tiga /3-NF (Third Normal Form)

Pada tahap ini bentuk data harus memenuhi bentuk data normal kedua dan atribut bukan kunci pada satu relasi hanya memilki ketergantungan fungsional terhadap kunci utama /primary key di relasi itu saja.

5. Boyce- Codd Normal Form /BCNF

Pada tahap ini tidak mengharuskan suatu relasi harus sudah dalam bentuk normal ketiga/3-NF, baru bisa dibuatkan ke dalam BCNF. Oleh karena itu kita hanya perlu mengidentifikasi seluruh


(56)

34

determinan yang ada, dan pastikan determinan tersebut adalah candidate key. Bisa dikatakan BCNF lebih baik dari 3NF, setiap relasi dalam BCNF juga merupakan relasi dalam 3-NF, tetapi tidak sebaliknya.

2.10.6 Diagram Entity Relationship (ERD)

Model entity relationship (ER) pertama kali diperkenalkan oleh Charles Bachman pada tahun 1969-an. Kemudian, diagram yang juga mendeskripsikan stuktur data ini dipopulerkan oleh Pin-Shan Peter Chen pada tahun 1976. Pada saat ini, diagram ERD yang telah berisi komponen-komponen entity set (representasi tabel) dan relationship set (yang masing-masing dilengkapi dengan atribut-atribut yang mempresentasikan seluruh fakta dari sebagian dunia nyata) dapat digambarkan lebih baik dan sistematis. Pada (Prahasta, 2009:172)

2.10.6.1 Spasial Diagram Entity Relationship (ERD)

Dunia SIG dan perkembanganya menjadinya permodelan dalam perancangan entity-relationship spasial dikembangkan lebih lanjut untuk memenuhi keunikan basis data spasilanya. Dengan melibatkan dunia SIG dan basis data spasial, dibutuhkan feature baru dalam permodelan entity relationshipnya sehingga memenuhi pemahaman konspetualnya dan dimensi spasialnya, seperti yang digambarkan berikut : (Prahasta, 2009:185)


(57)

35

Gambar 2.8 Contoh Tampilan Entity Set Spasial

Keterangan dalam membangun entity set spasial :

1. Pada umumnya simbol kotak dalam membangun entity set spasial adalah kumpulan bentuk secara menyeluruh menggambarkan layer spasial berikut atributnya.

2. Naman entity set dapat diganti dengan nama yang sebenarnya, sebagai contoh persil atau buffer.

3. Tipe unsur spasial harus diisi dengan keterangan spasial yang digunakan yakni polygon, line atau point.

4. Informasi kordinat diisi dengan informasi sistem kordinat yang digunakan entitiy set, proyeksi peta dan satuannya. Namun jika tidak diperlukan boleh dikosongkan.

Tipe unsur spasial

Indikator topologi Indikator

kordinat

Tipe Unsur XY

T

Nama entity Set

Tabel 1 Atribut 2 Atribut


(58)

36

5. Informasi topologi boleh digunakan dengan informasi topologi yang sebenarnya pada entity set.

6. Tabel diisi dengan kumpulan atribut- atribut yang sesuai dengan bentuk fisik tabel data yang ada.

2.11 Perangkat Lunak SIG

Empat komponen utama SIG diantaranya adalah perangkat lunak, karena setiap pengolahan data tersebut tidak lepas dari peranan perangkat lunak. Perangkat lunak yang digunakan dalam pengolahan data SIG haruslah merupakan alat (tool) yang mudah digunakan, dan memungkinkan melakukan organisasi, menyusun (maintain), menggambarkan, dan menganalisis peta atau informasi spasial.

Perangkat lunak yang digunakan juga biasanya dapat bekerja dengan data tabular, citra, textfile, data spreadsheet dan data grafik. Di samping itu perangkat lunak yang digunakan juga dapat melakukan komunikasi dengan produk perangkat lunak lain, di mana kita dapat mengganti (meng-exchange) data tanpa melakukan konversi (convert), dan tanpa meninggalkan atau keluar dari perangkat lunak itu sendiri. Perangkat lunak yang mendukung SIG dalam proses pengolahannya antara lain ArcView, Map Info dan ARCGIS. (Prahasta,2002: 63).


(59)

37

2.12 Perangkat Lunak Berbasis Web

Perangkat lunak Berbasis web atau Sistem berbasis web adalah aplikasi atau layanan yang berada dalam server dan dapat diakses dengan menggunakan penjelajah web, dan karenanya dapat diakses dimana saja melalui internet. Satu satunya piranti lunak sisi klien yang dibutuhkan untuk menjalankan dan aplikasi berbasis web adalah lingkungan aplikasi yang mendukung penjelajah web, yaitu browser dan berbagai aplikasi tersebut harus sesuai dengan protocol internetnya (Turban, 2006:69)

2.12.1 Perangkat Lunak

Perangkat lunak adalah instruksi langsung komputer untuk melakukan pekerjaan dan dapat ditemukan di setiap aspek kehidupan modern dari aplikasi yang kritis untuk tetap hidup (life critical). Contoh perangkat lunak seperti perangkat hiburan, pemantauan medis dan pembangkit listrik. Perangkat lunak berisi jutaan kode yang diharapkan dapat melakukan pekerjaan atau instruksi dengan baik dalam menghadapi perubahan kondisi. Semua perangkat lunak juga membutuhkan kehandalan dalam penggunaannya dan bersifat ekonomis. (Simarmata, 2010: 1)

2.12.2 Web

Web adalah sistem dengan standar yang diterima secara universal untuk menyimpan, menelusuri , memformat dan menampilkan informasi melalui arsitektur client/server. web bisa menerima semua jenis informasi digital, termasuk teks, hypermedia, grafis dan suara. web menggunakan antarmuka pengguna grafis, sehingga sangat mudah digunakan. Teknologi


(60)

38

world wide web yang diciptakan oleh Tiimothy Berners Lee pada tahun 1989.( Turban, 2006:680)

2.12.3 Browser

Browser sebuah aplikasi piranti lunak yang menyediakan tampilan grafis yang memungkinkan pengguna untuk menunjuk dan mengklik bagian yang diinginkan di web. Proses ini disebut berselancar (surfing).Browser web menjadi sarana akses universal karena mengirimkan antarmuka yang sama pada semua sistem operasi yang dijalankan. Dua browser utama adalah Internet explore dan Microsoft dan Netscape navigator.(Turban, 2006:681)

2.13 Perangkat Lunak WebGIS

Program aplikasi ini digunakan untuk membuat WebGIS yang dapat menampilkan data vektor dan raster di internet. Program aplikasi yang digunakan berbasis java, dapat menghasilkan interface yang interaktif pada web browser, dapat bekerja dengan multi layer, peta tematik, mendukung hyperlink dan juga data atribut.

Program aplikasi ini bersifat open source, dibangun dengan menggunakan bahasa Java dan dikemas dalam Applet sebagai penghubung antara HTML (Hypertext Markup Language, bahasa pembangun halaman web) dan proses di dalam Applets digunakan bahasa XML (Extensible Markup Language). Salah satu aplikasi pendukung WebGIS ini adalah ALOV Map (Sanjaya, 2004: 3).

2.13.1 ALOV

ALOV map adalah sebuah perangkat lunak WebGis yang digunakan untuk publikasi data vektor dan raster di internet. Juga untuk


(61)

39

menampilkan peta interaktif pada web browser. ALOV mendukung arsitektur penyajian yang cukup kompleks, navigasi yang baik dan dapat bekerja pada multi layer peta – peta tematik, mendukung taut (hyperlink) dan juga data atribut. ALOV adalah sebuah hasil proyek kerjasama antara ALOV software (www.alovsoft.com) dan Archeological Computing Laboratory, University Of Sidney, Australia). ALOV mendukung representasi data data SIG ke dalam web yang berformat Shapefile (SHP), Mapinfo (MIF), SQL Database, dan GIF serta JPEG dengan bantuan extension kordinat. (Sanjaya, 2004: 2).

2.14 Sistem Informasi Geografis Berbasis Web (WebGIS)

WebGIS merupakan sebuah web mapping, web mapping yang dimaksud

dalam WebGIS bukan pemetaan internet, dan berarti tidak hanya menampilkan peta (yang berupa gambar statis) kedalam situs internet namun dapat berinteraksi dengan user. WebGIS dapat didefinisikan sebagai suatu sistem yang kompleks yang dapat diakses di internet, untuk mengakuisisi, menyimpan, mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisis dan menampilkan data tanpa memerlukan perangkat lunak SIG.

Web mapping bukanlah memindahkan aplikasi GIS desktop ke dalam bentuk

web-based walaupun memungkinkan untuk itu. Pengguna internet berasal dari berbagai kalangan dengan berbagai kemampuan atas GIS, dari yang tidak tahu sampai ahli. Web mapping memanfaatkan fungsi interaktifitas yang ada pada


(62)

40

aplikasi GIS dalam bentuk web. Bentuk umum dari arsitektur berbasis peta pada web dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Gambar 2.9 Bentuk Umum dari Arsitektur Peta Berbasis Web pada WebGis

(Prahasta, 2009 :535)

Pada gambar diatas, interaksi antara klien dengan server berdasar skenario request dan respon. Web browser di sisi klien mengirim request ke server web. Karena server web tidak memiliki kemampuan pemrosesan peta, maka request berkaitan dengan pemrosesan peta akan diteruskan oleh server web ke server aplikasi. Hasil pemrosesan akan dikembalikan lagi melalui server web, terbungkus dalam bentuk file HTML atau applet. (Prahasta, 2009 :539)


(63)

41

2.15 XAMPP

Instalasi Apache-PHP-MySQL secara manual (satu per satu) bagi pengguna awam merupakan hal yang cukup rumit dan bertele-tele. Hal demikian mungkin tak akan ditemui pengguna system operasi Linux. Banyak ditemui bundle aplikasi yang telah menyatukan Apache-PHP-MySQL sehingga pengguna tak perlu melakukan setting secara manual.

2.15.1.1 Instalasi XAMPP

Untuk mendapatkan bundle aplikasi XAMPP dapat men-download pada URL http://www.ApacheFriends.org/en/xampp-windows.html. Pada URL tersebut terdapat banyak pilihan paket atau bundle XAMPP, namun penulis menyarankan untuk memilih

XAMPP dengan URL

http://www.ApacheFriends.org/download.php?xampp-win32-1.6.4.exe.

Setelah mendapat software XAMPP, maka untuk proses installasinya adalah cukup mudah, yaitu:

1. Download paket XAMPP dari

http://www.ApacheFriends.org/download.php?xampp-win32-1.6.4.exe. (akan diforward ke sourceforge sebagai gudangnya download mendownload).

2. Setelah selesai download, double klik file yang telah di download tersebut dan kemudian tentukan dimana file yang


(64)

42 telah di extract akan ditempatkan. Penulis meletakkan di root directory drive C.

3. Setelah meng-extract, bukalah folder dimana XAMPP tadi di extract biasaya nama folder nya XAMPP juga.

4. Apabila tidak menginginkan untuk menjadikan XAMPP ini sebagai portable webserver, double klik file setup_xampp.bat untuk melakukan automatic setup xampp. Letak file setup_xampp.bat terdapat pada folder XAMPP.

5. Setelah selesai melakukan setup, kemudian bukalah folder Apache dan double klik file Apache_installService.bat fungsi file ini adalah untuk menginstall Apache sebagai service sehingga tidak perlu manual menjalankan Apache setiap kali computer malakukan restart.

6. Setelah selesai dengan Apache lakukan juga untuk MySQL dengan masuk ke folder MySQL dan double klik file MySQL_installservice.bat dan selesailah install XAMPP tersebut, kemudian bukalah web browser dan ketikan http://domainanda/XAMPP/ untuk mencoba web server yang baru saja terinstall. Dan berikut ini adalah tampilan XAMPP yang sudah diinstall yang dipanggil melalui browser. Namun pada kesempatan ini, penulis menggunakan localhost sebagai


(65)

43

7. nama domain, sehingga alamat URL menjadi http://localhost/xampp/

Gambar 2.7 Tampilan XAMPP

Setelah berhasil menginstall tentu saja sangat penting untuk mengetahui bagaimana melakukan uninstall. Salah satu kelabihan XAMPP ini adalah paket ini sama sekali tidak melakukan perubahan kedalam registry sehingga apabila tidak diperlukan lagi, dapat dihapus dengan mudah dan tidak perlu susah payah mencari file uninstall, cukup dihapus saja folder XAMPP nya dan selesai sudah. Kecuali menjalankan install service seperti diatas yang harus dilakukan sebelum menghapus folder xampp adalah sebagai berikut:

1. Masuk ke folder Apache dan double klik Apache_uninstallservice.bat

2. Masuk ke folder MySQL dan double klik MySQL_uninstallservice.bat.


(66)

44

2.16 Bahasa Pemrograman

Dalam pengembangan sistem ini, bahasa pemrograman web yang digunakan adalah PHP yang bersifat open source dan dapat membuat tampilan web yang dinamis. PHP terbukti sangat reliable penggunaanya dan mempunyai dukungan yang kuat. Dukungan tersebut ialah kemampuan PHP utuk terintegrasi dengan berbagai macam jenis database.

Ekstensi dokumen HTML yang sudah dilengkapi dengan script PHP adalah *.php. Script PHP yang dicangkokkan ke dalam source HTML diawali dengan tanda <? Atau <?php sebagai pembuka, dan di akhiri dengan tanda ?> sebagai penutup script.

Bahasa pemrograman yang disebutkan di atas berjalan di lingkungan web server untuk mengeksekusi setiap skripnya Diantara web server yang dapat digunakan adalah seperti yang dikeluarkan oleh Microsoft dengan lingkungan Windowsnya pada IIS (Internet Information Server), Apache, dan PWS (Personal Web Server). (Syafii. 2005:1)


(67)

45

Berikut ini adalah contoh script PHP : <html>

<head> <title>

Contoh Sederhana </title>

<body> <?php

Echo(“Hallo apa kabar ? Nama saya PHP script”); ?>

</body> </html>

Gambar 2.10 Contoh Script PHP

2.17 MySQL

MYSQL adalah salah satu jenis database server yang sangat terkenal, disebabkan MYSQL menggunakan SQL sebagai bahasa dasar untuk mengakses database. MYSQL termasuk RDBMS (Relational Database Management System) yang lebih populer lewat kalangan pemograman web, terutama di lingkungan linux dan juga windows. (Syafii 2005:21).


(68)

46

2.17.1 Keunggulan MySQL

1. MySQL dapat diakses oleh banyak bahasa pemograman.

2. MySQL merupakan database server yang ideal untuk data segala ukuran dengan kemampuan mempunyai kecepatan yang sangat tinggi dalam melakukan proses data.

3. MySQL mudah digunakan, karena perintahnya mudah diingat dan aturan aturannya mudah diimplementasikan. Dan bahasa yang digunakan adalah SQL sebagai bahasa standar database.

4. MYSQL bersifat open source, artinya siapapun dapat berkecimpung dalam mengembangkan MYSQL dan hasil pengembangannya diplubikasikan kepada para pemakai.

5. MySQL mempunyai kapabilitas pemrosesan data yang banyak

6. MySQL mempunyai keamanan dengan sistem keamanan dan hak ases secara betingkat. Termasuk dukungan dengan keamanan data secara pengacakan lapisan data. Adanya tingkatan user dan jenis akses yang beragam. Dan terdapat fungsi pengacakan password (encryptes password)

2.17.2 Beberapa Perintah pada SQL

2.17.2.1 Koneksi ke Database


(69)

47

Digunakan untuk melakukan koneksi ke program database MySQL. Sintaksnya:

mysql_connect (nama host, nama user, password)

2. Fungsi mysql_create_db()

Digunakan untuk membuat sebuah database. Sintaksnya:

mysql_create_db(“database”)

2.17.2.2 Tahap Operasi

PHP (Hypertext Preprocessor) tidak menyediakan fungsi-fungsi khusus untuk operasi data, sehingga sintaks yang dipakai adalah sintaks perintah-perintah MySQL, kemudian sintaks ini dioperasikan menggunakan fungsi mysql_query().

1. Memasukkan Data

Untuk memasukkan data ke database, digunakan sintaks:

INSERT INTO nama_tabel (field1, field2,…) VALUES (‘data1’, ‘data2’, …)

2. Mencari Data

Untuk mencari satu atau lebih data di database digunakan sintaks berikut:

SELECT field1, field2, … FROM nama_tabel WHERE syarat1,syarat2, … ORDER BY nama_field


(1)

lxxxii

$rute_kembali=$_POST['rute_kembali'];

$id_kota = $_POST['id_kota']; $id_terminal = $_POST['id_terminal']; $id_rute = $_POST['id_rute'];

//query untuk mendapatkan id_angkut

$sql_id_angkut = "SELECT id_angkut FROM angkutan WHERE id_ref = '$id' AND id_jnsangkut = '1'";

$query_angkut = mysql_query($sql_id_angkut); $row_angkut = mysql_fetch_array($query_angkut);

$id_angkut = $row_angkut['id_angkut'];

// update data di dbase

$array_baru=array($id, $jns_angkut, $no_tryk, $nama_tryk, $terminal, $wilayah, $sudin, $rute_berangkat, $rute_kembali);

dbase_replace_record($file, $array_baru, $id);

//update di table rute

$sql_rute = "UPDATE rute SET

rute_berangkat = '$rute_berangkat', rute_kembali= '$rute_kembali' WHERE id_rute = '$id_rute'";

mysql_query($sql_rute);

//update di table angkutan

$sql_angkutan = "UPDATE angkutan SET id_jnsangkut = '1',

no_tryk = '$no_tryk', nama_tryk = '$nama_tryk', terminal = '$terminal',

wilayah = '$wilayah', sudin = '$sudin',

id_rute = '$id_rute', id_kota = '$id_kota', id_terminal = '$id_terminal' WHERE id_angkut = '$id_angkut'";

mysql_query($sql_angkutan);

//insert di table angkutan_minor untuk back up data $tgl = tgl();

$sql_minor = "INSERT INTO angkutan_minor VALUES('','$id_angkut','1','$no_tryk','$nama_tryk',

'$terminal','$wilayah','$sudin','$id_rute','$id_kota','$terminal','$tgl')"; mysql_query($sql_minor);


(2)

lxxxiii

}

else{

header("Location: metromini.php"); }

break;

c.

Pada saat data tabular tersambung, diharapkan untuk tidak membuka file

.dbf, hal tersebut dapat mengakibatkan koneksi terputus.

d.

Langkah selanjutnya membuat file metromini.php

untuk menampilkan

data tabular. Berikut

script

untuk menampilkan data tabular

<?php ?> <html> <head>

<title>DATA METROMINI </title> </head>

<body> <?php

include_once("./include/koneksi.php"); $hal=$_GET['hal'];

switch($hal){ case 'edit': $id=$_GET['id'];

$sql = "SELECT * FROM angkutan A, rute R WHERE A.id_ref = '$id' AND A.id_rute = R.id_rute AND A.id_jnsangkut='1'";

$file=dbase_open("../Map/spasial/metromini.dbf",2); if($file){

$query = mysql_query($sql); $baris = mysql_fetch_array($query);

$perintah=dbase_get_record($file,$id); $row=$perintah;

ech

<form action=\"controller.php?hal=metromini\" method=\"post\"> <table border=\"0\" align=\"center\ cellpadding=2 cellspacing=2 >

<tr style=\"font-family: arial; font-size: 11px;\"> <td colspan=\"3\"><h2>Edit data metromini</h2></td>

</tr>

<tr style=\"font-family: verdana; font-size: 11px;\"> <td>ID</td>

<td></td>

<td><input type=\"text\" name=\"ID \" value=\"$row[0]\" size=\"30\"></td>

</tr> <tr style=\"font-family: verdana; font-size: 11px;\">

<td>Jenis angkut</td> <td></td>

<td><input type=\"text\" name=\"jns_angkut\" value=\"$row[1]\" size=\"30\"></td> </tr> <tr style=\"font-family: verdana; font-size: 11px;\">

<td>No trayek</td> <td></td>

<td><input type=\"text\" name=\"no_tryk\" value=\"$row[2]\" size=\"30\"></td>


(3)

lxxxiv

<tr style=\"font-family: verdana; font-size: 11px;\">

<td>nama_tryk</td> <td></td>

<td><input type=\"text\" name=\"nama_tryk\" value=\"$row[3]\" size=\"30\"></td>

</tr> <tr style=\"font-family: verdana; font-size: 11px;\">

<td>terminal</td> <td></td>

<td><input type=\"text\" name=\"terminal\" value=\"$row[4]\" size=\"30\"></td>

</tr> <tr style=\"font-family: verdana; font-size: 11px;\">

<td>wilayah</td> <td></td>

<td><input type=\"text\" name=\"wilayah\" value=\"$row[5]\" size=\"30\"></td>

</tr> <tr style=\"font-family: verdana; font-size: 11px;\">

<td>sudin</td> <td></td>

<td><input type=\"text\" name=\"sudin\" value=\"$row[6]\" size=\"30\"></td>

</tr> <tr style=\"font-family: verdana; font-size: 11px;\">

<td valign=\"top\">rute_berangkat</td> <td></td>

<td><textarea rows=\"10\" name=\"rute_berangkat\" cols=\"35\">$row[7]</textarea></td> </tr> <tr style=\"font-family: verdana; font-size: 11px;\">

<td valign=\"top\">rute_kembali</td> <td></td>

<td><textarea rows=\"10\" name=\"rute_kembali\" cols=\"35\">$row[7]</textarea></td> </tr> <tr style=\"font-family: verdana; font-size: 11px;\">

<td>Kota</td> <td></td> <td>

<select name=\"id_kota\">"; $sqlkota = "SELECT * FROM kota"; $query_kota = mysql_query($sqlkota);


(4)

lxxxv

if($row_kota[id_kota]==$baris[id_kota]){

echo "<option value=\"$row_kota[id_kota]\" SELECTED>$row_kota[nama_kota]</option>";

}else{

echo "<option

value=\"$row_kota[id_kota]\">$row_kota[nama_kota]</option>"; }

} echo " </select> </td>

</tr> <tr style=\"font-family: verdana; font-size: 11px;\">

<td>Terminal</td> <td></td> <td>

<select name=\"id_terminal\">";

$sqlterminal = "SELECT * FROM terminal"; $query_terminal = mysql_query($sqlterminal);

while($row_terminal= mysql_fetch_array($query_terminal)){ if($row_terminal[id_terminal]==$baris[id_terminal]){

echo "<option value=\"$row_terminal[id_terminal]\" SELECTED> $row_terminal[nama_terminal]

</option>"; }else{

echo "<option

value=\"$row_terminal[id_terminal]\">$row_terminal[nama_terminal]</option>"; }

} echo " </select> </td>

</tr> <tr style=\"font-family: verdana; font-size: 11px;\">

<td colspan=\"3\" align=\"center\"><input type=\"submit\" name=\"edit\" value=\"Simpan\" style=\"border: 1px solid grey;\">

<input type=\"hidden\" name=\"id\" value=\"$id\">


(5)

lxxxvi

</td>

</tr> </table> </form>

"; }

else{} break;

default:

$file=dbase_open("../Map/spasial/metromini.dbf",2); if($file){

$clean=dbase_pack($file); $jum=dbase_numrecords($file); echo "

<table width=\"850\" border=\"1\" style=\"border-collapse: collapse;\">

<tr bgcolor=\"#000099\" style=\"color: white; font-family: arial; font-size: 11px;\" align=\"center\">

<td>ID</td>

<td>Jenis angkut</td>

<td>No Trayek</td>

<td>Nama Trayek</td>

<td>Terminal</td> <td>Wilayah</td> <td>Sudin</td>

<td>Rute berangkat</td>

<td>Rute kembali</td>

<td>Action</td>

</tr>"; for($i=1;$i<=$jum;$i++){

if($i%2==0){

$warna="#ffffff"; }

else{

$warna="#E8E8E8"; }

$row=dbase_get_record($file,$i); echo "

<tr bgcolor=\"$warna\" style=\"font-family: verdana; font-size: 11px;\" align=\"center\">

<td>$row[0]</td> <td>$row[1]</td> <td>$row[2]</td> <td>$row[3]</td> <td>$row[4]</td> <td>$row[5]</td> <td>$row[6]</td> <td>$row[7]</td> <td>$row[8]</td>


(6)

lxxxvii

<td><a href=\"metromini.php?hal=edit&id=$i\" style=\"color: #0099cc\">Edit</a></td>

</tr> ";

}

echo "</table><br>"; }

else{} break;

} ?>