Membangun Perangkat Lunak SIG

14 Gambar 2.1 Karakteristik Sistem Jogianto, 2005:6

2.3.2 Informasi

2.3.2.1 Pengertian Informasi

Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya, sumber dari informasi adalah data, data sendiri adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata, kejadian- kejadian event adalah sesuatu yang terjadi pada saat yang tertentu. Jogiyanto, 2005:8

2.3.2.2 Kualitas Informasi

Kualitas dari suatu informasi menurut Jogiyanto 2005:10, adalah : 1. Akurat Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bisa atau menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas 15 mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena dari sumber informasi sampai kepenerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan yang dapat merubah atau merusak informasi tersebut. 2. Tepat pada waktunya Informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi, karena informasi merupakan landasan didalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat, maka akan berakibat fatal bagi suatu organisasi. 3. Relevan Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan lainnya berbeda.

2.3.3 Sistem Informasi

2.3.3.1 Pengertian Sistem Informasi

Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. Jogiyanto, 2005:11 16

2.4 Sistem Informasi Geografis

2.4.1 SIG

SIG adalah sistem yang berbasiskan komputer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi informasi geografi. SIG dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis objek-objek dan fenomena dimana lokasi geografi merupakan karateristik yang penting atau kritis untuk dianalisis. Dengan demikian, SIG merupakan sistem komputer yang memiliki empat kemampuan berikut dalam menangani data yang bereferensi geografi. Yaitu masukan, manajemen data, analisis dan manipulasi data keluaran. Prahasta, 2002:55

2.4.2 Geografi

Geografi mengandung pengertian suatu persoalan mengenai bumi permukaan dua atau tiga dimensi. Istilah geografis dalam sistem informasi geografis SIG merupakan bagian dari spasial keruangan. Prahasta, 2002:52

2.4.3 Komponen SIG

Komponen SIG dibagi menjadi empat komponen, diantaranya perangkat keras, manajemen, data dan informasi, serta perangkat lunak. 17 Gambar 2.2 Komponen SIG Prahasta, 2002 : 59 Komponen perangkat keras dalam SIG yang umum digunakan adalah CPU, ram, storage, input device, output device, dan komponen pendukung lainnya. sedangkan komponen perangkat lunaknya, merupakan suatu sistem untuk mengolah data dan informasi geografis, seperti ERDAS, ArcView, MapInfo, dan lain-lain. Data dan informasi, merupakan data atribut dari tabel-tabel dan laporan yang digunakan, dan manajemen merupakan komponen yang berkaitan dengan perkembangan dan penguasaan teknologi. Kombinasi yang benar antara ke empat 4 komponen utama ini akan menentukan kesuksesan suatu proyek pengembangan sistem informasi geografis.Prahasta:2002:59 Data SIG Manajemen Perangkat Keras Data dan Informasi assaa Manajemen Perangkat lunak Perangkat keras Data dan informasi 18

2.4.4 Kemampuan SIG

Berikut adalah beberapa pengertian atau definisi dari kemampuan SIG yang diambil dari beberapa sumber Prahasta, 2002:72 1. Memasukkan dan mengumpulkan data geografis spasial dan atribut. 2. Mengintegrasikan data geografis spasial dan atribut. 3. Memeriksa, meng-update meng-edit data geografis spasial dan atribut. 4. Menyimpan dan memanggil kembali data geografis spasial dan atribut. 5. Merepresentasikan atau menampilkan data geografis spasial dan atribut. 6. Mengelola data geografis spasial dan atribut. 7. Memanipulasi data geografis spasial dan atribut. 8. Menganalisa data geografis spasial dan atribut. 9. Menghasilkan keluaran output data geografis dalam bentuk-bentuk seperti, peta tematik view dan layout, tabel, grafik chart laporan report, dan lainnya baik dalam bentuk hardcopy maupun softcopy.

2.4.5 Jenis Data pada Sistem Informasi Geografis

Sistem informasi geografis memiliki dua 2 jenis data, yaitu data spasial keruangan, dan data non spasial atribut. Jenis data spasial merupakan data yang berhubungan dengan ruang atau yang bersifat keruangan. Sekumpulan entity baik yang memiliki lokasi atau posisi yang tetap mampu yang tidak tetap memiliki kecenderungan untuk bertambah, bergerak atau berkembang merupakan pendeskripsian dari data spasial. Penyajian data spasial dalam komputer dapat ditampilkan secara raster dan vektor. 19 Dalam struktur raster, untuk menetapkan data alokasionalnya menggunakan jaringan sel grid. Jadi dalam struktur raster lokasi keruangannya dikodekan, setiap sel menunjukkan baris dan kolom dalam suatu matriks petunjuk lokasi serta kode atribut yang dipetakan ke dalamnya. Sedangkan struktur vektor, suatu titik dinyatakan dengan koordinat tunggal x,y, . baris dengan koordinat yang berkesinambungan x 1 ,y 1 ,x 2 ,y 2 ,...,x n ,y n dan di poligon dengan deret tertutup x 1 ,y 1 ,x 2 ,y 2 , ...,x n ,y n ,x 1 ,y 1 . Perbedaan dari struktur vektor dan raster adalah struktur vektor menunjukkan penyajian yang lebih detil dibandingkan dengan struktur raster tetapi struktur vektor membutuhkan perangkat yang lebih rumit dan mahal dalam penerapannya. Jenis data non spasial merupakan data yang dapat dihubungkan dengan data geografis atau peta untuk menampilkan informasi yang dibutuhkan. Penyimpanan data non spasial ini dapat dilakukan dengan dua 2 cara, yaitu dalam bentuk tabel di dalam database dan ditabelkan pada peta dengan pola titik tertentu atau simbol tertentu. Setiap objek memiliki ciri dasar yang membedakan dengan objek lainnya. Atribut adalah uraian dari ciri dasar tersebut untuk tujuan pengenalannya, termasuk pula klasifikasi serta nama- nama tertentu yang digunakan untuk objek-objek tertentu. Atribut juga sebagai data tematik atau data atribut biasanya disajikan dalam bentuk tulisan atau legenda peta. Contoh atribut jalan seperti, karakteristik jalan dan kualitas jalan Prahasta:2002. 20

2.4.6 Model Data Sistem Informasi Geografis

Di dalam sistem informasi geografis, terdapat tiga model data representasi grafis suatu objek dalam peta. Yaitu : Prahasta, 2009:194

2.4.6.1 Titik

Titik adalah representasi grafis yang paling sederhana untuk suatu objek, representasi ini tidak memiliki dimensi tetapi dapat diidentifikasi di atas peta dan dapat ditampilkan pada layar monitor dengan menggunakan simbol-simbol. Sudut property suatu batas polygon juga merupakan suatu titik. Selain itu harus dipahami juga bahwa skala suatu peta dapat mempengaruhi tampilan suatu objek, apakah akan ditampilkan sebagai titik atau sebagai polygon. Pada skala besar, suatu objek akan ditampilkan sebagai polygon, sementara pada skala kecil akan ditampilkan sebagai titik.

2.4.6.2 Garis

Garis adalah bentuk linier yang akan menghubungkan paling sedikit dua titik dan digunakan untuk merepresentasikan objek-objek satu dimensi. Batas-batas poligon merupakan garis-garis ,demikian pula dengan jaringan listrik, komunikasi, pipa air minum, saluran buangan, dan utility lainnya, namun semuanya tergantung pada skala yang digunakan. 21

2.4.6.3 Polygon

Polygon adalah representasi dari objek-objek dua dimensi, suatu polygon paling sedikit dibatasi oleh tiga garis yang saling terhubung di antara ketiga titik tersebut. Didalam basis data, semua bentuk area luasan dua dimensi akan dipresentasikan oleh bentuk polygon contohnya suatu danau, batas propinsi, batas kota, batas batas persil tanah milik adalah tipe- tipe entity yang pada umunya dipresentasikan sebagi polygon. Tetapi, seperti yang dijelaskan di atas.hal ini masih tergantung pada skala yang digunakan.

2.5 Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

2.5.1 Pengertian Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

Menurut UU No 22 tahun 2009 pasal 1 ayat 1 tentang lalu lintas dan angkutan jalan, lalu lintas dan angkutan jalan adalah suatu kesatuan sistem yang terdiri atas lalu lintas, angkutan jalan, jaringan lalu lintas dan angkutan jalan, prasarana lalu lintas dan angkutan jalan, kendaran, pengemudi, pengguna jalan serta pengelolaannya. Menurut UU No 22 tahun 2009 pasal 1 ayat 2 tentang lalu lintas dan angkutan jalan, lalu lintas adalah gerak kendaraan dan orang di ruang lalu lintas jalan. Menurut UU No 22 tahun 2009 pasal 1 ayat 3 tentang lalu lintas dan angkutan jalan, angkutan adalah perpindahan orang dan atau barang dari satu 22 tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan di ruang lalu lintas jalan. Menurut UU No 22 tahun 2009 pasal 1 ayat 4 tentang lalu lintas dan angkutan jalan, Jaringan lalu lintas dan angkutan jalan adalah serangkaian simpul dan atau ruang kegiatan yang saling terhubungkan untuk penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan.

2.5.2 Jalan

2.5.2.1 Pengertian Jalan

Menurut UU No 22 tahun 2009 pasal 1 ayat 12 tentang lalu lintas dan angkutan jalan, jalan adalah seluruh bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukan bagi lalu lintas umum, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah dan atau air, serta diatas permukaan air, kecuali jalan rel atau jalan kabel.

2.5.2.2 Pengertian Ruang Lalu Lintas Jalan

Menurut UU No 22 tahun 2009 pasal 1 ayat 12 tentang lalu lintas dan angkutan jalan, ruang lalu lintas jalan adalah prasarana yang diperuntukan bagi gerak pindah kendaraan, orang dan atau barang yang berupa jalan dan fasilitas pendukung. 23

2.6 Angkutan Umum Kota

2.6.1 Pengertian Angkutan Umum

Menurut keputusan Menteri Perhubungan No 35 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 dan 3, tentang penyelenggaraan angkutan orang di jalan dengan kendaraan umum. Angkutan umum adalah setiap kendaraan bermotor yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan yang disediakan untuk dipergunakan oleh umum dengan dipungut bayaran langsung maupun tidak langsung.

2.6.2 Pengertian Angkutan Kota

Menurut keputusan Menteri Perhubungan No 35 tahun 2003 pasal 1 ayat 9, angkutan kota adalah angkutan dari satu tempat ke tempat lain dalam satu daerah kota atau wilayah ibukota kabupaten atau dalam daerah khusus ibukota Jakarta dengan menggunakan mobil bus umum atau mobil penumpang umum yang terikat dalam trayek.

2.7 Jenis Angkutan

Bedasarkan keputusan Menteri Perhubungan No 35 tahun 2003 pasal 1 ayat 17,18 dan 19, jenis angkutan dapat dibagi dalam tiga jenis, yaitu : 2.7.1 Bus Besar Bus besar, adalah kendaraan bermotor dengan kapasitas lebih dari 28 dengan ukuran dan jarak antar tempat duduk normal tidak termasuk tempat duduk pengemudi dengan panjang kendaraan lebih dari 9 meter. 24

2.7.2 Bus Sedang

Bus sedang adalah kendaraan bermotor dengan kapasitas 16 sd 28 dengan ukuran dan jarak antar tempat duduk normal tidak termasuk tempat duduk pengemudi dengan panjang kendaraan lebih dari 6,5 sampai dengan 9 meter.

2.7.3 Bus Kecil

Bus kecil adalah kendaraan bermotor dengan kapasitas 9 sd 16 dengan ukuran dan jarak antar tempat duduk normal tidak termasuk tempat duduk pengemudi dengan panjang kendaraan 4-6,5 meter.

2.8 Jaringan Trayek

Menurut keputusan Menteri Perhubungan No 35 tahun 2003 pasal 1 ayat 5 jaringan trayek adalah kumpulan dari trayek-trayek yang menjadi satu kesatuan jaringan pelayanan angkutan orang. 2.8.1 Trayek Menurut Menurut keputusan Menteri Perhubungan No 35 tahun 2003 pasal 1 ayat 4. Trayek adalah lintasan kendaraan umum untuk pelayanan jasa angkutan orang dengan mobil bus, yang mempunyai asal dan tujuan perjalanan tetap, lintasan tetap dan jadwal tetap maupun tidak terjadwal.

2.8.2 Terminal

Menurut keputusan Menteri Perhubungan No 35 tahun 2003 pasal 1 ayat 4, terminal adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan 25 memuat dan menurunkan orang danatau barang serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum, yang merupakan salah satu wujud simpul jaringan transportasi.

2.9 Siklus Hidup Pengembangan Sistem

2.9.1 SDLC

System Development Life Cycle Pengembangan sistem adalah suatu pendekatan yang sangat rapi dan berurutan untuk membentuk sebuah sistem menjadi suatu kenyataan, diperlukan suatu metodologi untuk menyediakan suatu pengembangan sistem terstruktur, salah satunya SDLC System Development Life Cycle. SDLC System Development Life Cycle adalah sebuah metodologi terstruktur dalam membangun sebuah sistem, dimana siklus pengembangannya bedasarkan urutan fase fase yang ada, semua proses harus melewati fase demi fase pada proses pengembangannya. Setiap fase terdiri dari serangkaian langkah yang mengandalkan teknik - teknik yang menghasilkan sebuah produk. Langkah langkah dalam pengembangannya berjalan secara linier dari fase pertama berlanjut ke fase selanjutnya, namun dimungkinkanya kembali ke fase sebelumnya jika adanya perubahan sementara pada pengembangan. SDLC terdiri dari empat fase pokok yaitu : Turban, 2005:402 26 Perencanaan Analisis Desain Implementasi Kebutuhan Sistem Gambar 2.3 System Development Life Cycle Turban, 2005:402 Fase fase dalam SDLC : 1. Perencanaan Fase ini dimulai dengan mengidentifikasi sebuah kebutuhan bisnis yang belum terpenuhi. Meliputi peluang peluang yang mungkin akan diidentifikasi dengan membaca lingkungan. Apakah ada suatu masalah yang perlu dipecahkan dan sejauh mana batasan masalah itu akan dipecahkan. Pada fase ini mulai menggambarkan uji kelayakan organisasionalnya, kelayakan biayanya, rencana kerja dan siapa yang terlibat dalam pengembangan sistem tersebut. 27 2. Analisis Fase analisis seperti wawancara sebuah wartawan. Fase ini menanyakan dan menjawab pertanyaan – pertanyaan penting seperti siapa para pengguna sistem, apa yang dicapai oleh sistem dan dimana serta kapan sistem akan digunakan. Fase ini dimulai dengan pengembangan sebuah strategi analisis atau suatu rencana untuk memandu proyek. Jika sebelumnya sudah terdapat sistem yang sudah berjalan, maka sistem tersebut dianalisa dengan berbagai cara untuk mengarah ke sistem yang baru. Hal ini memimpin kepada pengumpulan informasi serta pengidentifikasiannya, kemudian pengembangan model proses dan sebuah model data. 3. Desain Fase desain menandai bagaimana sistem akan bekerja, mempertimbangkan semua detail perangkat keras, perangkat lunak, infrastruktur jaringan, antarmuka pengguna dan seterusnya. Pada fase ini, antarmuka pengguna, form, display, program dan laporan, database dan file sudah diterapkan. Pada fase ini juga sudah ditetapkan desain database dan file, sehingga menggambarkan spesifikasi sistem. 4. Implementasi Fase implementasi ini mulai mengkonstruksi semua hal yang sudah dibangun sebelumnya, konstruksinya bukan hanya melibatkan bagaimana sistem dibangun, tetapi juga mengujinya untuk 28 memverifikasi bahwa sistem bekerja sesuai yang direncanakan pada tahap sebelumnya. Perencanaan yang lebih baik dapat mendorong dan menghasilkan sebuah sistem dengan lebih sedikit bug.

2.10 Alat Perancangan

2.10.1 DFD

Data Flow Diagram Diagram alir data atau data flow diagram merupakan model dari sistem untuk menggambarkan pembagian sistem ke modul yang lebih kecil. Salah satu keuntungan menggunakan diagram alir data adalah memudahkan pemakai atau user yang kurang menguasai bidang komputer untuk mengerti sistem yang akan dikerjakan. Ladjamudin, 2005:64 1. Diagram Konteks Diagram konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem. Diagram konteks merupakan level tertinggi dari DFD yang menggambarkan seluruh input ke sistem atau output dari sistem. Ia akan memberi gambaran tentang keseluruhan sistem. Sistem dibatasi oleh boundary dapat digambarkan dengan garis putus. Dalam diagram konteks hanya ada satu proses. 2. Diagram NolZero Overview Diagram Diagram nol adalah diagram yang menggambarkan proses dari DFD. Diagram nol memberi pandangan secara menyeluruh mengenai sistem yang ditangani, menunjukkan tentang fungsi-fungsi utama 29 atau proses yang ada, aliran data, dan eksternal entity. Pada level ini sudah dimungkinkan adanya atau digambarkannya data store yang digunakan. 3. Diagram Rinci Level Diagram Diagram rinci adalah diagram yang menguraikan proses apa yang ada didalam diagram zero atau diagram level diatasnya.

2.10.1.1 Elemen Dasar Pada DFD

1. Kesatuan Luar External Entity Sesuatu yang berada di luar sistem, tetapi ia memberikan data ke dalam sistem atau memberikan data dari sistem. Disimbolkan dengan suatu kotak notasi. External entity tidak termasuk bagian dari sistem, bila sistem informasi dirancang untuk satu bagian Departemen maka bagian yang lain yang masih terkait menjadi external entity. Gambar 2.4 Contoh Entitas Luar 2. Arus Data Data Flow Arus data merupakan tempat mengalirnya informasi dan digambarkan dengan garis yang menghubungkan komponen dari sistem. Arus data ditunjukkan dengan arah panah dan garis diberi nama atas arus data yang mengalir. Arus data ini KEUANGAN 30 mengalir di antara proses, data store dan menunjukkan arus data dari data yang berupa masukan untuk sistem maupun proses sistem. Gambar 2.5 Contoh Arus Data 3. Proses Process Proses merupakan apa yang dikerjakan oleh sistem. Proses dapat mengolah data atau aliran data masuk menjadi aliran data ke luar. Proses berfungsi menstransformasikan satu atau beberapa data masukan menjadi satu atau beberapa data keluaran sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. Setiap proses memiliki satu atau beberapa masukan serta menghasilkan satu atau beberapa data keluaran. Gambar 2.6 Contoh Proses Process Daftar kehadiran

2.1 Pengolahan

KRS 31

2.10.2 Kamus Data

Kamus data adalah penyimpanan yang berisi deskripsi semua fakta elemen data yang digunakan dan yang mengalir di dalam Ladjamudin. 2005 : 70 2.10.3 STD State Transaction Diagram Alat yang digunakan untuk menggambarkan urutan dan variasi screen yang dapat terjadi selama satu sesi pengguna Whitten, 2004:419.

2.10.4 Basis Data

Kumpulan data non-redundant tanpa pengulangan yang terkait satu sama lainnya dinyatakan oleh atribut-atribut kunci dari tabel- tabelnyastruktur-struktur data dan relasi-relasi di dalam usaha membangun sebuah bangunan informasi yang penting. Dengan penggunaan basis data dalam sistem maka perubahan editing dan updating data dapat dilakukan tanpa mempengaruhi komponen-komponen lainnya di dalam sistem yang bersangkutan Prahasta : 2002,190.

2.10.4.1 Basis Data Spasial

Sekumpulan entitas baik yang memiliki lokasi atau posisi yang tetap maupun yang tidak tetap memiliki kecendrungan untuk berubah, bergerak atau berkembang. Tipe-tipe entitas spasial seperti ini memiliki properties topografi dasar yang meliputi lokasi, dimensi dan bentuk shape. Prahasta 2009:316. Penggunaan basisdata dalam SIG akan mendapatkan keuntungan-keuntungan seperti berikut: 32 1. Reduksi duplikasi data. 2. Kemudahan, kecepatan dan efisiensi akses data. 3. Penjagaan integritas data. 4. Menyebabkan data menjadi self-documented dan self-descriptive. 5. Meningkatkan faktor keamanan.

2.10.5 Normalisasi

Normalisasi adalah proses pengelompokan data kedalam bentuk tabel atau relasi file untuk menyatakan entitas dan hubungan mereka, sehingga terwujud satu bentuk database yang mudah untuk dimodifikasi. Berikut langkah - langkah dalam pembentukan normalisasi : Ladjamudin, 2005:176 Gambar 2.7 Langkah Langkah Dalam Normalisasi Ladjamudin 2005:176 UnnormalizedBentuk Tidak Normal Records masih memiliki elemen data berulang First Normal FormNF1Bentuk Normal Pertama Records masih memiliki elemen data berulang Second Normal Form2NFBentuk Normal Kedua Semua atribut nonkey memiliki ketergantungan fungsional sepenuhnya terhadap primary key Third Normal Form3NFBentuk Normal Ketiga Semua atribut nonkey memliki ketergantungan fungsional sepenuhnya terhadap primary key dan saling tidak tergantung terhadap sesame atribut nonkey Boyce-Codd Normal Form BCNF 33 1. Bentuk Tidak Normal Unnormalized Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan direkam, tidak ada keharusan mengikuti format tertentu, dapat saja data tidak lengkap atau terduplikasi. Data apa adanya sesuai dengan saat diinput. 2. Bentuk Normal Ke Satu 1-NF First Normal Fom Pada tahap ini dilakukan penghilangan beberapa group elemen yang berulang agar menjadi satu harga tunggal yang berinteraksi diantara setiap baris pada suatu tabel. Syarat normal kesatu adalah Setiap data dibentuk dalam flat file, data dibentuk dalam satu record demi satu record nilai dari field dan telah ditentukannya primary key untuk tabel tersebut 3. Bentuk Normal Ke Dua 2-NF Second Normal Form Pada tahap ini bentuk data harus memenuhi bentuk normal kesatu dan attribute bukan kunci haruslah memiliki ketergantungan fungsional sepenuhnya pada kunci utama primary key 4. Bentuk Normal Ke Tiga 3-NF Third Normal Form Pada tahap ini bentuk data harus memenuhi bentuk data normal kedua dan atribut bukan kunci pada satu relasi hanya memilki ketergantungan fungsional terhadap kunci utama primary key di relasi itu saja. 5. Boyce- Codd Normal Form BCNF Pada tahap ini tidak mengharuskan suatu relasi harus sudah dalam bentuk normal ketiga3-NF, baru bisa dibuatkan ke dalam BCNF. Oleh karena itu kita hanya perlu mengidentifikasi seluruh 34 determinan yang ada, dan pastikan determinan tersebut adalah candidate key. Bisa dikatakan BCNF lebih baik dari 3NF, setiap relasi dalam BCNF juga merupakan relasi dalam 3-NF, tetapi tidak sebaliknya.

2.10.6 Diagram Entity Relationship ERD

Model entity relationship ER pertama kali diperkenalkan oleh Charles Bachman pada tahun 1969-an. Kemudian, diagram yang juga mendeskripsikan stuktur data ini dipopulerkan oleh Pin-Shan Peter Chen pada tahun 1976. Pada saat ini, diagram ERD yang telah berisi komponen- komponen entity set representasi tabel dan relationship set yang masing- masing dilengkapi dengan atribut-atribut yang mempresentasikan seluruh fakta dari sebagian dunia nyata dapat digambarkan lebih baik dan sistematis. Pada Prahasta, 2009:172

2.10.6.1 Spasial Diagram Entity Relationship ERD

Dunia SIG dan perkembanganya menjadinya permodelan dalam perancangan entity-relationship spasial dikembangkan lebih lanjut untuk memenuhi keunikan basis data spasilanya. Dengan melibatkan dunia SIG dan basis data spasial, dibutuhkan feature baru dalam permodelan entity relationshipnya sehingga memenuhi pemahaman konspetualnya dan dimensi spasialnya, seperti yang digambarkan berikut : Prahasta, 2009:185 35 Gambar 2.8 Contoh Tampilan Entity Set Spasial Keterangan dalam membangun entity set spasial : 1. Pada umumnya simbol kotak dalam membangun entity set spasial adalah kumpulan bentuk secara menyeluruh menggambarkan layer spasial berikut atributnya. 2. Naman entity set dapat diganti dengan nama yang sebenarnya, sebagai contoh persil atau buffer. 3. Tipe unsur spasial harus diisi dengan keterangan spasial yang digunakan yakni polygon, line atau point. 4. Informasi kordinat diisi dengan informasi sistem kordinat yang digunakan entitiy set, proyeksi peta dan satuannya. Namun jika tidak diperlukan boleh dikosongkan. Tipe unsur spasial Indikator topologi Indikator kordinat Tipe Unsur XY T Nama entity Set Tabel 1 Atribut 2 Atribut 36 5. Informasi topologi boleh digunakan dengan informasi topologi yang sebenarnya pada entity set. 6. Tabel diisi dengan kumpulan atribut- atribut yang sesuai dengan bentuk fisik tabel data yang ada.

2.11 Perangkat Lunak SIG

Empat komponen utama SIG diantaranya adalah perangkat lunak, karena setiap pengolahan data tersebut tidak lepas dari peranan perangkat lunak. Perangkat lunak yang digunakan dalam pengolahan data SIG haruslah merupakan alat tool yang mudah digunakan, dan memungkinkan melakukan organisasi, menyusun maintain, menggambarkan, dan menganalisis peta atau informasi spasial. Perangkat lunak yang digunakan juga biasanya dapat bekerja dengan data tabular, citra, textfile, data spreadsheet dan data grafik. Di samping itu perangkat lunak yang digunakan juga dapat melakukan komunikasi dengan produk perangkat lunak lain, di mana kita dapat mengganti meng-exchange data tanpa melakukan konversi convert, dan tanpa meninggalkan atau keluar dari perangkat lunak itu sendiri. Perangkat lunak yang mendukung SIG dalam proses pengolahannya antara lain ArcView, Map Info dan ARCGIS. Prahasta,2002: 63. 37

2.12 Perangkat Lunak Berbasis

Web Perangkat lunak Berbasis web atau Sistem berbasis web adalah aplikasi atau layanan yang berada dalam server dan dapat diakses dengan menggunakan penjelajah web, dan karenanya dapat diakses dimana saja melalui internet. Satu satunya piranti lunak sisi klien yang dibutuhkan untuk menjalankan dan aplikasi berbasis web adalah lingkungan aplikasi yang mendukung penjelajah web, yaitu browser dan berbagai aplikasi tersebut harus sesuai dengan protocol internetnya Turban, 2006:69

2.12.1 Perangkat Lunak

Perangkat lunak adalah instruksi langsung komputer untuk melakukan pekerjaan dan dapat ditemukan di setiap aspek kehidupan modern dari aplikasi yang kritis untuk tetap hidup life critical. Contoh perangkat lunak seperti perangkat hiburan, pemantauan medis dan pembangkit listrik. Perangkat lunak berisi jutaan kode yang diharapkan dapat melakukan pekerjaan atau instruksi dengan baik dalam menghadapi perubahan kondisi. Semua perangkat lunak juga membutuhkan kehandalan dalam penggunaannya dan bersifat ekonomis. Simarmata, 2010: 1

2.12.2 Web

Web adalah sistem dengan standar yang diterima secara universal untuk menyimpan, menelusuri , memformat dan menampilkan informasi melalui arsitektur clientserver. web bisa menerima semua jenis informasi digital, termasuk teks, hypermedia, grafis dan suara. web menggunakan antarmuka pengguna grafis, sehingga sangat mudah digunakan. Teknologi 38 world wide web yang diciptakan oleh Tiimothy Berners Lee pada tahun 1989. Turban, 2006:680

2.12.3 Browser

Browser sebuah aplikasi piranti lunak yang menyediakan tampilan grafis yang memungkinkan pengguna untuk menunjuk dan mengklik bagian yang diinginkan di web. Proses ini disebut berselancar surfing.Browser web menjadi sarana akses universal karena mengirimkan antarmuka yang sama pada semua sistem operasi yang dijalankan. Dua browser utama adalah Internet explore dan Microsoft dan Netscape navigator.Turban, 2006:681

2.13 Perangkat Lunak

WebGIS Program aplikasi ini digunakan untuk membuat WebGIS yang dapat menampilkan data vektor dan raster di internet. Program aplikasi yang digunakan berbasis java, dapat menghasilkan interface yang interaktif pada web browser, dapat bekerja dengan multi layer, peta tematik, mendukung hyperlink dan juga data atribut. Program aplikasi ini bersifat open source, dibangun dengan menggunakan bahasa Java dan dikemas dalam Applet sebagai penghubung antara HTML Hypertext Markup Language, bahasa pembangun halaman web dan proses di dalam Applets digunakan bahasa XML Extensible Markup Language. Salah satu aplikasi pendukung WebGIS ini adalah ALOV Map Sanjaya, 2004: 3.

2.13.1 ALOV

ALOV map adalah sebuah perangkat lunak WebGis yang digunakan untuk publikasi data vektor dan raster di internet. Juga untuk 39 menampilkan peta interaktif pada web browser. ALOV mendukung arsitektur penyajian yang cukup kompleks, navigasi yang baik dan dapat bekerja pada multi layer peta – peta tematik, mendukung taut hyperlink dan juga data atribut. ALOV adalah sebuah hasil proyek kerjasama antara ALOV software www.alovsoft.com dan Archeological Computing Laboratory, University Of Sidney, Australia. ALOV mendukung representasi data data SIG ke dalam web yang berformat Shapefile SHP, Mapinfo MIF, SQL Database, dan GIF serta JPEG dengan bantuan extension kordinat. Sanjaya, 2004: 2.

2.14 Sistem Informasi Geografis Berbasis

Web WebGIS WebGIS merupakan sebuah web mapping, web mapping yang dimaksud dalam WebGIS bukan pemetaan internet, dan berarti tidak hanya menampilkan peta yang berupa gambar statis kedalam situs internet namun dapat berinteraksi dengan user. WebGIS dapat didefinisikan sebagai suatu sistem yang kompleks yang dapat diakses di internet, untuk mengakuisisi, menyimpan, mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisis dan menampilkan data tanpa memerlukan perangkat lunak SIG. Web mapping bukanlah memindahkan aplikasi GIS desktop ke dalam bentuk web -based walaupun memungkinkan untuk itu. Pengguna internet berasal dari berbagai kalangan dengan berbagai kemampuan atas GIS, dari yang tidak tahu sampai ahli. Web mapping memanfaatkan fungsi interaktifitas yang ada pada