Pengertian dan Peranan Air .Pengobatan dan Pencegahan

akan mengalami hidrasi dan hidup kembali secara vegetatif untuk membentuk koloni Susilowarno et al, 2002. 2.3 Coliform 2.3.1. Definisi Coliform Coliform merupakan suatu kelompok bakteri yang digunakan sebagai indikator sanitasi air dan produk bahan makanan seperti daging, susu, telur dan bahan makanan olahan lainya. Adanya bakteri Coliform di dalam makanan atau minuman menunjukkan kemungkinan adanya mikroorganisme yang berbahaya bagi kesehatan. Gangguan yang ditimbulkan pada manusia adalah mual, nyeri perut, muntah, diare, tinja darah, demam tinggi bahkan pada beberapa kasus bisa kejang dan kekurangan cairan atau dehidrasi. Bakteri Coliform dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu: 1. Bakteri Coliform golongan fekal, misalnya Escherichia coli. 2. Bakteri Coliform golongan non fekal, misalnya Enterobacter aerogenes. Escherichia coli merupakan bakteri yang berasal dari tinja manusia atau hewan sedangkan Enterobacter aerogenes biasanya ditemukan pada hewan atau tanaman-tanaman yang telah mati Rhiyan, 2012. Berbagai metode untuk mengidentifikasi bakteri patogen di dalam air telah dikembangkan. Akan tetapi, penentuan semua jenis bakteri patogen ini membutuhkan waktu dan biaya yang besar, sehingga penentuan kelompok bakteri Coliform dianggap sudah cukup baik dalam menilai tingkat kualitas air. Escherichia coli adalah salah satu bakteri Coliform berbahaya yang ditemukan dalam tinja manusia dan hewan. Selain Escheriachia coli, bakteri patogen juga terdapat dalam tinja. Keberadaan Escherichia coli di perairan secara berlimpah menggambarkan bahwa perairan tersebut tercemar oleh tinja manusia atau hewan, yang mungkin juga disertai dengan cemaran bakteri patogen. Penentuan bakteri Coliform sebagai indikator adanya pencemaran tinja pertama kali dilakukan di Amerika Serikat pada tahun 1914 Effendi, 2003.

2.3.2. Klasifikasi Coliform Tabel 2.1: Famili, Genera dan Species Beberapa Coliform Umum

Famili Genera Species Enterobacteriaceae Escherichia Escherichia coli E.coli Klebsiella Klebsiella pneumonia K.pneumonia Enterobacter Enterobacter aerogenus E.aerogenus Citobacter Citobacter freundii C.freundii Sumber: National Health and Medical Research Council, Australian Government Tabel 2.2: Distribusi Bakteri Coliform Total Dalam Tinja Manusia dan Hewan Jenis sampel 0f Total Coliform E.coli Klebsiella spp. Enterobacteri Citrobacter spp. Tinja Manusia 96.8 94.1 1.5 1.7 5.9 Tinja Hewan 94 92.6 2 4 7.4 Sumber: National Health and Medical Research Council, Australian Government . Tabel 2.3: Pensyaratan Kualitas Air Secara Mikrobiologis Parameter Satuan Kadar maksimum yang diperbolehkan Sumber: Kusnaedi, 2010. A Air minum E.coli atau fecal coli Jumlah per 100ml sampel B Air yang masuk system distribusi E.coli atau fecal coli Jumlah per 100ml sampel Total bakteri Coliform Jumlah per 100ml sampel C Air pada system distribusi E.coli atau fecal coli Jumlah per 100ml sampel Total bakteri Coliform Jumlah per 100ml sampel 2.4. Escherichia Coli 2.4.1. Definisi Escherichia coli Lebih dari 100 tahun yang lalu, ilmuwan menemukan bahwa tinja manusia mengandungi bakteri yang jika hadir dalam air, menunjukkan bahwa air tidak aman untuk diminum. Theodor Escherich pada tahun 1885 mengamati 2 jenis organisme hadir dalam tinja, salah satunya ia menamai bacterium coli yang sekarang disebut Escherichia coli dan konsep bahwa kehadiran bacterium coli dalam air menyiratkan pencemaran air siap diadopsi. Escherichia coli adalah salah satu bakteri yang tergolong dalam bakteri Coliform dan hidup secara normal di dalam tinja manusia maupun hewan, oleh karena itu disebut juga Coliform fekal. Bakteri Coliform lainnya berasal dari hewan dan tanaman mati disebut Coliform non fekal. Escherichia coli adalah bakteri bersifat gram negatif, berbentuk batang dan tidak membentuk spora National Health and Medical Research Council, 2003.

2.4.2. Ciri-ciri Escherichia coli

Bakteri berbentuk batang kecil coccobacil, gram negatif, ukuran 0,4-0,7 µm x 1.4 µm, sebagian besar gerak positif dan beberapa strain mempunyai kapsul. Escherichia coli merupakan flora normal saluran pencernaan dan merupakan salah satu bakteri yang menghasilkan indol positif dan tergolong bakteri yang cepat meragi laktosa Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta, 2012. Escherichia coli mempunyai beberapa antigen, yaitu Antigen O somatik yang bersifat tahan panas atau termostabil, dan terdiri dari lipopolisakarida yang mengandung glukosamin dan terdapat pada dinding sel bakteri gram negatif. Seterusnya adalah Antigen H flagel yang bersifat tidak tahan panas atau termolabil dan akan rusak pada suhu 100 o C. Akhirnya Antigen K kapsul, antigen ini terdapat pada permukaan luar bakteri, terdiri dari lipopolisakarida dan bersifat tidak tahan panas Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta, 2012. Pada Escherichia coli paling tidak terdapat dua tipe fimbria yaitu tipe manosa sensitif pili dan tipe manosa resisten CFAs I dan II. Kedua tipe fimbria ini penting sebagai kolonisasi faktor, yaitu untuk perlekatan sel bakteri pada sel atau jaringan tuan rumah. Misalnya, antigen CFAs I dan II melekatkan Entero phatogenic Escherichia coli EPEC pada sel epitel usus hewan Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta, 2012. Pada Escherichia coli terdapat 2 macam enterotoksin yang telah berhasil diisolasi dari Escherichia coli yaitu toksin LT termolabil dan toksin ST termostabil. Produksi kedua macam toksin diatur oleh plasmid yang mampu pindah dari satu sel bakteri ke sel bakteri lainnya. Toksin LT bekerja merangsang enzim adenil siklase yang terdapat di dalam sel epitel mukosa usus halus dan berakhir dengan diare. Toksin LT adalah asam amino, mempunyai satu atau lebih sulfida, yang penting untuk mengatur stabilitas pH dan suhu. Toksin ST bekerja dengan cara mengaktivasi enzim guanilat siklase menghasilkan siklik guanosin monofosfat, menyebabkan gangguan penyerapan klorida dan natrium, selain itu toksin ST menurunkan motilitas usus halus Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta, 2012. Gambar 2.2: Menunjukan Escherichia coli. Sumber: ww w .niaid.nih.gov

2.4.3. Klasifikasi Escherichia coli

Klasifikasi Ilmiah Kingdom : Bacteria Phylum : Proteobacteria Class : Gamma Proteobacteria Ordo : Eubacteriales Family : Enterobacteriaceae Genus : Escherichia Species : Escherichia coli Tabel 2.4: Klasifikasi Keempat Galur Escherichia coli Galur Tempat Infeksi Penyakit Mekanisme Patogen Entero Toksigenic Escherichia coli ETEC Usus Kecil Traveller’s diarrehea, tinja berair, kram perut, mual, subfebris Enterotoksin LT dan ST Entero Invasif Escherichia coli EIEC Usus Besar Shigella-like diarrehea, Tinja berair-berdarah- berlendir, kram perut, dan demam. Invasi dan destruksi jaringan sel epitel Entero Pathogenic Escherichia coli EPEC Usus kecil Diare infantile, mirip salmonellosis dengan demam, mual dan muntah Perlengketan dan perusakan sel epitel Entero Haemorrhagic Escherichia coli EHEC Usus besar Kolitis hemoragik, nyeri perut hebat, diare berair dilanjutkan dengan pengeluaran banyak darah Verotoksin sitotoksin SLT I dan II Sumber: Buku Ajar Ilmu Gizi: Keracunan Makanan, 2009.

1. Entero Toxigenic Escherichia coli ETEC

Golongan pertama disebut Entero Toxigenic Escherichia coli ETEC adalah nama yang diberikan kepada sekelompok Escherichia coli yang menghasilkan racun khusus yang merangsang lapisan usus untuk mengeluarkan cairan yang berlebihan, sehingga menghasilkan diare. ETEC pertama kali diakui sebagai penyebab penyakit diare manusia pada tahun 1960. Ini telah muncul sebagai bakteri penyebab utama diare di negara berkembang. Setiap tahun, sekitar 210 juta kasus dan 380.000 kematian terjadi, terutama pada anak-anak, menurut Center for Disease Control CDC, ETEC merupakan penyebab paling umum dari traveller’s diarrehea dan anak-anak di negara maju, seperti Amerika Serikat. Infeksi ETEC dapat menyebabkan diare berair dan kram perut. Strain bakteri ini mengeluarkan toksin LT dan ST. Faktor-faktor permukaan untuk perlekatan sel bakteri pada mukosa sel usus penting di dalam patogenesis diare, karena bakteri harus melekat pada sel epitel mukosa usus sebelum bakteri mengeluarkan toksin. Demam, mual tanpa muntah, mengigil, kehilangan nafsu makan, sakit kepala, nyeri otot dan kembung juga dapat terjadi tetapi kurang umum. Penyakit berkembang 1-3 hari setelah terkena dan biasanya berlangsung 3-4 hari. Beberapa infeksi mungkin memakan waktu 1 minggu atau lebih untuk menyelesaikan. Gejala jarang berlangsung lebih dari 3 minggu. Kebanyakan pasien sembuh dengan langkah-langkah dukungan dan tidak memerlukan rawat inap atau antibiotik.

2. Entero Invasif Escherichia coli EIEC

Menurut CDC, golongan kedua disebut Entero Invasif Escherichia coli EIEC, dimana sel-sel Escherichia coli mampu menembus dinding usus dan menimbulkan kolitis radang usus besar atau gejala seperti disentri. Bakteri menginvasi sel mukosa, menimbulkan kerusakan sel dan terlepasnya lapisan mukosa. Ciri khas diare yang disebabkan oleh strain EIEC adalah tinja mengandung darah, mukosa dan nanah. Waktu inkubasi 8-44 jam rata-rata 26 jam dengan gejala demam, sakit kepala, kejang perut dan diare berdarah.

3. Entero Pathogenic Escherichia coli EPEC

Menurut CDC, golongan ketiga disebut Entero Pathogenic Escherichia coli EPEC merupakan bakteri penyebab diare persisten yang dapat berlangsung 2 minggu atau lebih. Menyebar ke manusia melalui kontak dengan air yang terkontaminasi atau hewan yang terinfeksi dan umum di negara-negara berkembang. Di negara-negara industri, frekuensi organisme ini mengalami penurunan, tetapi mereka terus menjadi penyebab penting diare. 4. Entero Haemorrhagic Escherichia Coli EHEC Menurut World Health Organization WHO, golongan keempat disebut Entero Haemorrhagic Escherichia coli EHEC merupakan bakteri yang dapat menyebabkan diare berdarah. Sumber utama adalah produk mentah atau daging sapi kurang matang, susu mentah dan kontaminasi tinja dalam sayuran. Dalam kebanyakan kasus, gejala penyakit yang disebabkan oleh EHEC termasuk kram perut dan diare yang mungkin dalam beberapa kasus berkembang menjadi diare berdarah. Demam dan muntah juga dapat terjadi. Masa inkubasi dapat berkisar dari 3-8 hari, dengan rata-rata 3-4 hari. Kebanyakan pasien sembuh dalam waktu 10 hari, tetapi pada sebagian kecil pasien terutama anak-anak muda dan orang tua, infeksi dapat menyebabkan penyakit yang mengancam jiwa, seperti sindroma uremik hemolitik SUH, SUH ditandai dengan gagal ginjal, anemia hemolitik akut dan trombositopenia. EHEC adalah peka terhadap panas. Dalam menyiapkan makanan di rumah, pastikan untuk mengikuti praktek- praktek kebersihan makanan dasar seperti memasak secara menyeluruh sampai semua bagian mencapai suhu 70 o C atau lebih tinggi

2.5 .Pengobatan dan Pencegahan

Menurut Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta 2012, Escherichia coli yang diisolasi dari infeksi di dalam masyarakat biasanya sensitif terhadap obat-obatan anti mikroba yang digunakan untuk organisme gram negatif, meskipun juga terdapat strain-strain resisten, terutama pada pasien dengan riwayat pengobatan antimikroba sebelumnya. Berbagai cara dapat digunakan untuk mencegah diare termasuk konsumsi setiap hari substansi bismuth subsalisilat tidak aktifkan Escherichia coli enterotoksin invitro dan dosis teratur tetrasiklin atau obat anti mikrobia lain untuk periode tertentu. Karena tidak ada satupun metode yang baik atau tidak mempunyai efek samping, maka dianjurkan untuk memperhatikan makanan dan minuman di area dimana sanitasi lingkungan kurang baik dan pengobatan yang tepat misalnya ciprofloxacin dan trimethoprim sulfamethoxazole dilakukan untuk profilaksis. Pada pasien-pasien dengan diare, perlu dijaga keseimbangan cairan dan elektrolitnya. Pencegahan infeksi memerlukan tindakan pengendalian pada semua tahap rantai makanan, dari produksi pertanian untuk pengolahan, manufaktur dan persiapan makanan di kedua perusahan komersial dan dapur rumah tangga. Tidak ada vaksin atau obat yang dapat melindung dari Escherichia coli. Meskipun peneliti sedang menyelidiki potensi vaksin, untuk mengurangi kesempatan terkena Escherichia coli. Hindari makanan berisiko dan hati-hati karena bisa tejadi kontaminasi silang. Berdasarkan Mayo Foundation for Medical Education and Research 2011, pencegahan dapat dibagi ke 2 kelompok: a Hindari makanan yang berisiko. b Hindari kontaminasi silang. Hindari makanan yang berisiko: 1. Hindari hamburger merah muda. Daging, terutama jika panggang, cenderung coklat sebelum benar-benar matang. Jadi gunakan thermometer daging untuk memastikan daging yang dipanaskan sampai setidaknya 71 o C pada titik paling tebal. 2. Minum susu dan jus yang di pasteurisasi. Setiap kotak jus atau botol disimpan pada suhu kamar, kemungkinan akan di pasteurirasi, bahkan jika label tidak mengatakan demikian. 3. Cuci bahan mentah secara menyeluruh. Meskipun mencuci bahan mentah tidak akan selalu menyingkir semua Escherichia coli, terutama pada sayuran hijau, yang menyediakan banyak tempat bagi bakteri untuk menempel. Hindari kontaminasi silang: 1. Cuci peralatan. Gunakan air sabun panas pada pisau, meja dan papan memotong sebelum dan sesudah kontak dengan produk segar atau daging mentah. 2. Makanan mentah di pisah dari makanan lain. Ini termasuk menggunakan papan memotong berasing untuk memotong daging mentah dan makanan seperti sayuran dan buah-buahan. 3. Cuci tangan setelah dan sebelum menyiapkan makanan, menggunakan kamar mandi atau mengganti popok. Pastikan juga anak-anak mencuci tangan mereka sebelum makan dan juga setelah kontak dengan hewan.

2.6. Perhitungan Nilai MPN

Untuk mengetahui jumlah koliform di dalam contoh digunakan metode Most Probable Number MPN . Pemeriksaan kehadiran bakteri coli dari air dilakukan berdasarkan penggunaan medium kaldu laktosa yang ditempatkan di dalam tabung reaksi berisi tabung durham tabung kecil yang letaknya terbalik, digunakan untuk menangkap gas yang terjadi akibat fermentasi laktosa menjadi asam dan gas. Tergantung kepada kepentingan, ada yang menggunakan sistem 3- 3-3 3 tabung untuk 10 ml, 3 tabung untuk 1,0 ml, 3 tabung untuk 0,1 ml atau 5-5-5 Prasetyo, 2009. Metode penentuan angka mikroorganisme dengan metode Angka Paling Mungkin di gunakan luas di lingkungan sanitasi untuk menentukan jumlah kuman Coliform di dalam air, susu, dan makanan lainnya. Metode ini adalah metode statistik didasarkan pada teori kemungkinan. Serangkaian sampel diencerkan sampai titik akhir dimana tidak ada mikroorganisme hidup. Untuk mendapatkan titik akhir, serangkaian pengenceran di biakkan di dalam media pertumbuhan yang cocok dan perkembangan atau perubahan sifat-sifat yang mudah di amati seperti pembentukan asam, atau kekeruhan di pakai untuk mengetahui adanya pertumbuhan bakteri. Pertumbuhan bakteri pada masing-masing tabung di sesuaikan dengan tabel indeks MPN untuk menentukan konsentrasi mikroorganisme di dalam sampel asli. Dan batas kepercayaan 95 untuk berbagai kombinasi hasil positif dan negatif pada penggunaan 3 tabung 10ml, 3 tabung 1ml, dan 3 tabung 0,1mlWidyanti dan Ristianti, 2004.. Uji kualitatif koliform secara lengkap terdiri dari 3 tahap yaitu 1 Uji penduga presumptive test, 2 Uji penguat confirmed test dan Uji pelengkap completed test. Uji penduga juga merupakan uji kuantitatif koliform menggunakan metode MPN Widyanti dan Ristianti, 2004.

2.6.1 Uji penduga presumptive test

Merupakan tes pendahuluan tentang ada tidaknya kehadiran bakteri koliform berdasarkan terbentuknya asam dan gas disebabkan karena fermentasi laktosa oleh bakteri golongan koli. Terbentuknya asam dilihat dari kekeruhan pada media laktosa, dan gas yang dihasilkan dapat dilihat dalam tabung Durham berupa gelembung udara. Tabung dinyatakan positif jika terbentuk gas sebanyak 10 atau lebih dari volume di dalam tabung Durham. Banyaknya kandungan bakteri Escherichia coli dapat dilihat dengan menghitung tabung yang menunjukkan reaksi positif terbentuk asam dan gas dan dibandingkan dengan tabel MPN. Metode MPN dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam contoh yang berbentuk cair. Bila inkubasi 1 x 24 jam hasilnya negatif, maka dilanjutkan dengan inkubasi 2 x 24 jam pada suhu 350C. Jika dalam waktu 2 x 24 jam tidak terbentuk gas dalam tabung Durham, dihitung sebagai hasil negatif. Jumlah tabung yang positif dihitung pada masing-masing seri. MPN penduga dapat dihitung dengan melihat tabel MPN Widyanti dan Ristianti, 2004.

2.6.2 Uji Penegas confirmative test

Hasil uji dugaan dilanjutkan dengan uji ketetapanpenegasan. Ada 2 cara untuk melakukan uji ini yaitu: 1. Uji dapat dilakukan seperti pada uji pendugaan, hanya di dalam media perlu ditambahkan zat warna hijau berlian media BGLB. Kepada medium ini kemudian dinokulasikan sejumlah ml air yang mengandung bakteri yang menghasilkan gas. Hijau berlian berguna untuk menghambat pertumbuhan gram positif dan menggiatkan pertumbuhan bakteri golongan kolon. Untuk membedakan bakteri golongan coli dari bakteri golongan coli fecal berasal dari tinja hewan berdarah panas, pekerjaan dibuat Duplo, dimana satu seri diinkubasi pada pada suhu 37 C untuk golongan coli dan satu seri diinkubasi pada suhu 44 C untuk golongan coli fecal. Bakteri golongan koli tidak dapat tumbuh dengan baik pada suhu 44 C, sedangkan golongan koli fekal dapat tumbuh dengan baik pada suhu 44 C. 2. Menginokulasikan air yang menghasilkan gas ke dalam cawan petri berisi medium yang mengandung laktose dan eosin biru metilen atau laktose dan eosin biru metilen. Jika dalam 24 jam tumbuh koloni-koloni yang berinti dan mengkilap seperti logam maka tes ini positif.

2.6.3 Uji Pelengkap completed test

Uji kelengkapan ini kadang-kadang tidak dilakukan. Uji dilakukan dengan alasan demi kesempurnaan hasil percobaan. Pada uji ini diambil inokulum dari suatu kolon pada cawan petri uji konfirmasi cara 2. Inokulum dimasukkan ke dalam medium cair yang mengandung laktose dan dari inokulum tersebut dibuat gesekan pada agar-agar miring. Jika kemudian timbul gas dalam cairan laktose, lagipula pada agar-agar miring ditemukan basil-basil gram negatif yang berupa spora maka tes dinyatakan positif. Uji kelengkapan ini kembali meyakinkan hasil tes uji konfirmasi dengan mendeteksi sifat fermentatif dan pengamatan mikroskop terhadap ciri-ciri Coliform: berbentuk batang, Gram negatif, tidak-berspora. Jika pada uji penduga tidak menunjukkan adanya Coliform maka tidak perlu dilakukan uji pelengkap. Output metode MPN adalah nilai MPN. Nilai MPN adalah perkiraan jumlah unit tumbuh growth unit atau unit pembentuk-koloni colonyforming unit dalam sampel. Namun, pada umumnya, nilai MPN juga diartikan sebagai perkiraan jumlah individu bakteri. Satuan yang digunakan, umumnya per 100 mL atau per gram. Jadi misalnya terdapat nilai MPN 10g dalam sebuah sampel air, artinya dalam sampel air tersebut diperkirakan setidaknya mengandung 10 Coliform pada setiap gramnya. Makin kecil nilai MPN, maka air tersebut makin tinggi kualitasnya, dan makin layak minum. Metode MPN memiliki limit kepercayaan 95 persen sehingga pada setiap nilai MPN, terdapat jangkauan nilai MPN terendah dan nilai MPN tertinggi Ali Tamyis, 2008. 2.7. Identifikasi Bakteri 2.7.1 Pemeriksaan Mikroskopis 1. Pemeriksaan Langsung Pemeriksaan langsung digunakan untuk mengamati pergerakan, dan pembelahan secara biner, mengamati bentuk dan ukuran sel yang alami, yang pada saat mengalami fiksasi panas serta selama proses pewarnaan mengakibatkan beberapa perubahan. Cara yang paling baik adalah dengan membuat sediaan tetesan gantung. 2. Pewarnaan Teknik pewarnaan dikelompokkan menjadi beberapa tipe, berdasarkan respon sel bakteri terhadap zat pewarna dan sistem pewarnaan yang digunakan. a. Untuk pemisahan kelompok bakteri digunakan pewarnaan Gram, dan pewarnaan acidfasttahan asam untuk Mycobacterium. b. Untuk melihat struktur digunakan pewarnaan flagel, pewarnaan kapsul, pewarnaan spora, dan pewarnaan nukleus. Pewarnaan Neisser atau Albert digunakan untuk melihat granula metakromatik volutin bodies pada Corynebacterium diphtheriae. 3. Untuk semua prosedur pewarnaan mikrobiologis dibutuhkan pembuatan apusan lebih dahulu sebelum melaksanakan beberapa teknik pewarnaan yang spesifik. Caranya tidak sulit tetapi membutuhkan kehati-hatian dalam