2.2.2. Struktur Bakteri
Gambar 2.1: Menunjukan struktur bakteri.
Sumber: http:commons.wikimedia.orgwikiFile:Average_prokaryote_cell-_en.svg
1. Intinukleus: Badan inti tidak mempunyai dinding intimembrane inti. Di
dalamnya terdapat benang DNA yang panjangnya kira-kira 1mm.
2. Sitoplasma: Tidak mempunyai mitokondria atau kloroplast sehingga enzim
– enzim untuk transport electron bekerja di membrane sel. 3.
Membran Sitoplasma: Terdiri dari fosfolipid dan protein. Berfungsi
sebagai transport bahan makanan, tempat transport electron, biosintesis DNA, dan kemotaktik. Terdapat mesosom yang berperan dalam
pembelahan sel. 4.
Dinding sel: Terdiri dari lapisan peptidoglikan, berfungsi untuk menjaga
tekanan osmotik, pembelahan sel, biosintesis, determinan dari antigen permukaan bakteri. Pada bakteri Gram-negatif, salah satu lapisan dinding
sel mempunyai aktivitas endotoksin yang tidak spesifik, yaitu
lipopolisakarida yang bersifat toksik. 5.
Kapsul: Disintesis dari polimer ekstrasel yang berkondensasi dan
membentuk lapisan di sekeliling sel, sehingga bakteri lebih tahan terhadap
efek fagositosis.
6. Flagel: Berbentuk seperti benang, yang terdiri dari protein berukuran 12-30
nanometer. Flagel adalah alat pergerakan. Protein dari flagel disebut
flagelin. 7.
Pilifimbriae: Berperan dalam adhesi bakteri dengan sel tubuh hospes dan konjugasi 2 bakteri.
8. Endospora: Beberapa genus dapat membentuk endospora. Bakteri-bakteri
ini mengadakan diferensiasi membentuk spora bila keadaan lingkungannya menjadi jelek, misalnya bila medium sekitar kekurangan nutrisi. Spora
bersifat sangat resisten terhadap panas, kekeringan dan zat kimiawi. Bila kondisi lingkungan telah baik, spora dapat kembali melakukan germinasi
dan memproduksi sel vegetatif Yulika, 2009. 2.2.3. Ciri-ciri Bakteri
1. Uniselular bersel tunggal, prokariotik tidak mempunyai membran inti
atau membran. 2.
Ukuranya sangat kecil, lebar 0,5–1,0 milimikron dan panjang 1,0–6,0 milimikron, tetapi ada bakteri yang berukuran 100 mikron.
3. Hidupnya ada yang soliter secara sendiri-sendiri dan ada yang koloni
berkelompok, ada yang bersimbiosis, parasit, dan saprofitik. 4.
Pada umumnya tidak mempunyai kloroplas, kecuali bakterioklorofil dan bakteriopurpurin.
5. Berkembang biak secara vegetatif dengan pembelahan binner dan generatif
paraseksual dengan konjugasi, transformasi dan transduksi. 6.
Hidupnya kosmopolit, artinya bakteri dapat hidup dan ditemukan dimana saja. Akan tetapi, dalam kondisi ekstrim bakteri akan membentuk
endospora. Pembentukkan endospora diawali dengan sel mulai
mereplikasikan DNAnya dan satu salinan DNAnya dikelilingi oleh dinding sel yang tebal dan kuat. Selanjutnya, dinding sebelah luar hancur, tetapi
endospora tetap bertahan hidup melewati segala jenis trauma yang meliputi kekurangan makanan dan air, panas atau dingin ekstrim, dan sebagian besar
racun. Jika linkungan sudah berubah menjadi normal kembali endospora
akan mengalami hidrasi dan hidup kembali secara vegetatif untuk membentuk koloni Susilowarno et al, 2002.
2.3 Coliform 2.3.1. Definisi Coliform
Coliform merupakan suatu kelompok bakteri yang digunakan sebagai indikator sanitasi air dan produk bahan makanan seperti daging, susu, telur dan
bahan makanan olahan lainya. Adanya bakteri Coliform di dalam makanan atau minuman menunjukkan kemungkinan adanya mikroorganisme yang berbahaya bagi
kesehatan. Gangguan yang ditimbulkan pada manusia adalah mual, nyeri perut, muntah, diare, tinja darah, demam tinggi bahkan pada beberapa kasus bisa kejang
dan kekurangan cairan atau dehidrasi. Bakteri Coliform dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu:
1. Bakteri Coliform golongan fekal, misalnya Escherichia coli.
2. Bakteri Coliform golongan non fekal, misalnya Enterobacter aerogenes.
Escherichia coli merupakan bakteri yang berasal dari tinja manusia atau hewan sedangkan Enterobacter aerogenes biasanya ditemukan pada hewan atau
tanaman-tanaman yang telah mati Rhiyan, 2012. Berbagai metode untuk mengidentifikasi bakteri patogen di dalam air telah
dikembangkan. Akan tetapi, penentuan semua jenis bakteri patogen ini membutuhkan waktu dan biaya yang besar, sehingga penentuan kelompok bakteri
Coliform dianggap sudah cukup baik dalam menilai tingkat kualitas air. Escherichia coli adalah salah satu bakteri Coliform berbahaya yang ditemukan dalam tinja
manusia dan hewan. Selain Escheriachia coli, bakteri patogen juga terdapat dalam tinja. Keberadaan Escherichia coli di perairan secara berlimpah menggambarkan
bahwa perairan tersebut tercemar oleh tinja manusia atau hewan, yang mungkin juga disertai dengan cemaran bakteri patogen. Penentuan bakteri Coliform sebagai
indikator adanya pencemaran tinja pertama kali dilakukan di Amerika Serikat pada tahun 1914 Effendi, 2003.