31 dengan seleranya agar menarik perhatian jemaat lainnya. Beberapa informan
merasa bangga jika diperhatikan dan dipandang tampan ataupun cantik oleh jemaat lainnya. Hal ini lah yang ingin diketahui peneliti untuk lebih mendalami
jemaat mengenai tren busana.
4.1.1 Sejarah Singkat GKPI
Gereja Kristen Protestan Indonesia GKPI berdiri pada tanggal 30 Agustus 1964 di Pematang Siantar, Sumatera Utara. Gereja ini adalah salah satu
anggota resmi Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia PGI. Kantor Pusat GKPI berkedudukan di Jl. Kapt. M.H. Sitorus No.13, Pematang Siantar,
Sumatera Utara, Indonesia. GKPI adalah gereja yang memisahkan diri dari Huria Kristen Batak Protestan atau HKBP karena adanya keinginan untuk adanya
pembaharuan di tubuh gereja HKBP pada awal tahun 1960-an. Untuk tujuan pembaharuan itu dibentuklah dewan patotahon atau dewan pembaharu.
Namun kesepakatan masih belum dapat dicapai sehingga perbedaan pendapat atau perselisihan antara lain berkaitan dengan hubungan
Gereja HKBP dengan Universitas Nommensen semakin besar. Pertikaian memuncak dalam Rapat atau Sinode Khusus yang dilangsungkan di Parapat,
Sumatera Utara tanggal 19 - 25 Juli 1964. Sebagian peserta Sinode mengundurkan diri. Lalu bersama sebagian
jemaat HKBP mendirikan gereja baru pada tanggal 30 Agustus 1964 di Pematangsiantar dan mengangkat Pdt.Dr. Andar Lumbantobing,
seorang dosen dan Ketua rektor Universitas HKBP Nommensen sebagai pimpinan Bishop dan Pdt.Dr. Sutan M. Hutagalung, juga dosen di Universitas
Universitas Sumatera Utara
32 HKBP Nommensen, sebagai Sekretaris Jenderal. Mereka memimpin GKPI hingga
tahun 1988. Jemaat-jemaat GKPI tersebar di sejumlah daerah di seluruh Indonesia.
Dalam struktur organisasi, GKPI dipimpin oleh seorang Bishop sebagai pimpinan tertinggi dan dibantu oleh seorang Sekretaris Jenderal Sekjen sebagai wakilnya.
Kedua pimpinan itu membawahi kepala-kepala Biro Biro IIII, Majelis Pusat dan pendeta-pendeta yang berkedudukan di jemaat.
Dalam menjalankan tugasnya, Pimpinan Pusat bertanggung jawab sepenuhnya kepada Majelis Pusat, yang terdiri dari kalangan pendeta dan warga
jemaat biasa. Struktur ini mutlak berlaku dan diperbaharui dalam sinode Am XI 1993 di Medan, Sumatera Utara. Berikut adalah visi, misi, dan motivasi GKPI:
1. Visi GKPI :
GKPI sebagai tubuh Kristus, yang memiliki kerohanian berkualitas, dan berperan memberitakan Kabar Baik bagi pembaruan gereja dan masyarakat
di Indonesia. 2.
Misi GKPI : GKPI sebagai tubuh Kristus, menjalankan lebih sungguh-sungguh tri-tugas
gereja Apostolat, Pastorat, dan Diakonat yang menunjukkan bahwa Tuhan itu baik bagi semua orang, sebagai jawaban dan jalan keluar terhadap berbagai
masalah mendasar yang dihadapi umat kristiani pada khususnya dan seluruh bangsa dan masyarakat di Indonesia pada umumnya dewasa ini.
Universitas Sumatera Utara
33 3.
Motivasi GKPI : GKPI
sebagai tubuh Kristus termotivasi dari kerinduan secara berkesinambungan membarui dan meningkatkan diri melayani Allah di
tengah masyarakat yang majemuk. Di dalam dan melalui seluruh program dan pelaksanaan tugas panggilannya, GKPI terus menerus didorong untuk semakin
memahami, menghayati dan melaksanakan kehendak Allah sesuai dengan Firman-Nya maupun melalui berbagai kenyataan konkret di tengah dunia pada
masa kini. Berikut daftar nama pemimpin Bishop dan Sekjen GKPI :
Tabel 4.1 Daftar Pemimpin GKPI Bishop dan Sekjen Tahun Periode
Bioshop Sekjen
1964-1988 Pdt.Dr. Andar Lumbantobing
Pdt. Dr. Sutan M. Hutagalung
1988-1993 Pdt. R.M.G. Marbun
Pdt. O. Siahaan 1993-1998
Pdt. R.M.G. Marbun Pdt. M.S.E. Simorangkir
1998-2000 Pdt. C. W. Panjaitan
Pdt. S.P. Hutagalung 2000-2005
Pdt. G.O.P. Manurung Pdt. S.P. Hutagalung
2005-2010 Pdt. Mangisi S.E Simorangkir
Pdt. Maurids Simamora 2010-2015
Pdt. Patut Sipahutar Pdt. Oloan Pasaribu
2015-2020 Pdt. Oloan Pasaribu, M.Th
Pdt. Ro Sininta Hutabarat, M.Th
4.1.2 Sejarah Singkat GKPI Padang Bulan