71 Awalnya suka baju baju distro ya karena nge band dulu. Pas
SMA kan lagi booming kali kaos distro yang dibuat band band itu. Nah jadi kalo mau perform, agak bangga aja kalo pake
baju yang sama dipake idola kita itu. Jadi beberapa barang ku pun ya emang dari merk band itu. Dulu kalo gak punya kaus
merk itu kek agak kurang greget aja. Jadi kalo udah make kaus itu ada kebanggaan tersendiri lah, disamping harganya
lumayan, orang jadi tau kalo kita itu punya selera musik yang itu. Kebetulan kan gak cuma kaus aja dibuat, ada sepatu,
celana, tas, sama gelang juga. Kalo ngedengar lagu atau entah kegiatan lain ya sebenarnya sedikit ngikutin idolaku tadi itu.
Denny Siahaan
Sementara itu, Mita yang cukup rajin membeli busana ala korea di toko online memiliki sifat yang cukup konsumerisme karena kecintaannya pada hal-hal
yang berbau korea. Ya lumayan sering sih. Gak rutin, cuma sekali beli langsung
lumayan banyak, karena hemat ongkos kirim juga. Aku ada juga beberapa toko langganan ku di tokopedia, jadi terpercaya
aja, dan emang sesuai ama difoto. Awalnya ya karena dari kawan-kawan juga sesama penyuka drama korea, jadi ikutan
suka lah. Susah ngilangin kebiasaan belinya karena udah kebiasaan. Kek udah jadi kegiatan wajib gitu. Kalo dibilang
boros, enggak juga sih, karena aku hemat-hemat uang juga biar bisa beli itu. Nah karena emang udah lumayan banyak
dress korea punyaku, jadi sayang aja kalo ga kepake di gantung gitu, jadi dipake aja ke gereja juga.” Mita
4.3.3 Gereja Bisa Menjadi Tempat Mencari Pasangan
Beberapa informan seperti Denny, Ibu Alida, dan Pendeta Lofti berpendapat bahwa Gereja GKPI Padang Bulan sering dikatakan menjadi tempat
mencari pasangan bagi jemaat-jemaat muda. Ibu Alida juga berpendapat bahwa alasan mencari jodoh bisa menjadi alasan utama jemaat berpenamipilan
semaksimal dan semenarik mungkin untuk mengundang perhatian jemaat lain.
Universitas Sumatera Utara
72 Sekarang kita jujur-jujur aja. Kita pun taunya kan kita-kita ini
juga maunya cari jodoh di gereja kan. Jadi wajarlah kita berpenampilan semaksimal mungkin. Akupun gitunya awalnya,
berpakaian semaksimal mungkin ya biar pede juga kalo kenalan sama cewe. Tapi udah gak lagi lah karena udah
ketemu kan. Kalo gak nyari jodoh pun, kita pasti senangnya kalo dilihat cantik atau ganteng dan jadi pusat perhatian, tapi
dalam artian positif ini ya. Banyak juga nya kawanku kenalan ama cewe di gereja ini. Denny
Bisa jadi kan jemaat-jemaat ini sekalian nyari jodoh disini. Akupun pernahnya kenalan sama jemaat disini yang nikah
karena ketemu awalnya di gereja ini. Karena emang banyak kali jemaat disini, ya jadi lumayan banyak juga yang nyari
pacar disini. Ntah karena itunya sebagian jemaat ini berpenampilan total ataupun berpakaian seksi, kan bisa jadi.
Namanya juga usaha. Ibu Alida Siburian
4.3.4 Pengkategorian Busana Seksi atau Terbuka Menurut Pendapat Informan
Jika pada masa lampau busana merupakan hal yang fungsional, maka kini penekanannya lebih pada penampilan, identitas dan kebutuhan yang bersifat
psikologis. Dengan memakai busana tertentu orang berharap suatu pengakuan, eksistensi, aktualisasi diri dalam suatu kelompok. Menurut Davis dalam bukunya
Visual Design in Dress, orang mengharapkan pengakuan dari orang lain melalui busana yang dipakainya, seperti bila seseorang berpakaian dengan model terbuka,
maka akan memberikan kesan tak sopan atau sensual. Tabel 4.5 Kategori Busana Seksi atau Terbuka Menurut Pendapat Informan
No Nama
Jenis Kelamin Busana Seksi
Pria Busana Seksi
Wanita
1. Mita Nainggolan
Perempuan Kaus Kemeja
Celana ketat, Kaus berkerah rendah
Kaus Kemeja Celana ketat,
Kaus tanpa lengan, Rok mini
diatas lutut 2.
Dirwan Laki-laki
Kaus Kemeja Kaus tanpa
Universitas Sumatera Utara
73 Celana ketat
lengan, Kaus Kemeja
transparan, Rok mini diatas lutut
3. Erniwati
Perempuan Kaus Kemeja
Celana ketat, Kaus berkerah rendah
Kaus Kemeja Celana ketat,
Kaus tanpa lengan, Rok mini
diatas lutut 4.
Denny Siahaan Laki-laki
Kaus Kemeja Celana ketat, Kaus
berkerah rendah Kaus Kemeja
Celana ketat, Kaus tanpa
lengan, Rok mini diatas lutut
5. Fitri Simamora
Perempuan Kaus Kemeja
Celana ketat, Kaus berkerah rendah
Kaus Kemeja Celana ketat,
Kaus tanpa lengan, Rok mini
diatas lutut 6.
Hendra Panjatian Laki-laki
Kaus Kemeja Celana ketat, Kaus
berkerah rendah Kaus Kemeja
Celana ketat, Kaus tanpa
lengan, Rok mini diatas lutut
7. Ibu Pakpahan
Perempuan Kaus Kemeja
Celana ketat Kaus Kemeja
Celana ketat, Kaus tanpa
lengan, Rok mini diatas lutut,
Kebaya ketat dan transparan yang
cukup lebar 8.
Bapak Sitorus Laki-laki
Kaus Kemeja Celana ketat
Kaus Celana ketat, Kaus tanpa
lengan, Rok mini diatas lutut,
Kebaya ketat dan transparan yang
cukup lebar
9. Yohanna
Perempuan Kaus Kemeja
Celana ketat Kaus Kemeja
Celana ketat, Kaus tanpa
Universitas Sumatera Utara
74 lengan, Rok mini
diatas lutut 10.
Alida Siburian Perempuan
Kaus Kemeja Celana ketat
Kaus Kemeja Celana ketat,
Kaus tanpa lengan, Rok mini
diatas lutut 11.
Pdt. Lofti Leader Sihotang
Laki-laki Kaus Kemeja
Celana ketat Kaus Kemeja
Celana ketat, Kaus tanpa
lengan, Rok mini diatas lutut
4.3.5 Sikap yang Ditunjukkan terhadap Pengguna Busana Seksi atau
Terbuka
Berpakaian dilakukan oleh manusia disebabkan oleh beberapa alasan yang berbeda. Bagi mereka yang menganut moralis berpendapat bahwa pakaian
diperlukan manusia untuk menutupi tubuhnya dari pandangan orang lain, namun bagian-bagian tubuh mana yang harus ditutup, berbeda bagi setiap manusia pada
budaya yang berbeda. Dalam buku The Second Skin, disebutkan tujuan busana dari sudut
pandang sosiologi bahwa busana berkaitan dengan sikap dan tingkah laku manusia, yang juga merupakan perlambang dari peran seseorang dan status
sosialnya. Didalamnya terkandung penghargaan terhadap pengakuan, pembenaran dan identifikasi pemakai.
Berdasarkan hasil wawancara mendalam kepada informan penelitian menunjukkan bahwa setiap jemaat memiliki pandangannya sendiri terhadap gaya
berbusana seseorang saat beribadah di Gereja. Beberapa informan tidak keberatan dan tidak mau mempermasalahkan gaya berbusana jemaat lainnya, termasuk
busana seksi karena kategori seksi setiap orang berbeda-beda. Namun ada juga
Universitas Sumatera Utara
75 beberapa jemaat yang cukup keberatan dengan penggunaan busana seksi di gereja
dengan alasan-alasan tertentu.
Beberapa informan seperti Hendra, Denny, Dirwan, Ibu Alida, Mita, dan Pendeta Lofti berpendapat bahwa setiap jemaat tidak perlu mempermasalahkan
busana seseorang walaupun jika menurutnya seksi. Para informan berpendapat setiap orang memiliki hak dan kebebasan dalam memilih busananya termasuk
busana ketika melakukan ibadah. Informan tidak terlalu terganggu dengan busana seksi jemaat lain dan tetap melaksanakan ibadah nya sendiri. Para informan
berpendapat bahwa tujuan dari ibadah itu sendirilah yang terpenting. Berikut
adalah kutipan dari pernyataan informan
Ya tiap orang pasti pengen tampil cantik atau ganteng. Kapan pun itu atau dimana pun. Ya termasuk di gereja. Wajar aja lah
orang berpenampilan semenarik mungkin agar setidaknya enak dilihat. Kalo soal busana seksi, tiap orang kan bebas -
bebas aja. Toh standar seksi tiap orang beda juga. Belum tentu juga orang yang berpenampilan seksi itu murahan. Intinya
jangan liat orang dari penampilan lah, fokus ibadah aja Denny
Soal busana ini terkadang dilema juga. Kalo saya pribadi gak terlalu mempermasalahkan, tapi terkadang banyak juga orang
lain yang mempermasalahkan. Selama saya menjadi pendeta dan melayani di beberapa tempat, yang saya pelajari kalau
busana itu tidak ada patokan atau standar tertentu nya. Jadi jemaat hanya perlu fokus melaksanakan ibadahnya. Untuk
urusan busana, biarkan jemaat sendiri yang memilih. Intinya jemaat itu jangan menjadi batu sandungan bagi jemaat lainnya
Pendeta Lofti Informan yang bernama Mita sangat menyukai busana korea yang sering
dianggap beberapa orang seksi. Informan Mita merasa bahwa busana korea sangat enak dilihat dan nyaman dipakai, khususnya di Kota Medan yang bercuaca panas.
Begitu pula dengan informan Hendra dan Denny yang cukup sering mengenakan
Universitas Sumatera Utara
76 kaus ketika melakukan ibadah. Beberapa jemaat menganggap bahwa mengenakan
kaus ketika melakukan ibadah terkesan tidak sopan, namun baik Hendra dan Denny merasa nyaman ketika mengenakan kaus karena cuaca Medan yang
tergolong panas. Bahkan informan Denny kurang nyaman mengenakan pakaian formal dan hanya memiliki sedikit pakaian formal yang biasanya dipakai ketika
pada saat tertentu saja. Berikut adalah kutipan dari pernyataan informan Kalo sikap aku ya biasa aja. Toh aku juga sering pake pakaian
korea yang beberapa orang ngeliatnya seksi. Ya kalo menurutku emang seksi, tapi nyaman – nyaman aja dipake.
Busana ala korea itu enak aja dipandang, nyaman juga dipake, jadi kenapa harus dipermasalahkan coba? Kalo orang lain
pake busana seksi pun aku gak terlalu ambil pusing, itu emang udah hak dia. Kita urus diri sendiri aja dan fokus ibadah,
jangan membicarakan orang lain Mita Aku ya biasa – biasa aja kalo liat orang pake busana seksi.
Ngapain juga ngurusin busana orang kan? Mau dia pake busana gimana pun, itu hak jemaat itu lah. Toh gadak juga nya
aturan nya. Kalo dibilang ga sopan, masalahnya standar sopan orang itu beda – beda pasti. Aku aja yang sering pake
kaus ke Gereja kadang dibilang ga sopan sama kawan atau orang lain. Padahal kan karena emang nyaman aja. Aku pun
ngerasa aku cocoknya pake kaus dari pada pake kemeja. Kemeja ku pun dikit kali. Jadi mendingan kupake aja semua
kaus distro koleksi ku ini biar ga cuma jadi pajangan di rumah Denny
Budaya yang mengantar setiap kelompok masyarakat dalam bertindak,
bersikap, mengelola kehidupannya, mengatur mana yang boleh dan mana yang tidak boleh, yang layak dan tidak layak, berlaku pada cara manusia berbusana, dan
modesty kesopanan tidak sama dan tidak universal bagi setiap budaya. Beberapa informan seperti Bapak Sitorus, Ibu Pakpahan, Yohana,
Erniwati, dan Fitria berpendapat bahwa jemaat sebaiknya membedakan gaya
Universitas Sumatera Utara
77 berbusana dikehidupan sehari-hari dengan gaya berbusana di gereja. Para
informan berpendapat bahwa jemaat hendaknya mengenakan busana formal yang sopan agar tidak menjadi pembicaraan bagi orang lain. Menurut para informan,
jemaat harusnya lebih berhati-hati dalam memilih gaya busana ketika beribadah karena akan sangat erat kaitannya dengan etika di masyarakat. Berikut adalah
kutipan dari pernyataan informan Ya namanya beribadah ya harus sopan lah. Kalo aku ya agak
risih aja kalo liat cewek atau cowok pake busana seksi. Apalagi kalo liat ibadah malam nya. Udah kayak bukan mau
ibadah lagi. Jemaat ya harusnya membedakan antara busana sehari – hari sama busana beribadah. Kalo pake busana seksi,
otomatis nanti orang tersebut dibicarakan orang lain yang nantinya jemaat jadi ga fokus ibadah Fitri
Walaupun memiliki perbedaan pendapat tentang kategori dan penggunaan busana seksi, sebagian besar informan yang diwawancarai tidak pernah menegur
jemaat lain tentang masalah busana, termasuk jemaat yang menurut mereka menggunakan busana seksi. Hanya Ibu Alida dan Pendeta Lofti saja yang pernah
menegur karena mereka mengenal jemaat yang mereka tegur tersebut. 4.3.6 Sikap yang Ditunjukkan terhadap Kebijakan Aturan Berbusana di
Gereja
Berbusana adalah bagian dari proses komunikasi non-verbal melalui simbol-simbol. Simbol-simbol tersebut berupa penanda ataupun petanda yang
memungkinkan orang lain untuk menentukan status seseorang. Simbol-simbol tersebut hadir melalui interaksi yang dapat diterima oleh sebuah komunitas
tergantung pada luasnya jaringan simbol-simbol, dimana simbol tersebut mempunyai makna yang umum dan disepakati bersama dalam sebuah budaya.
Universitas Sumatera Utara
78 Tren busana jemaat yang semakin beragam mengakibatkan perbedaan
pendapat di antara sesama jemaat. Hal ini juga turut menjadi perhatian pihak Gereja di berbagai lokasi. Bahkan beberapa gereja di Pulau Jawa telah
menetapkan aturan berbusana ketika melakukan ibadah. Peneliti juga menanyakan pendapat kepada para informan mengenai aturan berbusana tersebut.
Sikap yang ditunjukkan jika ada aturan mengenai busana saat beribadah di Gereja juga merupakan salah satu aspek yang diteliti pada penelitian ini.
Sebagai hasilnya, beberapa informan yang tidak keberatan dan tidak mau mempermasalahkan gaya berbusana jemaat lainnya cenderung kurang setuju
tentang aturan berbusana ketika beribadah. Sebagian besar informan beralasan bahwa peraturan tersebut nantinya malah bisa menjadi bahan pembicaraan jemaat
dan bisa saja memberatkan jemaat tertentu. Beberapa informan seperti Hendra, Denny, Dirwan, Ibu Alida, Mita, dan
Pendeta Lofti berpendapat bahwa aturan berbusana tidak perlu dilakukan. Para informan berpendapat setiap jemaat akan terbebani dan terkesan menghakimi
jemaat berdasarkan penampilannya. Bagaimanapun juga, nita untuk melakukan ibadah merupakan hal yang terpenting bagi setiap jemaat. Berikut adalah kutipan
dari pernyataan informan Wah kalo aku sudah pasti kurang setuju. Kalo ada aturan kek
gitu, nantinya jemaat pasti terbebani. Pasti ada juga jemaat seperti aku yang kebanyakan busananya bisa dikategorikan
seksi menurut jemaat lainnya. Terus jika kebetulan busana yang tersedia siap pakai termasuk busana seksi, lantas aku gak
gereja? Ya gak juga kan. Toh busana korea kebanyakan nyaman dipake di kota Medan yang panas. Makanya peraturan
itu nantinya akan membebani jemaat di gereja ini. Biarkan aja jemaat yang memutuskan pilihan busananya. Udah dewasanya
jemaat ini dalam bertindak Mita
Universitas Sumatera Utara
79 Menurut Ibu Alida Siburian dan Bapak Pendeta Lofti, pihak gereja
sempat membahas aturan berbusana beribadah tersebut karena beberapa jemaat dan warga sekitar sudah cukup sering membicarakan masalah ini. Namun pada
akhirnya, sebagian besar dari pihak gereja kurang setuju karenan nantinya bisa membebani jemaat dan menjadi masalah baru bagi gereja. Bahkan menurut Ibu
Alida, jemaat sudah mulai dewasa dan tidak terlalu mempermasalahkan busana antara sesama jemaat lagi, terbukti dari tidak adanya tindakan asusila yang
dilakukan oleh jemaat dan warga sekitar. Berikut adalah kutipan dari pernyataan informan
Kalo soal aturan, memang pernah dibicarakan dari dulu. Bahkan dengan Pendeta Samosir yang sebelumnya sempat
dibicarakan sedikit. Namun kebanyakan memang kurang setuju aja jika sampai dibuat aturan di GKPI Padang Bulan ini.
Nantinya aturan itu bisa mengekang jemaat dan malah terkesan mengusir jemaat tertentu. Jadi sampe sekarang pun
ya kita percaya jemaat sudah dewasa lah dalam bertindak termasuk berbusana. Kalo sampe sekarang sih belum ada
tindak asusila di gereja ini. Ya jemaat memang beberapa berpakaian seksi. Namun dia pasti memiliki alasannya sendiri,
ya termasuk cari jodoh tadi. Jadi ga perlu lah dibuat aturan berbusana di gereja ini Ibu Alida
Selain itu, informa Hendri, Denny, Mita yang sangat menyukai busana korea sangat keberatan jika nantinya GKPI Padang Bulan menerapkan aturan
busana ketika melakukan ibadah. Alasannya karena informan hanya memiliki sedikit busana formal untuk dipakai beribadah. Informan Mita merasa bahwa
busana korea sangat enak dilihat dan nyaman dipakai, khususnya di Kota Medan yang bercuaca panas. Begitu pula dengan informan Hendra dan Denny yang
Universitas Sumatera Utara
80 cukup sering mengenakan kaus ketika melakukan ibadah. Beberapa jemaat
menganggap bahwa mengenakan kaus ketika melakukan ibadah terkesan tidak sopan, namun baik Hendra dan Denny merasa nyaman ketika mengenakan kaus
karena cuaca Medan yang tergolong panas. Bahkan informan Denny kurang nyaman mengenakan pakaian formal dan hanya memiliki sedikit pakaian formal
yang biasanya dipakai ketika pada saat tertentu saja. Namun tiap jemaat memiliki pandangan tersendiri mengenai aturan
berbusana. Beberapa informan seperti Bapak Sitorus, Ibu Pakpahan, Yohana, Erniwati, dan Fitria berpendapat bahwa ada baiknya pihak gereja meiliki aturan
mengenai kebebasan berbusana. Para informan berpendapat bahwa jemaat hendaknya mengenakan busana formal yang sopan dan harus patuh kepada aturan
itu. Menurut para informan, jemaat harusnya lebih jeli dan dewasa dalam memilih gaya busana ketika melakukan ibadah. Berikut adalah kutipan dari pernyataan
informan Ya kalo soal aturan memang udah perlu itu. Karena emang
terkadang busana jemaat di gereja udah jauh dari kata sopan. Yang namanya beribadah udah pasti harus pantas lah. Aturan
itu juga nantinya membiasakan jemaat dalam berbusana sopan di semua aktivitasnya Bapak Sitorus
Para informan berpendapat bahwa aturan berbusana nantinya akan
membentuk pribadi jemaat yang disiplin dan bersahaja. Peraturan ini juga nantinya secara tidak langsung akan membiasakan jemaat mengenakan busana
sopan dan tentunya mencegah masalah yang nantinya akan ditimbulkan oleh tren busana jemaat. Hal ini juga membentuk pribadi anak-anak agar lebih beretika dan
sesuai dengan nilai-nilai yang diajarkan. Beberapa informan berpendapat bahwa
Universitas Sumatera Utara
81 sulit menemukan solusi lain untuk membentuk pribadi jemaat yang sopan santun.
Oleh karena itu, beberapa jemaat maupun masyarakat berpendapat bahwa aturan berbusana bisa jadi merupakan solusi yang cukup tepat dalam menanggapi tren
busana jemaat GKPI Padang Bulan, Medan.
Universitas Sumatera Utara
82
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berpakaian dilakukan oleh manusia disebabkan oleh beberapa alasan yang berbeda. Bagi mereka yang menganut moralis berpendapat bahwa pakaian
diperlukan manusia untuk menutupi tubuhnya dari pandangan orang lain, namun bagian-bagian tubuh mana yang harus ditutup, berbeda bagi setiap manusia pada
budaya yang berbeda. Budaya yang mengantar setiap kelompok masyarakat dalam bertindak, bersikap, mengelola kehidupannya, mengatur mana yang boleh dan
mana yang tidak boleh, yang layak dan tidak layak, berlaku pada cara manusia berbusana, dan modesty kesopanan tidak sama dan tidak universal bagi setiap
budaya. Kesimpulan yang dapat ditarik pada penelitian ini adalah bahwa bahwa
setiap jemaat memiliki pandangan dan alasannya sendiri terhadap gaya berbusana tertentu saat beribadah di Gereja. Beberapa informan tidak keberatan dan tidak
mau mempermasalahkan gaya berbusana jemaat lainnya, meskipun busana tidak formal karena pengaruh tren busana saat ini. Para informan berpendapat setiap
orang memiliki hak dan kebebasan dalam memilih busananya termasuk busana ketika melakukan ibadah. Banyak faktor yang mendasari dari tindakan jemaat
tersebut, antara lain kebiasaan, selera, gaya hidup, dan juga konsumerisme, maupun faktor-faktor lainnya. Diatas itu semua, para informan berpendapat bahwa
tujuan dari ibadah itu sendirilah yang terpenting.
Universitas Sumatera Utara