BAB 4 HASIL PENELITIAN
Penelitian mengenai ‘‘Zona Hambat Ekstrak Daun Sirih Merah Terhadap Staphylococcus aureus
dan Candida albicans diisolasi dari denture Stomatitis. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah biakan Staphylococcus aureus
dan Candida albicans yang diisolasi dari pasien denture stomatitis. Adapun jumlah sampel pada penelitian ini yaitu masing-masing satu biakan. Sampel Staphylococcus
aureus dan Candida albicans dari pasien denture stomatitis yang ada di Medan.
Penderita DS merupakan pengunjung Instalasi Penyakit Mulut RSGMP FKG USU, dan dibawa ke Departemen Biologi Oral FKG USU untuk dilakukan
pengambilan data dengan menggunakan lembar kuesioner. Penderita yang berhasil diambil datanya berjumlah dua orang. Dari lembar kuesioner, diperoleh data
penderita berupa usia kronologis penderita pada penelitian ini adalah 50-70 tahun dengan jenis kelamin perempuan, lama pemakaian gigi tiruan 2-3 tahun, frekuensi
membuka gigi tiruan 1 kali sehari, dan tipe DS yang diderita yaitu Newton’s type II
dan Newton’s type III. Penderita yang memenuhi kriteria dilakukan isolasi pada
daerah yang terkena DS. Hasil isolasi tersebut kemudian dibawa ke Laboratorium Mikrobiologi FK USU untuk identifikasi bakteri Staphylococcus aureus dan fungi
Candida albicans .
Identifikasi bakteri dan jamur dilakukan penanaman pada media Blood agar diinkubasi pada inkubator selama 24 jam pada suhu 37
o
C. Sehingga dihasilkan Staphylococcus sp
dan Candida sp. Kemudian Staphylococcus sp ditanam pada media Mannitol Salt Agar MSA untuk melihat Staphylococcus aureus dan Candida
sp ditanam pada media Saboroud Dextrosa Agar SDA kemudian ditanam kemedia
Corn Meal Agar untuk memastikan Candida albicans dilihat dibawah mikroskop.
Hasil penanaman disimpan dalam inkubator selama 24 jam untuk Staphylococcus aureus
dan 48 jam untuk Candida albicans pada suhu 37
o
C.
Universitas Sumatera Utara
Setelah proses ekstraksi didapat ekstrak daun sirih merah dengan konsentrasi 100, dilakukan pengenceran dengan akuabides maka setiap tabung diperoleh
ekstrak dengan konsentrasi 50, 25, 12,5, dan 6,25 dan dimasukkan disc kosong pada masing-masing tabung. Kemudian siapkan 4 piring petri yang berisi
MHA ditambahkan suspensi Staphylococcus aureus dan 4 piring petri yang berisi MHA ditambahkan suspensi Candida albicans. Kemudian disc dari masing-masing
konsentrasi dikeluarkan dan diletakkan pada petri yang sudah diberi tanda konsentrasi tersebut, selanjutnya diinkubasi dalam inkubator selama 24 jam pada suhu 37°C,
dilakukan pengamatan ada atau tidaknya zona bening pada semua piring petri yang berisi bahan uji. Penelitian ini dilakukan pengulangan sebanyak empat kali.
Gambar 12. A Percobaan pada Staphylococcus aureus dan B Percobaan pada Candida albicans
Tabel 1. Rata-rata diameter zona hambat ekstrak daun sirih merah terhadap Staphylococcus aureus dan Candida albicans diisolasi dari denture stomatitis
mm
Percobaan Konsentrasi
6,25 12,5
25 50
Staphylococcus aureus 10,25mm 13,63mm
16,75mm Candida albicans
8,63mm 14,13mm
17,25mm Zona bening
zona hambat
A B
Universitas Sumatera Utara
Terbentuknya zona hambat di sekitar koloni bakteri menunjukkan adanya penghambatan pertumbuhan bakteri. Zona hambat dinyatakan dalam milimeter mm
yang diukur dari diameter horizontal ditambah diameter vertikal kemudian dibagi dua. Semakin luas diameter zona hambat menunjukkan semakin tinggi aktivitas
antibakteri dan antifungi daun sirih merah. Dari tabel 1 menunjukkan bahwa ekstrak daun sirih merah 6,25 memperlihatkan tidak ada zona hambat pada uji
Staphylococcus aureus dan Candida albicans, karena semakin rendah konsentrasi
semakin kecil zona hambat dam pada konsentrasi 6,25 bakteri sudah terhambat pertumbuhannya sehingga tidak dapat dihitung zona hambatnya, sedangkan ekstrak
daun sirih merah 12,5, 25 dan 50 dijumpai adanya zona hambat yang terbentuk pada keempat pengulangan. Rata-rata diameter zona hambat dari masing-masing
ekstrak daun sirih merah 12,5, 25 dan 50 pada uju Staphylococcus aureus adalah 10,25 mm, 13,63 mm dan 16,75 mm. Sedangkan pada uji Candida albicans
mempunyai rata-rata diameter zona hambat masing-masing adalah 8,63 mm, 14,13 mm dan 17,25 mm. Semakin tinggi konsentrasi semakin besar zona hambat.
Tabel 2. Perbedaan zona hambat ekstrak daun sirih merah terhadap
Staphylococcus aureus dan Candida albicans diisolasi dari denture stomatitis
Konsentrasi Percobaan
N X ± SD mm
P 6,25
Staphylococcus aureus Candida albicans
4 4
0,00 ± 0,000 0,00 ± 0,000
12,5 Staphylococcus aureus
Candida albicans 4
4 10,25 ± 0,288
8,63 ± 0,750 0,007
25 Staphylococcus aureus
Candida albicans 4
4 13,63 ± 0,250
14,13 ± 0,479 0,114
50 Staphylococcus aureus
Candida albicans 4
4 16,75 ± 0,288
17,25 ± 0,288 0,050
Terdapat perbedaan yang signifikan pada p0,05
Universitas Sumatera Utara
Hasil uji T-independent pada tabel 2 untuk konsentrasi 12,5 diperoleh nilai p = 0,007 p 0,05 yang menunjukkan adanya perbedaan rata-rata diameter zona
hambat yang signifikan antara bakteri Staphylococcus aureus dan jamur Candida albicans
. Pada konsentrasi 25 diperoleh nilai p = 0, 114 p 0,05 yang menunjukkan tidak terdapat perbedaan rata-rata diameter zona hambat yang
signifikan antara bakteri Staphylococcus aureus dan jamur Candida albicans. Sedangkan pada konsentrasi 50 diperoleh nilai p = 0,05 p = 0,05.
Tabel 3. Hasil uji komparasi ganda LSD Staphylococcus aureus Konsentrasi
Perbandingan Konsentrasi
P 6,25
12,5
25
50 12,5
25 50
6,25 25
50 6,25
12,5 50
6,25 12,5
25 0,000
0,000 0,000
0,000 0,000
0,000 0,000
0,000 0,000
0,000 0,000
0,000
Terdapat perbedaan yang signifikan pada p0,05
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4. Hasil uji komparasi ganda LSD Candida albicans Konsentrasi
Perbandingan Konsentrasi
P 6,25
12,5
25
50 12,5
25 50
6,25 25
50 6,25
12,5 50
6,25 12,5
25 0,000
0,000 0,000
0,000 0,000
0,000 0,000
0,000 0,000
0,000 0,000
0,000
Terdapat perbedaan yang signifikan pada p0,05
Tabel 3 dan 4 menunjukkan bahwa ekstrak daun sirih merah dengan konsentrasi 6,25 terhadap 12,5, 25 dan 50 terdapat perbedaan yang signifikan
p0,05 dengan nilai 0,000. Ekstrak daun sirih konsentrasi 12,5 terhadap 6,25, 25 dan 50 terdapat perbedaan yang signifikan p0,05 dengan nilai 0,000,
selanjutnya dengan konsentrasi 25 terhadap 6,25, 12,5 dan 50 serta konsentrasi 50 terhadap 6,25, 12,5 dan 25 terdapat perbedaan yang signifikan
p0,05 dengan nilai 0,000.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN