mempengaruhi kinerja tim atau kelompok kerja dan pada akhirnya mempengaruhi kinerja organisasi.
Organisasi yang sukses membutuhkan karyawan yang akan melakukan lebih dari sekedar tugas formal mereka dan mau memberikan
kinerja yang melebihi harapan. Dalam dunia kerja yang dinamis seperti saat ini dimana tugas makin sering dikerjakan dalam tim, fleksibilitas
sangatlah penting. Organisasi menginginkan karyawan yang bersedia melakukan tugas yang tidak tercantum dalam deskripsi pekerjaan mereka.
Menurut Robbins dan Judge 2009, fakta menunjukkan bahwa organisasi yang mempunyai karyawan yang memiliki OCB yang baik, akan
memiliki kinerja yang lebih baik dari organisasi lain. OCB juga sering diartikan sebagai perilaku yang melebihi kewajiban formal ekstra-role
yang tidak berhubungan dengan kompensasi langsung. Artinya seseorang yang memiliki OCB tinggi tidak akan dibayar dalam bentuk uang atau
bonus tertentu, namun OCB lebih kepada perilaku sosial dari masing- masing individu untuk bekerja melebihi apa yang diharapkan seperti
membantu rekan disaat jam istirahat dengan sukarela adalah salah satu contohnya
2.4.2 Dimensi OCB
Dimensi yang paling sering digunakan untuk mengkonseptualisasi OCB adalah dimensi-dimensi yang dikembangkan oleh
Organ et al 2006 yaitu: 1. Altruisme : perilaku pegawai dalam menolong rekan kerjanya yang
mengalami kesulitan dalam situasi yang sedang dihadapi baik mengenai tugas dalam organisasi maupun masalah pribadi orang lain.
2. Conscientiousness: perilaku yang ditunjukkan dengan berusaha melebihi yang diharapkan perusahaan. Perilaku sukarela yang bukan
merupakan kewajiban atau tugas pegawai. 3. Civic virtue: perilaku yang mengindikasikan tanggung jawab pada
kehidupan organisasi mengikuti perubahan dalam organisasi, mengambil inisiatif untuk merekomendasikan bagaimana operasi
atau prosedurprosedur organisasi dapat diperbaiki, dan melindungi sumber-sumber
yang dimiliki
organisasi, mengarah
pada tanggungjawab yang diberikan organisasi kepada seseorang untuk
meningkatkan kualitas bidang pekerjaan yang ditekuni. 4. Courtesy: perilaku yang bersifat menjaga hubungan baik dengan
rekan kerjanya agar terhindar dari masalah interpersonal. Seseorang
yang memiliki dimensi ini adalah orang yang menghargai dan memperhatikan orang lain.
5. Sportmanships: perilaku yang memberikan toleransi terhadap keadaan yang kurang ideal dalam organisasi tanpa mengajukan
keberatan-keberatan. Seseorang yang mempunyai sportmanship tinggi akan meningkatkan iklim yang positif di antara pegawai,
pegawai akan lebih sopan dan bekerjasama dengan yang lain sehingga akan menciptakan lingkungan kerja yang lebih
menyenangkan.
2.4.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi OCB
Dalam studi yang mengintegrasikan 3 teori yang mempengaruhi OCB karyawan, yaitu teori atribusi, pertukaran sosial dan kepribadian
evaluasi diri, Ariani 2008 dalam Ahdiayan 2011 mengemukakan bahwa motif organisasi dan kepribadian evaluasi diri merupakan faktor inti yang
dapat mendorong OCB anggota organisasi secara individual. Sedangkan Spector 1997, dalam Robbins dan Judge 2009 mengemukakan bahwa
kepuasan terhadap kualitas kehidupan kerja adalah penentu utama OCB dari seorang karyawan. Organ 1995 dan Sloat 1999 dalam Ahdiyana 2015,
mengemukakan beberapa faktor yang mempengaruhi OCB sebagai berikut: