14 Karakteristik briket arang yang terbuat dari Tandan Kosong Kelapa
Sawit TKKS dan cangkang sawit sangat berbeda. Briket arang TKKS memiliki kadar abu yang lebih tinggi, sedangkan kadar kalor dan karbon
terikatnya lebih rendah. Ditinjau dari segi kalor, kedua briket arang tersebut telah memenuhi Standar Nasional Indonesia SNI untuk briket arang kayu
yaitu minimal 5000 kalorigram. Tabel 2.2 Kandungan proksimat briket dari tandan kelapa sawit dan cangkang
kelapa sawit Lit: 22
Karakteristik Briket Arang Tandan
Kosong Kelapa Sawit Briket Arang Cangkang
Kelapa Sawit
Kadar air, 9,77
8,47 Kadar abu,
17,15 9,65
Kadar yang menguap, 29,03
21,10 Karbon aktif murni,
53,82 69,25
Nilai kalor, kalg 5578
6600 Sumber: Nugraha dan Rahmat, 2008
2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Pelet
2.4.1 Lama Penyalaan Pelet
Kecepatan pembakaran dipengaruhi oleh struktur bahan, kandungan karbon terikat dan tingkat kepadatan bahan. Jika pelet memiliki kandungan
senyawa volatile zat yang mudah menguap yang tinggi, maka pelet akan mudah terbakar dengan kecepatan pembakaran yang tinggi Jamilatun, 2008.
2.4.2 Kadar Air
Kadar air pelet adalah perbandingan berat air yang terkandung dalam pelet dengan berat kering pelet tersebut. Kadar air berhubungan langsung
dengan nilai kalor. Kadar air tinggi mengakibatkan penurunan nilai kalor. Hal
Universitas Sumatera Utara
15 ini diakibatkan oleh panas yang dihasilkan terlebih dahulu digunakan untuk
mengeluarkan air dalam bahan bakar Gandhi, 2010. Pengeringan adalah suatu proses penurunan kadar air suatu material
sampai batas tertentu hingga dapat memperlambat laju kerusakan bahan akibat aktivitas biologis dan kimia sebelum material itu digunakan. Faktor-faktor
yang mempengaruhi kecepatan pengeringan dapat dikategorikan pada faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internalnya adalah kadar air awal material
yang akan dikeringkan, sedangkan faktor eksternal dapat berupa suhu, kelembaban dan kecepatan aliran udara pengering. Temperatur atau suhu
menyatakan kemampuan suatu benda untuk memberi atau menerima panas. Semakin tinggi suhu dan semakin rendah kelembaban udara pengering maka
semakin besar kemampuan pengeringnya. Bila suhu pengering dinaikkan maka panas yang dibutuhkan untuk penguapan air material menjadi berkurang.
Semakin tinggi udara pengering, semakin banyak uap air yang dapat dikeluarkan sebelum kejenuhan terjadi dan semakin banyak uap air yang dapat
diangkut, maka proses pengeringan akan lebih cepat Gandhi,2010. Suatu cara untuk menentukan kadar air dari material adalah metode
oven. Prosedur yang biasa adalah dengan menimbang berat sejumlah material dan menempatkan material didalam satu set oven. Prosedur ini adalah
dirancang untuk mengeluarkan seluruh kandungan air dalam sampel sama dengan berat mula-mula berat sampel akhir.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penguapan adalah : 1.
Laju pemanasan yaitu waktu yang diperlukan untuk memindahkan panas pada material.
2. Jumlah panas yang dibutuhkan untuk menguapkan tiap pound
gram air. 3.
Suhu maksimum pada material. 4.
Tekanan pada saat terjadinya penguapan. 5.
Perubahan lain yang mungkin terjadi didalam material selama proses penguapan berlangsung.
Universitas Sumatera Utara
16 Kadar air pelet diharapkan serendah mungkin agar nilai kalornya tinggi
dan mudah dinyalakan. Kadar air mempengaruhi kualitas pelet yang dihasilkan. Semakin rendah kadar air maka semakin tinggi nilai kalor dan daya
pembakarannya. Sebaliknya, kadar air yang tinggi menyebabkan nilai kalor yang dihasilkan akan menurun, karena energi yang dihasilkan banyak terserap
untuk menguapkan air Jamilatun, 2008. Perhitungan kadar air menggunakan standar ASTM D 1762-84 dengan
rumus : Kadar Air =
�1−�2 �1
100.............................................................2.1 Dimana : W1 = Berat mula-mula gr
W2 = Berat setelah dikeringkan gr
2.4.3 Nilai Kalor