20 sisa pengabuan yang umumnya berwarna putih abu-abu dan beratnya konstan
dengan selang waktu pengabuan 30 menit Sudarmadji, 1989. Perhitungan kadar abu pelet menggunakan standar ASTM D 1762-84
dengan rumus : Kadar Abu =
−
100.................................................................2.3 Dimana : A = bobot crucible + Abu
B = bobot crucible kosong C = bobot pelet
2.4.6 Kadar Karbon Terikat
Kadar karbon terikat menunjukkan jumlah zat dalam biomassa kandungan utamanya adalah karbon, hidrogen, oksigen, sulfur dan nitrogen
yang tidak terbawa dalam bentuk gas. Kandungan selulosa dalam kayu akan mempengaruhi besarnya kadar
karbon terikat dalam pelet. Semakin besar kandungan selulosa menyebabkan kadar karbon terikat semakin besar, hal ini dikarenakan komponen penyusun
selulosa adalah karbon. Kadar karbon pelet menentukan kualitas pelet. Kadar karbon terikat yang tinggi menunjukkan kualitas yang baik. Semakin tinggi
kandungan kadar karbon terikat maka nilai kalor yang dihasilkan tinggi Saputro, 2008.
Perhitungan kadar karbon terikat pelet menggunakan standar ASTM D 3172-89 dengan rumus :
Rumus : FC + VCM + KA + Kab = 100 FC = 100 - KA
– Kab – VCM.......................................2.4 Dimana = FC = Kadar Karbon Terikat
KA = Kadar Air
Universitas Sumatera Utara
21 KAB = Kadar Abu
VCM = Kadar Zat Mudah Menguap dan Terbakar
2.4.7 Laju Pembakaran Pelet
Laju pembakaran pelet adalah kecepatan pelet habis sampai menjadi abu dengan berat tertentu. Perhitungan laju pembakaran dengan menggunakan
rumus : LP =
� �
.................................................................................2.5 Dimana : LP = Laju pembakaran grdetik
W = Massa pelet gr t = Waktu sampai pelet habis detik
2.4.8 Efisiensi
Efisiensi pelet diperoleh dengan menggunakan nilai kalori pada masing-masing
perlakuan komposisi.
Perhitungan efisiensi
dengan menggunakan rumus :
η =
Qout �
....................................................................2.6
Dimana : Qout = Jumlah total energi untuk memasak air J Qin = Nilai kalor dari berat pelet yang digunakan J
Energi untuk memasak air merupakan nilai kalor atau panas yang dihasilkan pelet sampai air mendidih atau sampai suhu tertentu dengan
menggunakan rumus :
= . .
∆�
Universitas Sumatera Utara
22 Dimana : Q = Jumlah panas untuk mendidihkan air Joule
c = Panas jenis air kJkg.K m = Massa pelet kg
∆t = Kenaikan suhu C
2.4.9 Konsumsi Bahan Bakar