Kendala dalam Impelementasi Sistem AKIP Pada Dinas Kebersihan Kota Medan

muncul karena adanya ketetapan-ketetapan dan aturan baru yang harus mereka kerjakan, misalnya laporan tambahan untuk kelengkapan AKIP bahkan sampai pada masalah disiplin dan aturan jam kerja. Sama seperti pernyataan dari Bapak Ir. Surrahkan ketika ditanya bagaimana taggapan dan penerimaan pegawai Dinas Kebersihan Kota Medan terhadap pemberlakukan AKIP ini, “Tiap pegawai kan maunya beda-beda, cara kerjanya pun beda-beda, jadi respon tuk AKIP ini pun beda-beda. PNS-PNS yang rajin masuk dan rajin kerja ya dukung aja, bagus malah katanya. Nah kalo PNS yang lain menganggap ini sebagai warning lah untuk mereka. Warning dalam arti jadi satu peringatan untuk semankin hati-hati dan giat ngerjakan tugasnya. “ Jadi dapat dikatakan bahwa kecenderungan atau disposisi implementor terhadap kebijakan ini dipengaruhi juga dari motivasi dan semangat kerja mereka.

VI.2 Kendala dalam Impelementasi Sistem AKIP Pada Dinas Kebersihan Kota Medan

Implementasi kebijakan memang merupakan suatu proses yang kompleks yang juga melibatkan banyak faktor dan pihak-pihak berkaitan sehingga tahapan ini menjadi sangat krusial dan penting untuk diperhatikan. Demikian pula yang dialami oleh Dinas Kebersihan Kota Medan dalam pelaksanaan AKIP sebagai upaya membentuk instansi yang akuntabel. Jika diperhatikan dari beberapa faktor diatas yang mempengaruhi implementasi kebijakan, ada beberapa kendala yang dirasakan dalam pengimplementasian AKIP, secara khusus penyusunan LAKIP di Dinas Kebersihan Kota Medan antara lain koordinasi antar Tim LAKIP dan tiap bidang di ruang lingkup Dinas Kebersihan Kota Medan, motivasi kerja pegawai yang rendah dan keterlambatan dalam pencairan anggaran. Universitas Sumatera Utara Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa pengimplementasian AKIP melibatkan komitmen seluruh komponen dari instansi pemerintah yang bersangkutan karena merupakan kebijakan yang diterapkan sebagai bentuk pertanggungjawaban internal atau organisasional. Oleh karena itu dibutuhkan koordinasi yang baik dan pembagian tugas yang jelas untuk setiap bagiannya.Dalam penyusunan LAKIP Dinas Kebersihan Kota Medan dibutuhkan kerjasama dan inisiatif dari Tim LAKIP dengan seluruh bidang dan bagian yang ada karena diterapkan secara internal dan menyangkut kinerja dari keseluruhan komponen. Dengan kata kualitas LAKIP yang disusun ditentukan oleh Tim LAKIP dan semua individu yang melaksanakan tugasnya dalam hal merencanakan, merealisasikan dan mengevaluasi setiap program dan kegiatan. Kenyataannya pada Dinas Kebersihan Kota Medan sering tiap bidang tidak memberikan laporannya pada waktu yang telah ditetapkan sehingga pengerjaan LAKIP harus diundur dan waktunya semakin singkat membuat tim harus eksta tenaga menyelesaikannya sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan oleh Inspektorat Jendral Medan. Hal ini dikarenakan kesibukan dari masing-masing individu yang terlibat di dalamnya. Jika dilihat dari kondisi pegawai Dinas Kebersihan Kota Medan secara kuantitas dan kualitas pun masih sangat perlu untuk diperbaiki. Jumlah pegawai yang sangat besar, bahkan mencapai perbandingan 4:1 dengan beban kerja yang Universitas Sumatera Utara ada telah membentuk kebiasaan pegawai untuk malas masuk kerja., rendahnya motivasi kerja pegawai yang lebih suka mengikuti kebiasaaan tanpa inovasi apa pun dalam pemyelesaian tugasnya, ditambah lagi dengan kurangnya keterampilan khusus yang dimiliki oleh pegawai untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Selanjutnya, penyusunan LAKIP ini pun melibatkan masalah dana atau anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya yang berasal dari dana APBD. Anggaran inilah yang digunakan untuk membiayai seluruh proses pengerjaan LAKIP antara lain penyediaan ATK, biaya makan dan minum tim danbiaya duplikasi LAKIP untuk kemudian diserahkan kepada lembaga yang berwenang.Fakta yang ditemukan dilapangan menyatakan banhwa seringkali dana yang telah disepakati itu terlambat sampai kepada Tim LAKIP yang kemudian mempengaruhi kinerja dan berdampak pada penyelesaiannya juga. LAKIP yang telah disusun tersebut haruslah segera dicetak kemudian di duplikatkan untuk diserahkan kepada lembaga yang berwenang untuk mengevaluasi dan mengauditnya, antara lain Inspektoran dan BPKP. Karena keterlambatan dana, maka penyerahan hasil LAKIP pun terkendala, hingga di tahun 2012 ini LAKIP tahun 2011 Dinas Kebersihan Kota Medan harus diserahkan dalam bentuk softcopy pada Inspektorat. Sampai saat ini Pemenpan dan RB memang belum membuat aturan yang menegaskan sanksi bagi setiap instansi yang terlambat atau bahkan tidak menyerahkan LAKIP nya, sehingga menyebabkan kebijakan AKIP ini seakan tidak memiliki kakuatan kewajiban untuk segera dikerjakan, padahal keberadaan Universitas Sumatera Utara LAKIP ini pada dasarnya menjadi acuan bagi seluruh instansi pemerintah termasuk Dinas Kebersihan Kota Medan untuk semakin memperbaiki kinerjanya dalam mewujudkan visi dan memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dari hasil wawancara yang didapat oleh penulis, Inspektorat Jendral Medan pada dasarnya tetap mendampingi dan mengawasi pengerjaan LAKIP setiap SKPD di jajaran Kota Medan sejak mulai pengerjaan sampai kepada perbaikan atau revisi LAKIP. Setiap LAKIP yang dianggap tidak memenuhi persayaratan akan ditolak dan dikembalikan untuk segera diperbaiki. Untuk semakin menegaskan kembali pentingnya AKIP ini dilaksanakan oleh setiap SKPD maka Inspektorat menetapkan semacam hukuman punishment. Kepada SKPD yang terlambat meberikan LAKIP akan diberikan surat peringatan untuk segera memberikannya dan apabila tidak mengerjakan LAKIP sama sekali akan berdampak kepada pemberian sanksi yaitu dengan tidak disetujuinya anggaran kinerja pada tahun berikutnya. Dinas Kebersihan sendiri selalu berupaya memberikan LAKIP tepat pada waktunya. Informan menyatakan, dari hasil evaluasi Inspektorat Medan LAKIP Dinas Kebersihan sudah memenuhi syarat dan ketentuan yang ditetapkan dan mendapat nilai atau predikat yang baik, namun pernah juga LAKIP ini dikembalikan untuk diperbaiki karena format yang tidak sesuai. Universitas Sumatera Utara

BAB V ANALISIS DATA

Dalam bab ini penulis menyajikan analisis data, yaitu penyusunan secara sistematis data yang diperoleh dari wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkannya ke dalam unit-unit dan menyusunnnya ke dalam pola sehingga dapat dipahami baik oleh peneliti sendiri maupun orang lain sampai akhirnya melahirkan kesimpulan akan fenomena yang sedang diamati. Pada penelitian ini, penulis melihat pelaksanaan AKIP di Dinas Kebersihan Kota Medan dari 4 empat variabel yang menjadi sorotan, antara lain: komunikasi, sumber daya, struktur organisasi, serta disposisi. Variabel-variabel ini memberikan dampak yang sangat berpengaruh terhadap efektifitas suatu implementasi kebijakan publik. V.1 Implementasi Kebijakan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah AKIP Pada Dinas Kebersihan Kota Medan. Untuk pembahasan dalam penelitian ini, peneliti memakai defenisi implementasi dari George Edwards III yang mengatakan implementasi kebijakan adalah tahap yang menentukan keberhasilan pelaksanaan kebijakan diperhatikan Universitas Sumatera Utara