Ukuran Daerah Size Pengembangan Hipotesis

25

2. Jumlah SKPD

Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD merepresentasikan diferensiasi fungsional di pemerintahan Indonesia. Diferensiasi fungsional suatu daerah secara positif berhubungan dengan inovasi administratif Damanpour, 1991; Patrick, 2007. Selain itu, SKPD merupakan suatu sarana dalam berbagi ide, informasi, dan inovasi Damanpour, 1991. Setiap daerah memiliki jumlah SKPD yang berbeda. Oleh karena itu, keberadaan SKPD dalam suatu daerah, perbedaan fungsi, gagasan-gagasan, informasi, dan inovasi yang beragam dari setiap entitas di dalamnya akan memunculkan suatu pengungkapan . Semakin banyak unit kerja SKPD dalam suatu daerah, semakin banyak pula informasi, gagasan, dan inovasi yang harus diungkapkan. Sebagai konsekuensinya, akan terdapat tekanan untuk mengungkapkan sesuai dengan SAP Suhardjanto et al., 2010. Pemerintah daerah dengan jumlah SKPD lebih banyak akan lebih menerapkan pengungkapan wajib sesuai dengan SAP daripada pemerintah daerah yang memiliki jumlah SKPD yang lebih sedikit. Hal ini sejalan dengan penelitian Patrick 2007 dan Damanpour 1991 yang menunjukkan bahwa jumlah SKPD functional differentiation berpengaruh positif terhadap kepatuhan pemerintah daerah terhadap standar akuntansi pemerintahan sebagai suatu inovasi administrasi. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dikembangkan hipotesis: H 2 : terdapat pengaruh positif jumlah SKPD terhadap kepatuhan pengungkapan wajib. 26

3. Status Daerah

Status daerah merupakan variabel baru yang digunakan dalam penelitian ini. Analisis atas pengaruh statusjenis daerah dalam penelitian ini perlu untuk memberikan bukti bahwa kelengkapan pengungkapan wajib berkaitan dengan status daerah sebagai kota atau kabupaten Abdullah, 2004. Pandangan bahwa status daerah mempengaruhi kepatuhan pengungkapan dikarenakan adanya perbedaan karakteristik masyarakat dan struktur pendapatan berimplikasi pada kontrol sosial yang berbeda pula Abdullah, 2004. Masyarakat kota memiliki kontrol sosial yang lebih kuat daripada masyarakat di daerah yang berstatus kabupaten Abdullah, 2004. Dengan adanya kontrol sosial tersebut, tuntutan gencar dilakukan oleh masyarakat kepada pemerintah agar terselenggara pemerintahan yang baik sejalan dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat serta adanya pengaruh globalisasi yang menuntut adanya keterbukaan Herminingsih, 2009. Perbedaan tersebut diasumsikan dapat mempengaruhi kepatuhan pengungkapan wajib akuntansi pemerintah daerah. Berdasarkan uraian tersebut, dapat ditarik sebuah logika bahwa daerah yang berstatus “kota” akan lebih melakukan pengungkapan wajib sesuai dengan SAP. Berdasarkan logika di atas, maka dapat dikembangkan hipotesis: H 3 : terdapat pengaruh status daerah terhadap kepatuhan pengungkapan wajib.