Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja Aspek-aspek kepuasan kerja

commit to user sering absen dan melakukan kesibukan yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan yang harus dilakukan. Sedangkan karyawan yang mendapatkan kepuasan kerja biasanya mempunyai catatan kehadiran dan perputaran yang lebih baik dan berprestasi kerja lebih baik daripada karyawan yang tidak memperoleh kepuasan kerja. Dari berbagai pendapat mengenai kepuasan kerja, maka penulis berpendapat bahwa kepuasan kerja merupakan perasaan orang terhadap pekerjaannya. Perasaan orang terhadap pekerjaannya merupakan refleksi dari sikap terhadap pekerjaannya.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja

Gilmer dalam Prawitasari dkk, 2007 mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan, yang meliputi: a Perusahaan dan manajemen Perusahaan dan manajemen yang baik adalah yang mampu memberikan situasi dan kondisi kerja yang stabil. b Aspek-aspek sosial dalam pekerjaan Merupakan salah satu sikap yang sulit digambarkan tapi dipandang sebagai faktor yang menunjang puas atau tidak puas dalam bekerja. c Komunikasi Komunikasi yang lancar antara karyawan dengan pihak manajemen banyak dipakai alasan untuk menyukai jabatannya. Dalam hal ini adanya kesediaan pihak atasan untuk mau mendengar ini, memahami, dan commit to user mengakui pendapat atau prestasi karyawannya sangat berperan dalam menimbulkan rasa puas terhadap kerja. Menurut Blum dalam As’ad 2002, faktor-faktor yang memberi kepuasan kerja yaitu: a Faktor individual Meliputi kesehatan, watak dan harapan. b Faktor sosial Meliputi hubungan kekeluargaan, pandangan masyarakat, kesempatan berekreasi, kegiatan perserikan pekerja, kebebasan berpolitik dan hubungan kemasyarakatan c Faktor utama dalam pekerjaan Meliputi upah, pengawasan, ketentraman kerja, kondisi kerja, dan kesempatan untuk maju. Selain itu juga penghargaan terhadap kecakapan, hubungan sosial dalam pekerjaan, ketepatan dalam menyelesaikan konflik antar manusia, perasaan diperlakukan adil baik yang menyangkut pribadi maupun tugas. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis berpendapat bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja karyawan yaitu faktor individual dan faktor utama dalam pekerjaan.

3. Aspek-aspek kepuasan kerja

Menurut Luthan dalam Yuwono dan Khajar, 2005 menyatakan terdapat lima dimensi dari pekerjaan yang menggambarkan karakteristik terpenting dari suatu pekerjaan yang menentukan kepuasan kerja karyawan: a. Pekerjaan itu sendiri commit to user Merupakan sumber kepuasan kerja dan sebagian dari unsur yang memuaskan kerja yang paling penting yang diungkapkan oleh banyak penelitian adalah pekerjaan yang memberikan status. Pegawai cenderung lebih menyukai pekerjaan-pekerjaan yang memberi mereka kesempatan untuk menggunakan ketrampilan dan kemampuannya serta menawarkan beragam tugas, kebebasan dan umpan balik mengenai seberapa baik mereka bekerja. b. Gajiinsentif Upah yang diterima orang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sehari- hari, dan dengan melihat tingkat upah yang diterimanya orang dapat mengetahui sejauh mana manjemen menghargai kontribusi pekerjaan seseorang dalam organisasi tempat kerjanya. Pegawai banyak yang menginginkan sistem upah dan kebijakan promosi yang adil dan sesuai dengan pengharapannya. Apabila sistem upah diberlakukan secara adil yang didasarkan pada tuntutan pekerjaan, tingkat ketrampilan individu dan standar pengupahan maka kemungkinan besar akan diperoleh kepuasan kerja. c. Promosi Kesempatan berpromosi jabatan memiliki efek terhadap kepuasan kerja. Hal demikian dikarenakan promosi menggunakan beraneka cara dan memiliki penghargaan yang beragam. Kebijakan promosi yang adil dan transparan terhadap semua pegawai dapat memberi dampak pada mereka commit to user yang memperoleh kesempatan dipromosikan seperti perasaan senang, bahagia dan memperoleh kepuasan atas kerjanya. d. Supervisi Kemampuan supervisor dalam memberikan bantuan teknis dan dukungan perilaku, pada pegawai dapat menumbuhkan kepuasan kerja bagi mereka. e. Kolega kerja Dukungan rekan kerja atau kelompok kerja dapat menimbulkan kepuasan kerja bagi pegawai, karena merasa diterima dan dibantu dalam memperlancar penyelesaikan tugasnya sifat kelompok kerja akan memiliki efek terhadap kepuasan kerja. Bersama dengan rekan kerja ramah dan mendukung dapat merupakan sumber kepuasan bagi pegawai secara individu. Kelompok kerja yang bagus dapat membuat kerja lebih menyenangkan, sehingga kelompok kerja dapat menjadikan support, kesenangan, nasehat dan bantuan bagi seorang pegawai. Riggio 2003 mengatakan bahwa: Two of the most widely used standardized surveys of job satisfaction are the Minnesota Satisfaction Questionnaire MSQ and the Job Descriptive Index JDI. The Minnesota Satisfaction Questionnaire Weiss, Dawis, England Lofquist at Riggio, 2003 is a multiple item rating scale that asks workers to rate their levels of satisfactiondissatisfaction with twenty job facets, including supervisor’s competence, working conditions, compensation, task varietu, level of job responsibility, and chances for advancements. The Job Descriptive Index JDI is briefer than the MSQ, and measure satisfaction with five job facets: the job itself, supervision, pay, promotions, and coworkers Dari kutipan diatas dapat dijelaskan bahwa terdapat dua skala yang sudah standar yang digunakan untuk mengukur kepuasan kerja yaitu MSQ dan JDI. MSQ merupakan skala yang digunakan untuk mengukur commit to user kepuasanketidakpuasan kerja dengan menggunakan 20 aspek termasuk kompetensi supervisor, kondisi kerja, kompensasi, tugas, pertanggung jawaban kerja, dan ksempatan untuk maju. JDI lebih singkat dibanding MSQ, dalam mengukur kepuasan kerja, JDI menggunakan 5 aspek yaitu pekerjaan itu sendiri, supervisi, gaji, promosi dan hubungan dengan para pekerja. Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan, maka penulis berpendapat bahwa aspek-aspek kepuasan kerja meliputi pekerjaan itu sendiri, gajiinsentif, kesempatan untuk promosi, supervisi, kolega kerja,pertanggungjawaban pekerja, kondisi kerja.

B. Locus of Control Internal

Dokumen yang terkait

Pengaruh self efficacy dan iklim organisasi terhadap kepuasan kerja karyawan di PT Wijaya Karya Beton, Tbk.

3 18 146

Pengaruh Karakteristik Personal Auditor,Pengalaman Audit,Dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit

1 7 106

HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DENGAN KOMITMEN ORGANISASI Hubungan Antara Locus Of Control Internal Dengan Komitmen Organisasi.

0 2 14

HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL Hubungan Antara Locus Of Control Internal Dengan Komitmen Organisasi.

0 3 18

HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA Hubungan Antara Locus Of Control Internal dengan Minat Berwirausaha.

5 18 16

HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA Hubungan Antara Locus Of Control Internal dengan Minat Berwirausaha.

0 3 15

PENGARUH KEPUASAN KERJA, SELF EFFICACY , Pengaruh Kepuasan Kerja, Self Efficacy, Locus Of Control Terhadap Kinerja Karyawan (Study Empiris Pada PT. Batam Textile Industry Ungaran).

2 4 15

PENGARUH KEPUASAN KERJA,SELF EFFICACY , Pengaruh Kepuasan Kerja, Self Efficacy, Locus Of Control Terhadap Kinerja Karyawan (Study Empiris Pada PT. Batam Textile Industry Ungaran).

0 1 12

HUBUNGAN ANTARA ORGANIZATION-BASED SELF-ESTEEM DAN KEPUASAN KERJA DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN DEPARTEMEN SPINNING DI PT. MAHAMERU CENTRATAMA SPINNING MILLS.

0 2 44

HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DENGAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN PT. TELKOM SEMARANG YANG AKAN MENGHADAPI PENSIUN - Unika Repository

0 0 14